achi

326 71 5
                                    

Kehilangan bayi yang sudah diharap-harapkan tentunya membuat lubang yang besar dalam hidup Sheila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehilangan bayi yang sudah diharap-harapkan tentunya membuat lubang yang besar dalam hidup Sheila.

Sudah seminggu sejak kepulangan Sheila dari rumah sakit. Wildan merasa khawatir dan sedikit lega secara bersamaan. Lega karena Shei bisa sembuh dan tidak lagi membawa kata 'cerai', dan khawatir karena Shei selalu terlihat lemas dan sedih.

Wildan terus memandangi wajah cantik yang masih tertidur pulas itu. Masih ada rasa bersalah karena tidak memperlakukan wanitanya ini dengan baik selama satu tahun belakang. Dengan lembut Wildan menepuk bahu Sheila. "Shei, Sheila."

Shei terbangun dengan mata masih tertutup dan bergumam, "hmmm."

"Bangun dulu, Shei. Saya bawakan kamu sarapan," ucapnya.

Sheila terduduk dan menatap nampan yang dibawakan oleh Wildan. "Terima kasih."

Wildan mengangguk. "Setelah itu minum obat, ya."

Sheila berdehem sembari memakan roti dengan selai kacang yang dibawakan oleh Wildan. Sementara itu, Wildan hanya menatapi Sheila makan sampai habis dalam diam.

Awalnya Sheila merasa canggung, namun setelah satu minggu, dia mulai terbiasa dengan sikap Wildan yang satu ini. Namun, tetap saja dia merasa tidak nyaman kalau ditatap terus menerus dalam keheningan.

"Kamu sudah sarapan?" tanya Sheila di sela-sela kunyahannya.

"Belum," jawab Wildan.

"Mau?" tawar Sheila sambil menyodorkan potongan roti yang belum tersentuh.

Wildan menggeleng dan berkata, "nanti saya makan sendiri saja di bawah. Kamu habiskan saja supaya bisa minum obat."

"Kamu nggak telat ke kantor?" tanya Sheila lagi setelah melihat jam di dinding- yang sudah menunjukkan pukul sembilan.

"Telat, tapi siapa berani memarahi saya?" ucap Wildan dengan wajah datarnya.

Sheila tertawa kecil mendengar jawabannya Wildan. "Ampun, boss!"

Wildan sedikit bingung kenapa Sheila tertawa, tetapi karena Sheila tertawa secara tidak sadar bibirnya ikut tertarik ke atas. Tak menyangka kalau Wildan sangat merindukan senyuman istri manisnya ini.
















Author's Note:Habis ini bakal fluff-fluff dah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's Note:
Habis ini bakal fluff-fluff dah.

Senin, 24 Januari 2022

IngrateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang