Badgirl Clarissa: part enam

1.4K 57 1
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Suasana di kantin 2 begitu ramai, aku dan Rayna harus berdesak-desakan dengan murid baru yang lain.

Di Brukley High School ada 3 kantin, kantin 1 dan 2 untuk para murid dan kantin ke 3 khusus guru dan staf sekolah. Kantin nya rapih dan bersih, sangat nyaman sekali.

Sebelum duduk, aku dan Rayna membeli makanan dulu. Sistem nya menggunakan kartu yang sudah di isi saldo setiap bulan nya, berbeda sekali dengan jaman mamah ku dulu.

"Lo mau makan apa Clar?" Rayna menatap ku dengan tatapan bertanya.

Aku mendongak, menatap sebuah papan yang menampilkan sebuah menu, baik makanan maupun minuman.

"Eh Clar, di sana ada nasi padang. Gue ke sono ya," Rayna langsung ngacir ke tempat yang menyediakan nasi padang.

Aku yang masih bingung pun mencoba mencari makanan yang bisa mengembalikan mood ku.

"Seblak, disini ada seblak gak ya?" Gumam ku, mencari tempat yang menjual Seblak.

Tara! Ternyata di sana ada, tapi ramai sekali. Gak apa deh, yang penting mood aman.

Aku melangkah menuju tempat itu, beberapa orang menatap ku dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Jangan liatin gue!" Ketus ku dan mereka langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah lain.

Ck.

Antrian cukup panjang dan rata-rata yang antri anak cewek, aku jarang banget nemeuin cowok suka seblak. Padahal seblak itu enak banget loh, apalagi yang pedes nya.

Beberapa menit kemudian ...

Akhirnya sekarang giliran aku, huh rasanya kesel juga antri panjang kayak gini.

"Mau seblak yang mana dek?"

Aku melihat buku menu yang sudah ditempel di dinding.

"Paket komplit,"

"Untuk level nya?"

"Levelnya berapa aja mbak?"

"Level 1 sampai 15 dek,"

"5 aja deh mbak,"

"Oke, ini no urut nya silahkan di tunggu."

"Iya,"

Setelah membayar, aku mencari keberadaan Rayna yang terjadi memilih tempat duduk yang paling depan.

"Kok belum mesen?"

"Ngantri,"

"Yaudah pesen minuman dulu aja,"

"Mager,"

"Gue yang beli deh, tapi jagain nasi padang gue. Perasaan gue gak enak,"

Aku mengabaikan perkataan Rayna yang suka gak jelas dan membingungkan.

"Pasti ini nasi padang punya Rayna?"

"Iya,"

"Tau aja kalau gue lagi laper,"

Aku menatap kak Danish bingung.

"Gue sama temen gue duduk disini gak masalah kan?"

Tanpa menunggu tanggapan ku, kak Danish dan kedua teman nya duduk dihadapan ku. Kak Danish langsung memakan nasi padang milik Rayna setelah mencuci tangan nya.

Sedangkan kak Aldrich dan kak Bayu memakan makanan mereka dengan tenang. Ya, kedua teman kak Danish itu adalah kak Aldrich dan kak Bayu.

"What the hell! Nasi padang gue!" Pekik Rayna yang baru saja kembali setelah membeli minuman untuk ku.

Rayna langsung merebut kembali nasi padang nya, "Ini punya gue kenapa lo makan, bang!"

Kak Danish mengusap sudut bibirnya yang kotor karena bumbu, ia menatap Rayna tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Uang gue ketinggalan di rumah dan kebetulan ada nasi padang punya lo, jadi gue makan deh." Kata kak Danish enteng.

Rayna menjambak rambut kak Danish membuat sang pemilik rambut berteriak kesakitan.

-o0o-


"Gak mau bang, bagusan gini." Aku menggeleng keras, berusaha kabur tapi tidak bisa karena bang Vano langsung menangkap tubuh ku.

"Lo terlalu sering warnain rambut, kalau rambut lo rusak gimana? Sekarang ganti warna rambut lo ke warna asli nya!"

"Gue gak mau ih,"

Mamah datang sambil berkacak pinggang lalu menyuruh bang Vano untuk membawa ku ke salon untuk mengganti warna rambutku..

"MAMAH GAK MAU!"

"BAGUSAN WARNA PINK!"

"GAK MAU PUNYA RAMBUT PIRANG!"

"PAPAH TOLONG RISSA!"

Percuma, percuma aku teriak heboh kayak gitu, bukan nya mereka mengasihi ku, sebuah sendal melayang dan berhasil mengenai bokong ku.

"Sungguh kejam," Ucap ku mendramatis.

"Gak usah teriak-teriak, ini udah malem!"

"Justru itu mah, ke salon nya kapan-kapan aja. Rissa mau bobo cantik, ya ya ya!"

Puppy eyes andalan ku mulai ku perlihatkan, semoga mamah luluh.

"Sekarang ya sekarang!"

Gagal.

"Oke fine! Tapi beliin Rissa sepatu baru ya!"

Papah yang sedari hanya diam menyimak pun mengangguk membuat ku kegirangan.

"Yes, love you Papah!"

Bang Vano langsung menyeret ku lagi, masuk kedalam mobilnya yang wangi nya sangat menyengat membuat ku mual.

Huek
Huek
Huek

"Lo kenapa? Hamidun?"

Plak!

Aku menggeplak bahunya keras dan berhasil membuatnya meringis kesakitan.

"Mulut lo minta di cabein ya?!" Sewot ku.

"Gila perih banget," Ringis nya sambil mengusap-usap bahunya yang tadi aku geplak.

"Lagian gak di saring, orang gue lagi PMS di ajak ribut minta di bantai ya lo?"

"PMS ya PMS aja gak usah bacot, cewek kok gak ada anggun-anggun nya. Pantes gak laku-laku," Cibir bang Vano.

"Heh sekate-sekate lo kalau ngomong. Gini-gini banyak yang naksir gue tau, dan kalian juga yang larang gue pacaran kan? Gimana sih,"

"Buta mata nya itu kalau dia sampe naksir cewek macem lo,"

"Mau rumah sakit apa kuburan, bang?" Tanya ku sambil tersenyum smirk.

"NO!"

㋛㋛㋛

Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Ayo ramein lapaknya💙


Badgirl Clarissa (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang