"Tiga permintaan dari hari ini sampai tanggal 19 bulan depan."
-
#Ini udah pernah aku up di instagram terus sekarang geregetan mau up di sini, semoga suka yaa
Perempuan manapun kalau di perlakukan seperti Erin saat ini pasti akan luluh, bahkan Erin pun begitu. Setiap Erin ingin berjalan Dhanu selalu memintanya untuk berpegangan pada dirinya supaya ia tidak jatuh. Kakinya memang tidak terkilir parah, tapi untuk jalan saat ini memang cukup sakit sampai membuatnya sedikit pincang saat berjalan. Kalau saja Erin dan Dhanu bukan sepasang sahabat sudah dipastikan bahwasannya sejak lama Erin tidak menahan untuk menaruh hati padanya.
"Pegangan, kalau makin parah gue gak bisa gendong. Lo gak seenteng Toto." Ujar Dhanu padanya sewaktu mereka berjalan keluar dari area resepsi. Sebenarnya tidak berpegangan pun Erin tidak akan jatuh, tapi sayangnya Dhanu sangat protektif padanya soal ini.
Alasannya boleh tajam, tapi Erin tahu maksud laki-laki itu sangat baik.
Saat sampai di parkiran Dhanu langsung membuka jok motornya dan mengeluarkan sepasang sandal jepit yang Erin tahu selalu Dhanu sediakan untuk keadaan darurat seperti hujan atau saat seperti ini.
"Balik aja kalau gini sih, ngeri makin keseleo sampai bengkak gue mah." Kata Dhanu sambil mengambil high heels milik Erin dan memberikannya karena ukurannya terlalu besar untuk masuk ke dalam bagasi motornya.
Erin mengerucutkan bibirnya, sebenarnya ia masih belum ingin pulang dan ikut dengan Dhanu pergi mencari udara segar dan hunting kuliner. Tapi rasanya di kondisi kakinya yang sedikit sulit untuk berjalan seperti ini akan menyulitkan baik bagi Dhanu ataupun bagi dirinya sendiri. Belum lagi besok adalah hari ulangtahun Dhanu yang 26 dan dia harusnya hari ini bisa menemani Dhanu bersenang-senang di waktu sela.
Erin yang biasanya banyak bicara menjadi pendiam karena mood nya terlanjur buruk sejak keseleo tadi dan ditambah lagi agenda jajan nya bersama Dhanu harus dibatalkan.
Dhanu sendiri tidak heran, ia tahu bahwa mood Erin sudah jatuh dan ia juga bingung bagaimana menghiburnya jadi lebih baik ia diam bukan?
Karena sudah biasa keluar masuk rumah Erin jadi bagi orang-orang di rumah Dhanu bukan lagi orang asing. Hari ini rumah Erin terasa sepi, biasanya setidaknya kalau Dhanu masuk ke dalam ada Aruna yang sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang ilustrator ataupun Naren si bungsu yang sedang berduaan dengan kekasihnya di ruang tengah atau paling tidak ada ibunya Erin yang sedang sibuk di dapur. Tapi hari ini rumah terasa lenggang, entah kemana semua orang.
"Pada kemana Rin? Kok sepi?"
Erin hanya menjawab dengan hendikan bahu. "Duduk dulu, gue ambilin minum oh iya mau minum apaan?"
"Gak usah, gue langsung balik aja. Gak enak juga di rumah ini lagi sepi, gak enak sama tante sama adek-adek lo kalau gue tiba-tiba ada di sini sendirian." Erin berdecak, walau sudah lama bersahabat tetap saja ternyata Dhanu masih canggung jika harus di rumah ini terlalu lama. Padahal anggota lain tidak pernah masalah jika Dhanu di sini, kecuali kalau Dhanu melakukan hal yang tidak wajar.
"Lo sama gue ada kali temenan hampir 9 tahun masih aja kaku begini, santai Nu..."
"Lo cewek gue cowok, gak menutupi kemungkinan kalau setan gak akan lewat di antara kita berdua. Gue balik dulu, nanti kalau ada apa-apa dan gak ada orang lo langsung telfon gue aja." Ujar Dhanu setelah mengantar Erin sampai di ruang tengah. Ia langsung berbalik dan bergerak untuk pergi dari rumah bergaya minimalis ini.
"Kunci pintunya, kalau gak penting gak usah dibuka. Di luar juga lagi sepi, nanti pagernya juga gue kunci kok." Ujar Dhanu sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Erin.
Sekali lagi Dhanu berhasil membuat Erin tersentuh dan hal itu tentunya tidak baik menurut Erin. Harusnya Erin merasa apa yang Dhanu lakukan adalah hal yang wajar dengan latar belakang Dhanu yang merupakan satu-satunya laki-laki di rumah dengan dua orang perempuan yaitu adik dan ibunya setelah sang ayah pergi menghadap yang maha kuasa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah itu Dhanu mengabaikan chat yang Erin kirim dan diam menunggu makanan yang ia pesan. Ini makanan kesukaannya Erin dan karena ia batal mengajak Erin untuk keliling kota dan mencari kulineran kaki lima yang biasa mereka lakukan saat senggang maka dari itu ia menggantinya dengan membelikan Erin dan orang-orang rumahnya makanan ini.
Dhanu sebenarnya bukan tipe laki-laki yang mudah akrab dan menaruh perhatian terhadap perempuan, siapapun orang yang kurang mengenalnya pasti akan menganggap Erin adalah wanita yang sangat spesial bagi Dhanu seperti kekasih atau sejenisnya. Faktanya Yerina Aditi hanyalah sahabat perempuan satu-satunya yang laki-laki dari keluarga Cakrawangsa itu miliki dan untuk posisi spesial itu Dhanu pun masih mempertanyakan kepada dirinya sendiri mengenai apakah Erin yang menempati posisi itu.
Mengartikan sebuah perasaan memang sulit pada kenyataannya dan hal itu yang Dhanu sedang alami saat ini. Batinnya masih terus berperang mengenai posisi Erin di hatinya.
Maka dari itu untuk mengetahuinya Dhanu mempersiapkan beberapa hal salah satunya adalah tentang tiga keinginan yang ia minta kepada Erin nanti. Hadiah itu akan menjadi salah satu strategi Dhanu untuk mengetahui bagaimana perasaannya terhadap Erin selama ini. Apakah hanya rasa peduli biasa sebagai seorang sahabat atau kah rasa cinta terhadap lawan jenis. Semoga Dhanu mendapatkan jawabannya.
Lamunan Dhanu buyar saat si penjual martabak di depannya mengintrupsikan bahwa pesanannya sudah selesai. Dhanu menerima bungkusan tersebut dan langsung membayarnya. Setelah itu laki-laki yang besok akan memasuki usia 26 tahun itu langsung menaiki motornya dan melenggang pergi kembali ke rumah Erin yang belum jauh. Baru ia mau membuka gerbang seseorang datang dari arah belakangnya dan berhasil membuatnya terkejut.
"Kata kak Erin kalian mau jalan, kok masih di rumah? Kakak gue mana bang belum keluar?"
"Udah jalannya mah."
"Lah tumben balik cepet, gak main ke mana dulu gitu?" Dhanu menggeleng lalu memberikan bungkusan itu pada adik laki-lakinya Erin yang juga baru sampai.
"Dia keseleo tadi di acara, jadi kelar dari sana langsung balik. Gue nitip ini buat gantiin acara jajan yang gak jadi. Balik dulu Ren, thanks yaa," Ujar Dhanu sebelum kembali ke motornya.
Naren kelihatan senang mendapatkan bingkisan dari Dhanu dan tersenyum.
"Bang lo baik banget, jadi abang ipar gue aja mau gak?" Tanya Naren yang berhasil membuat Dhanu sedikit terkejut dan langsung menetralkan perasaannya. Pada akhirnya Dhanu tidak menjawab dan langsung melenggang pulang setelah berpamitan.