Erin tidak bisa benar-benar terlelap dengan mudah malam ini, bahkan setelah sekitar kurang lebih satu jam ia menyentuh kasur ditemani oleh Anka yang sekarang mungkin sudah tidak sadar dengan keadaan di sekitarnya. Satu helaan napas kasar keluar dari mulut Erin, matanya sudah lelah dipaksa untuk memejam. Pikirannya bercabang saat ini, yaitu antara apa alasan Dhanu mengajaknya ke rumah dan entah mengapa Erin merasa makan malam tadi sepertinya ditujukan bukan hanya untuk sekedar makan malam.Erin beranjak dari kasur dan keluar kamar, niatnya ingin mengambil air minum di dapur siapa tahu ia bisa tidur setelah ini. Namun niatnta berubah saat melihat pintu yang sedikit terbuka dan siluet seseorang sedang duduk di depan. Dengan perlahan Erin bergerak membuka tirai dan sedikit terkejut saat mendapati Dhanu sedang duduk sambil bermain game di depan di temani dengan kopi hitam di tengah udara yang dingin setelah hujan.
"Mata udah bolor begitu gara-gara kebanyakan di depan komputer masih aja bela-belain begadang buat push rank, mau silinder lo nambah sebanyak apa lagi?" Ujar Erin sambil mendudukkan diri di kursi kosong samping Dhanu yang terpisah oleh meja kecil.
Dhanu tidak menjawab dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Mata Erin menatap ke arah lingkungan rumah Dhanu yang sekarang sudah sangat sepi dan hanya dihiasi lampu dari masing-masing rumah. Kemudian matanya beralih menatap Dhanu yang sibuk dengan ponsel berlayar 6 inchi lebih di genggamannya.
Dhanu merasa bahwa dirinya diperhatikan dan tidak lama ia menoleh ke arah Erin yang bukannya memalingkan wajah dan malah menatapnya lebih dalam.
"Sadar gak si Nu lo toh ganteng?"
"H-hah?" Erin tidak memalingkan wajahnya dan malah memajukan tangannya untuk menyentuh kaca mata milik Dhanu dan membenarkan letaknya.
"Lo ganteng, lo pinter, lo udah mapan. Tapi kenapa lo milih untuk main-main sama gue di saat lo bisa nemuin perempuan yang lebih baik untuk diseriusin dan hidup bahagia sama lo, happily ever after." Matanya tidak lagi menatap Dhanu dan malah bersandar di kursi sambil menatap lurus ke depan.
Satu jawaban pun tidam Dhanu berikan untuk memberikan pembenaran atas apa yang di ucap oleh Erin barusan. "Kurang dari setengah jam lagi umur gue resmi 26 tahun, udah lebih dari seperempat abad rupanya. It's to stop playing with heart and start to take it seriously." Tambahnya.
"Rin, gue masih punya 2 wish lagi kan?" Tanya Dhanu tiba-tiba di sesi curhatnya barusan, ah atau kita bisa sebut itu sebuah sindiran halus untuk Dhanu?
"Nu, dari awal adanya Three Wishes yang lo minta ini lo udah rencanain semuanya kan?" Tanya Erin yang akhirnya berani melihat ke arah Dhanu.
Dhanu menggeleng, "Gue gak punya rencana lain selain yang waktu itu. Semuanya benar-benar mendadak ada di kepala gue sekarang."
Dhanu menoleh ke arah Erin dan tatapan mereka berhasil bertemu. Namun tidak melewati satu menit keduanya langsung mengalihkan pandangan dengan rasa berdebar yang tidak biasanya karena tempo debaran lebih cepat seperti selesai olaharaga berat rasanya.
"Terus apa?"
Keheningan berhasil menghampiri keduanya untuk sementara sampai akhirnya Dhanu angkat bicara.
"Apa yang lo rasain setelah pacaran sama gue sebulan ini?"
"Lo nyebelin." Jawab Erin singkat, posisi duduknya kini berubah menjadi menghadap ke arah Dhanu dengan satu kaki ditekuk di atas kursi.
"Lo gak tau se overthink apa gue sebulan terakhir? Lo gak tau gimana susahnya gue ngontrol perasaan ini supaya gak jatuh berlebihan kan? Lo gak tau apa kalu tingkah lo sebulan terakhir itu beda sama tingkah Ardhanu yang gue kenal selama kurang lebih 9 tahun. Lo jadi orang yang lebih care dari sebelumnya, gue bisa liat lo cemburu, liat lo sweet lo gak tau perempuan se keras apapun hatinya kalau lo kayak gitu pasti bakal luluh juga Nu. Lo tau susah banget buat gue untuk gak nganggap sebulan ini cuma sekedar permainan." Jelas Erin dengan sedikit menggebu-gebu.
Dhanu juga sekarang duduk menghadap ke arah Erin, tidak lengkap rasanya jika membicarakan hal ini tanpa melihat satu sama lain.
"Lo anggap sebulan ini cuma main-main?"
"Lo pikir aja Nu, lo ngajakin gue pacaran dengan jangka waktu 1 bulan. Siapapun juga anggap ini permainan, dan gue gak pernah mau jatuh ke permainan lo dan sakit berlebihan."
"Oke kalau gitu, kita kelarin permainan satu bulan ini."
Erin terkejut sampai tidak sadar membelalakkan matanya. "Maksud lo?!" Pekik Erin tertahan, ia tidak mau sampai orang-orang sadar bahwa ia sedang berdua dengan Dhanu saat ini.
"Gue pakai wish ke dua gue sekarang juga, ayo kita putus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Wishes ✔
Romance"Tiga permintaan dari hari ini sampai tanggal 19 bulan depan." - #Ini udah pernah aku up di instagram terus sekarang geregetan mau up di sini, semoga suka yaa