____________❁❁❁..˗ˏˋ ´ˎ˗..❁❁❁__________.
Nathanael Abdi Putra, pria yang menjabat menjadi pria tertampan nomor satu se-antero kampus itu terlihat berjalan terburu-buru dengan membawa map dan kamera yang selalu menggantung indah di lehernya.Setelan kaos putih polos yang ia masukan kedalam celananya dibalut dengan jaket jeans berwarna abu-abu. Ditambah dengan Topi Balenciaga yang menghiasi kepalanya. Jika di ingat ingat pria ini sangat jarang sekali memakai topi, mungkin karena untuk menutupi rambutnya yang sedikit berantakan saat ia menuju ke kampus.
Pria itu terlihat memasuki kelas sesaat setelah ia merapikan kembali penampilannya. Ia masuk tak lupa dengan senyum yang selalu terpancar indah di wajahnya
Seisi kelas bersorak atas kedatangan Nathan yang terlihat sangat tampan dengan penampilan layaknya pangeran kampus.
"Pagi pak" lirih Nathan seraya mengetuk pintu kelas lallu sedikit membungkuk menyapa pak Budi selaku dosen kelas ilmu politik.
"Eh Nathan, pantesan kelas pada rame ternyata ada kamu. Sini masuk" ujar pak Budi dengan ramah, begitupula dengan Nathan yang berjalan menghampiri meja pak Budi.
"Ada apa Nat?" Tanya Dosen Politik dengan setelan kemeja kotak-kotak itu sesaat setelah Nathan yang sudah berdiri di depannya.
"Mau nganterin laporan hasil magang anak hukum pak" jelas Nathan seraya memberikan beberapa map kepada pak Budi.
Pak Budi mengerutkan keningnya bingung, "kenapa kamu yang nganterin? Saya sudah suruh Ojin tadi"
"Oh tadi Ojin nitipin ke saya, soalnya saya mau ketemu pak Samsul jadi sekalian nganterin ini" kata Nathan seraya mengulum bibirnya sendiri.
"Oh ya sudah, terimakasih ya"
Nathan mengangguk "sama-sama pak, saya pamit dulu" katanya lalu pergi meninggalkan kelas.
Nathan berjalan melewati koridor penghubung antara gedung umum dengan gedung khusus kesiswaan, sesekali ia akan memotret apa saja yang di lewatinya. Seperti lorong yang sayup ini, dia memotret beberapa siswa yang tengah duduk di sepanjang lorong. Ia lalu tersenyum, setelah melihat seorang gadis yang tengah duduk di tangga dengan sebuah buku yang tengah ia baca.
Pria itu memotretnya kembali.
"serius amat, baca apa?" Tanya Nathan mengejutkan lalu duduk tepat di sebelah gadis itu, ia sedikit mencondongkan tubuhnya mengintip buku apa yang gadis itu baca.
Gadis itu tersentak, "Astaga!" Lalu ia mengelus dadanya karena terkejut, agaknya gadis ini memeriksa apakah jantungnya masih aman atau tidak.
Nathan mengerjapkan matanya beberapa kali melihat Gantari yang terkejut tiba-tiba menjauhkan tubuhnya memepet tembok, "ngagetin ya? Hehe, maaf"
Gantari terlihat gugup melihat wajah Nathan sedekat ini, ia lalu menggeser posisi duduknya sekarang benar benar mepet tembok, lalu ia tersenyum canggung seraya menetralkan nafasnya. Tidak mungkin juga kan dia di depan Nathan nafasnya terpenggal seperti ingin pingsan, sangat sangat tidak aestetic. Pikir Gantari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Januari dan Mahendra | Hendery✓
Fanfic[SAYA AKAN SANGAT BERTERIMA KASIH JIKA KALIAN MAU MENINGGALKAN JEJAK DI SINI.🦕] Kalo kata Mahendra harus sayang sama diri sendiri dulu, kalo masalah sayang sama dia mah belakangan. Tenang, dia tidak akan kemana-mana, kalo hilang paling lagi jajan T...