27: When You Tell Me That You Love Me.?

78 9 2
                                    

18+

____________❁❁❁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________❁❁❁..˗ˏˋ ´ˎ˗..❁❁❁__________

Hari semakin larut, orang yang berada di belakang rumah terlihat masih enggan untuk masuk kedalam rumah. Agaknya mereka masih mau bersantai, dan sekedar becanda ria. Gantari masih saja tertawa menyaksikan Mahendra yang tidak henti hentinya menciptakan lelucon walaupun sesekai ia akan berkerah kecil dengan Lukas ataupun Yanuar. Lalu Dirga? Sepertinya ia memilih untuk memisah dan menikmati malam bersama Laras.

Dan di sudut halaman tepat di samping pintu masuk rumah, terlihat Nathan duduk sendiri dengan menikmati kopi miliknya. Pria itu tau jika dirinya meminum kopi di hadapan Mahendra, yang ada malah dimarahi habis habisan jadi Nathan memilih untuk ikut memisah dan menyaksikan keramaian yang di buat oleh Mahendra di depan sana. Sesekali, Nathan akan ikut terkekeh karena memang lekucon Mahendra masih terdengar di telinga Nathan.

"Lucu ya?" Tanya seorang Gadis yang datang dari kerumunan lalu duduk tepat di samping Nathan.

Pria itu hanya melihat sekilas kearah Gantari kemudian dirinya mengangguk sebelum kembali melihat kedepan dimana Mahendra masih melucu.

"Abang kamu emang selucu itu" gadis itu kembali bersuara, dirinya jadi ikutan terkekeh.

"Nat, kamu tau kenapa Mahendra memilih untuk kabur?" Tanya Gantari, Nathan hanya menggeleng namun ia tetap berusaha untuk menjawab pertanyaan gadis di sampingnya.

"Karena muak sama aku mungkin" jawab Nathan, namun jawaban itu membuat Gantari tergelak.

Gadis itu menoleh pada Nathan, "Dia cuma takut Nat, dia itu sebenernya takut kehilangan kamu. Cara dia emang salah dari awal dan hal itu ngebuat dia gak bisa ngapa ngapain"

"Dia masih sepengertian dulu, Nat. Kamu harus tau dan bangga punya abang kayak Mahendra, ya walaupun mungkin kamu setiap hari pasti pusing karena kelakuannya. Sama kayak aku yang setiap harinya bakalan ngegelengin kepala setiap kali Mahen ngelakuin hal aneh."

Nathan menganggukan kepalanya setuju, merasa bahwa yang dikatakan Gantari memang benar. Mahendra memang sepengertian itu, Mahendra sudah tidak lagi melakukan hal menyenangkan pada Nathan, tapi setidaknya Mahendra masih melakukannya untuk orang lain.

"Tapi di balik itu semua, Mahendra tetaplah Mahendra. Dia masih sama dengan Mahendra yang dulu perhatian sama kamu, marahnya Mahendra bukan semata-mata karena dia benci kamu Nat. dia cuma lagi berusaha untuk nyembuhin lukanya sendiri".

Nathan bersuara, netranya beralih menatap Gantari, "Aku gak pernah nyalahin bang Mahen, karena memang kalau dia marah pun itu hal yang wajar. Aku adalah sumber kemarahan bang Mahen waktu itu. Dan aku juga gak berharap bang Mahen bakalan maafin aku secepat itu"

Nathan kembali menatap Mahendra di depan sana yang masih tertawa bersama yang lainnya, "Ngeliat dia masih bisa ketawa dan bikin orang ketawa aja aku sudah merasa cukup. Aku cuma pengen ngeliat dia menjadi dirinya sendiri, dia sudah terlalu banyak menyimpan beban."

Januari dan Mahendra | Hendery✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang