08: Membengkak

98 16 0
                                    

____________❁❁❁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________❁❁❁..˗ˏˋ ´ˎ˗..❁❁❁__________

Sesampai di kantin, mereka duduk berdua setelah mendapat sorotan mata dari seisi kantin karena baru pertama kali melihat Nathan, Mahendra dan Gantari berjalan beriringan seperti tadi. Sungguh moment yang sangat langka, mungkin jika tidak ada Gantari bisa saja membuat mata mereka menjadi lebih berbinar. Jika seperti ini, Gantari merasa seperti tengah merusak pemandangan mereka saja.

Gantari yang duduk di samping Mahendra hanya bisa mengulum bibirnya merasa tidak enak dan tidak percaya bahwa akan ada banyak orang yang memandanginya dengan tatapan penuh keiridengkingkian, Gantari sangat ingin menyombongkan hal ini tapi ia menjadi urung ketika melihat beberapa mata dari mereka terlihat mengerikan saat memandangi dirinya.

Nathan kembali dengan senyumannya lalu memilih duduk tepat di depan Mahendra dan Gantari setelah ia memesankan 2 porsi bakso dan 1 porsi nasi goreng. Gantari terheran bahkan Nathan tidak menanyakan terlebih dahulu pada Gantari dan Mahendra ingin makan apa, pria itu hanya menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu kemudian dengan sat set Nathan memesan makanannya.

"Kok Mahen beda sendiri?" Tanya Gantari setelah melihat makanannya datang.

Nathan terlihat terkejut kemudian menatap Mahendra dan Gantari bergantian, "Oh, i-tu kayaknya bang Mahen belum sarapan jadi aku pesenin nasi goreng" Nathan kemudian tersenyum kikuk.

Mahendra hanya terdiam, ia mulai memakan makanannya.

"Kok bisa tau?"

"Keliatan dari mukanya" Nathan terlihat masih tersenyum kikuk namun sebisa mungkin untuk lebih biasa. Namun setelahnya ia tergelak juga.

Iya sih betul sekali memang terlihat sangat ketara bahwa Mahen tengah kelaparan, tapi mengapa Nathan menjadi sangat tau dan langsung memesankan nasi goreng tanpa bertanya terlebih dahulu. Apalagi ini pertama kalinya mereka makan bersama seperti ini. Karena seingat Gantari, Mahen sangat sensitif jika tentang makanan terlebih lagi jika tengah makan bersama dan tidak bertanya terlebih dahulu Mahen pasti akan menolaknya jika itu bukan makanan favorit nya.

Mungkin saja Mahen sudah sangat kelaparan jadi ia tidak terlalu memperdulikan menu makanannya. Gantari hanya menatap Mahen heran, mengapa ia menjadi sangat anteng setelah tadi berisik?. Tidak apa, bukankah itu hal yang bagus. Setidaknya Mahen ini diam saat makan, pamali jika berbicara saat makan.

Tangan Gantari tertahan ketika akan meraih sambal, ternyata tangan Mahen yang menahan pergerakannya. Pria ini tau saja walaupun tengah fokus dengan santapannya.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya menatap Mahen seolah memohon untuk kali ini saja ia ingin memakan baksonya dengan rasa pedas.

"Gak!!!" Sergah Mahen masih menahan tangan Gantari. Seolah sangat tahu apa yang tengah diingikan Gantari.

"Satu sendok doang" pinta Gantari dengan mata berkedip yang penuh binar berharap hal itu bisa meluluhkan hati nurani seorang Mahen.

"Jangan ngeyel deh, Gan!"

Januari dan Mahendra | Hendery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang