13: Pantai dan Mahendra.

69 13 2
                                    

____________❁❁❁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________❁❁❁..˗ˏˋ 'ˎ˗..❁❁❁__________

Gantari berjalan bergegas menuju ruangan pak Samsul, ia harus segera mengumpulkan tugasnya. Beruntung sekali laptop miliknya tidak mati lagi, data miliknya pun sudah sepenuhnya di pulihkan oleh Mahendra. Ada manfaatnya juga hidup berdampingan denga pria itu, walaupun terkadang memang harus ekstra sabar tapi tidak apa kini Gantari jadi tau kelebihan lain dari Mahendra yaitu penyervice komputer.

Itu patut di banggakan bukan? Karena hampir tidak pernah Gantari melihat kelebihan itu, karena menurutnya Mahendra memang penuh dengan kejutan, tidak dapat di tebak dan juga buntu.

Mahendra memang aneh dan menyebalkan namun di satu waktu dia mampu menunjukan bahwa dia juga memiliki kelebihan, dan itu benar adanya. Gantari memang tidak terlalu menyematkan apa yang menjadi daya tarik Mahendra namun pria itu paling bisa membuat hidup Gantari menjadi berwarna. Sama halnya dengan yang pernah dikatakan Mahendra, "lo gak perlu jadi yang paling berwarna, lo hidup aja itu sudah cukup. Ya walaupun kontribusi lo gak banyak dihargai sama orang, tapi itu sudah sangat keren untuk dianggap manusia."

Sesampainya di ruangan pak samsul, dia menemukan Tiyan yang tengah mendiskusikan sesuatu dengan pak Samsul. Gantari masuk dengan sopan lalu menutup kembali pintu kantor melangkah seraya merapikan penampilannya sampai ia berdiri tepat di sisi meja kantor pak Samsul.

Gantari menyerahkan map berwarna biru kepada pak Samsul, "Mau ngumpulin tugas kemaren pak".

"Ooh yaya" kata pak Samsul.

"Nah mumpung ada Gantari disini jadi sekalian aja, kamu bantu Tiyan buat nyari sekolah menengah atas buat project kalian" lanjut pak Samsul.

Gadis itu hanya mengangguk mengiyakan, kemudian setelah mendapatkan beberapa arahan dari pak Samsul dan kiat kiat untuk project akhir perkuliahannya Gantari tentu saja akan lebih bersemangat karena jika ia berhasil ia bisa mendapatkan nilai tambahan, dan tentu saja itu sangat menguntungkan.

Keduanya telah keluar dari ruang kantor pak Samsul kemudian berjalan beriringan namun Tiyan masih saja terfokus pada beberapa dokumen yang berada di genggaman nya.

"Gan, kayaknya gue gak bisa deh kalo harus nyari tempatnya. Ini soalnya work gue banyak banget, habis ini ada rapat belum lagi meeting sama Damar. Lo kalo nyari sendiri gimana? Atau enggak ngajakin Ningsih biar lo nya ada temen." Ujar Tiyan sesaat setelah menghentikan langkahnya.

"Oh, oke deh nanti gue coba ngajakin Ningsih"

Gantari sangat mengerti betapa sibuknya Tiyan menjadi Mahasiswa tingkat akhir di tambah dengan dirinya yang menjadi ketua Komting yang memang memiliki tanggung jawab dan tugas yang tidak main-main

"Yaudah, gue cabut duluan yah. Harus ngurus persiapan rapat soalnya. Nanti kalo udah dapet sekolahnya info dulu ke gue" ujar Tiyan kemudian berlalu meninggalkan Gantari setelah mendapat anggukan mengerti dari gadis itu.

Januari dan Mahendra | Hendery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang