5

3.4K 398 20
                                    

Daisy berdiri di depan jendela kastil milik Edzar. Terlihat perisai yang melingkupi hutan terlarang. Awan hitam menyelimuti langit dan membuat panik manusia. Bunyi gemuruh terdengar yang merupakan bunyi dari iblis Taron.

Daisy merasa bersalah sudah meneteskan darahnya sehingga sekarang dunia immortal kembali bergejolak setelah selama ini sempat tenang. Bahkan dunia manusia juga terkena imbasnya.

Daisy keluar dari kamarnya tapi tiba-tiba Edzar sudah berada di hadapannya.
"Kau menakutiku" ucap Daisy

"Mengingat aku vampir, sudah seharusnya kau takut" ucap Edzar

Daisy hanya diam, Edzar masuk ke dalam kamar.
"Kepada siapa kau teteskan darahmu?" Tanya Edzar

"Aku..."

"Jawab dengan jujur" ucap Edzar penuh penekanan

"Ehmmm, aku sudah membantu seorang Alpha" jawab Daisy

"Apa dia meminum darahmu?" Tanya Edzar

"Tidak, aku hanya mencampur setetes darahku pada ramuan untuk mengobati lukanya" jawab Daisy

Saat mendengar jawaban Daisy, Edzar terlihat tenang. Dia tidak rela jika darah murni Daisy, diminum oleh mahluk immortal lain. Dia hanya ingin dirinya saja yang meminum darah Daisy dengan cara yang paling intim yaitu upacara pengikat. Edzar menginginkan Daisy menjadi pasangannya. Edzar tahu mereka akan bisa menjadi pasangan jika Daisy juga merasakan hal yang sama.

"Ehmmm, apa itu menjadi masalah?" Tanya Daisy

"Ya, itu akan menjadi masalah Daisy dan sebagian masalah itu sudah datang. Iblis Taron sudah bangkit dan itu karena dia merasakan darahmu yang sudah menetes. Kedamaian dunia immortal terganggu karena kau" jawab Edzar.

Dia berdiri di hadapan Daisy yang saat ini sudah terpojok di dinding. Punggung Daisy sudah menyentuh tembok dan terkunci oleh tubuh kekar Edzar. Jika di lihat dari dekat, Edzar ternyata sangat tampan. Walaupun kulitnya pucat tapi tidak mengurangi ketampanannya. Tatapan matanya tajam dan membuat siapa pun akan terpaku karena aura yang dia keluarkan.

Edzar mencium leher Daisy di mana nadi Daisy yang berdenyut seolah memanggil Edzar untuk mengigit dan menghisap darah murni.
"Wangi" bisik Ezra

Daisy takut, wajar jika dia takut bukan karena yang di hadapannya adalah vampir. Darahnya di sukai para vampir dan dia bisa saja mati di tangan Edzar.

Daisy meletakkan tangannya pada dada bidang Edzar untuk menahan Edzar agar tidak semakin mendekatinya tapi hal malah justru membuat Edzar mengeram. Sentuhan tangan Daisy bagai sengatan listrik pada tubuh Edzar. Ternyata Daisy benar-benar candu yang membuat siapa pun ingin mencicipinya dan ketagihan padanya.

Taring Edzar memanjang saat dia merasakan wangi darah murni dan sudah terbayang bagaimana lezatnya darah murni. Bagaimana nanti proses intim itu bisa dia rasakan.

Taring Edzar menyentuh leher Daisy membuat Daisy semakin mendorong tubuh Edzar.
"Jangan" ucap Daisy pelan

"Kau pernah bercinta?" Tanya Edzar

Daisy menggelengkan kepalanya dengan polos membuat Edzar tersenyum nakal.
"Benar-benar murni" ucap Edzar

Edzar menyentuh pinggang ramping Daisy. Dia melumat bibir Daisy dan Daisy hanya pasrah. Ciuman Edzar membuat dia terbuai. Edzar sangat lihat mengalihkan diri Daisy yang polos. Memang benar bahwa vampir adalah mahluk manipulatif yang mempermainkan buruannya. Membuat buruannya bertekuk lutut dan tidak bisa berbuat apapun.

Edzar melepaskan lumatannya dan Daisy menjadi merona. Ciuman Edzar begitu hebat apalagi Daisy belum pernah merasakannya. Dirinya belum pernah di cium oleh mahluk manapun.

"Kau cantik" bisik Edzar

Daisy hanya diam, Edzar kembali melumat bibirnya. Semakin lama ciuman Edzar semakin menuntut. Daisy dapat melihat jika di sekitar mereka berbagai benda yang ada di ruangan melayang karena kekuatan Edzar. Edzar seolah ingin menghancurkan kamar ini hanya karena mereka sedang berciuman.

Ketika Edzar menghentikan ciumannya dan berhasil mengendalikan dirinya maka benda-benda yang melayang berjatuhan. Membuat bunyi berisik di kamar Daisy.

"Jangan keluar dari kamar ini, paham!" Ucap Edzar

"Aku paham" ucap Daisy

Edzar kemudian segera keluar dari kamar Daisy. Hampir saja dia hilang kendali dan bercinta dengan Daisy. Jika dia terlalu terburu-buru bercinta dengan Daisy maka bisa berbahaya.

Edzar segera ke ruangannya untuk menenangkan dirinya.

***
"Alpha" panggil Hans

"Ada apa?" Tanya Xavier

"Perbatasan kita di serang rouge dan juga kekuatan iblis Taron mendekati pack kita. Iblis Taron mengirimkan bala tentaranya untuk mulai menyerang mahluk immortal lain" ucap Hans

"Perketat perbatasan, tambahkan wariors lebih banyak. Untuk di dalam pack juga sama, aku tidak akan biarkan packku hancur hanya karena iblis bodoh itu. Schouts yang sudah bisa ikut berperang, di tugaskan untuk membantu menjaga pack" ucap Xavier

"Baik Alpha"

"Kau pimpin perbatasan" perintah Xavier pada Hans

"Dan kau Walt, kau pimpin penjagaan di pack" perintah Xavier pada gammanya

"Siap Alpha" ucap Walt

Hans dan Walt segera melaksanakan perintah Xavier. Selama ini dia berusaha menjaga pack dari dunia luar. Setelah perang besar 100 tahun lalu yang menewaskan orang tuanya, Xavier berjanji untuk menjaga Black Diamond Pack dari kehancuran. Kematian orang tuanya tidak boleh sia-sia.

Xavier mempersiapkan dirinya untuk berperang. Wolf di dalam dirinya sudah tidak sabar.

"Aku bersamamu Xav" ucap Luke, wolf yang ada di dalam diri Xavier

"Aku tahu Luke, kita harus kuat dan mempertahankan pack ini" ucap Xavier

"Kita pasti kuat dan pack ini juga kuat" ucap Luke

Luke mengambil alih Xavier sehingga sekarang Xavier sudah berubah menjadi seekor serigala besar berbulu keperakkan. Aura yang di pancarkan Luke membuat siapa pun segan dan Luke maupun Xavier merasa kekuatan mereka bertambah. Xavier bingung bagaimana dia merasa sangat kuat sekarang. Xavier tidak menyadari bahwa darah murni yang di gunakan untuk mengobati lukanya waktu itu sudah mempengaruhi dirinya dan juga Luke. Darah murni itu membantu mereka menjadi lebih kuat.

Hans sang beta juga merasa aura yabg di pancarkan Xavier sangat kuat. Membuat ingin menundukkan tubuh di hadapan Xavier.

"Para wariors, jaga perbatasan" ucap Luke. Dia berbicara dengan para wariors lain yang sudah berubah wujud dengan batinnya

"Siap Alpha" ucap mereka

Luke melonglong, memberi semangat pada para wariorsnya. Dari jauh mereka melihat pasukan iblis Taron dan mereka bersiap mempertahankan pack. Sebagian pasukan iblis Taron menyerang Black Diamond Pack sedangkan yang lain meneruskan perjalanan. Pasukan iblis itu akan menghabisi apapun yang mereka lewati.

Luke berlari dan mulai melawan para iblis. Begitu juga dengan Hans dan wariors lain. Luke benar-benar bersemangat dan kuat. Menggigit, mengoyak dan mencabik para iblis itu. Satu persatu para iblis berjatuhan dan kemenangan di raih oleh Luke. Banyak juga wariors yang gugur tapi mereka gugur tidak dengan sia-sia.

Para Rouge yang ingin mengambil kesempatan segera mundur karena melihat kekuatan sang Alpha. Baru kali ini mereka melihat kekuatan sang Alpha yang sebesar itu dan terlihat sangat murni.

Luke segera berlari menuju ke pack dan perbatasan kembali dia serahkan pada Hans. Luke ingin melihat keadaan packnya dan dia merasa tenang saat melihat pack dalam keadaan baik, tidak mengalami banyak kerusakan. Kali ini packnya aman.

Luke berpikir, kemana pasukan iblis Taron akan pergi. Apakah mereka sudah menemukan di mana darah murni sehingga mereka langsung menuju kesana.

---&---

My Lord Vampire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang