"Tiga permintaan dari hari ini sampai tanggal 19 bulan depan."
-
#Ini udah pernah aku up di instagram terus sekarang geregetan mau up di sini, semoga suka yaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Padahal sebenarnya yang terjadi adalah Erin sudah siap sejak ia mulai membuka handphone dan menanyakan kepada Dhanu perihal acara hari ini. Tapi nyatanya laki-laki itu malah melupakan apa yang ia rencanakan sendiri dan berhasil membuat mood Erin turun pagi ini. Belum lagi ini hari kedua ia datang bulan dan perutnya masih terasa sakit, Erin bisa pastikan jika hari ini Dhanu bertingkah menyebalkan maka besar kemungkinan mereka akan bertengkar untuk hari ini.
Tidak butuh waktu hingga setengah jam Dhanu sudah sampai di depan gerbang dan dibolehkan masuk oleh mama nya Erin. Dhanu meringis saat melihat Erin dengan wajah masam yang kentara, lagipula ini salahnya karena melupakan apa yang akan ia lakukan hari ini bersama Erin.
"Mau minum apa Nu? Biar mama buatin,"
"Ga—"
"Gak usah ma, kita mau langsung berangkat aja. Berangkat dulu maaa," Ucapan Dhanu terpotong saat Erin membuka mulut dan berdiri dari posisinya. Erin mencium tangan sang mama lalu berlalu pergi meninggalkan Dhanu yang bahkan belum sempat menempatkan dirinya di sofa. Dhanu mengikuti langkah Erin setelah berpamitan.
Ia tersenyum getir saat melihat emosi yang menjalar di sekujur tubuh calon istrinya. Bahkan sepanjang jalan Erin hanya diam dan makin membuat Dhanu merasa bersalah sampai akhirnya mereka memasuki area komplek perumahan yang Erin sendiri asing dengan tempat ini.
"Kita ngapain ke sini? Lo mau ngurusin apalagi? Persiapannya udah clear semua kan untuk bulan depan?" Tanya Erin yang rupanya mrmbrntuk senyuman di bibir Dhanu walau tidak terlihat karena tertutup helm, setidaknya Erin tidak serius untuk marah padanya kali ini.
"Ada yang belum."
Erin bertanya-tanya di benaknya ia malas untuk bertanya kembali kepada Dhanu karena mungkin saja laki-laki itu tidak akan menjawab. Sampai akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah yang pagarnya berwarna hitam dan cat nya di dominasi warna krem dan putih.
Dhanu meminta Erin untuk turun kemudian merogoh saku jaket nya dan mengeluarkan sebuah kunci.
"Ini rumah siapa? Kok lo punya kunci nya si? Jangan aneh-aneh Nu!"