tentang kita

70 15 0
                                    

Kisah ini bermula saat gadis beralis tebal dan berbulu mata lentik itu melewati batas. Terlalu cuek untuk dikatakan Gadis yang romantis, terlalu terlihat tidak peduli tentang semua hal.

Gadis dengan beribu teka-teki, Dia tidak pendiam tidak juga periang, hidupnya berada dalam keseimbangan,mungkin, karena belum ada yang sanggup menemukan kepingan kebenaran atas dirinya.

Seperti saat dua orang di masa lalunya kembali, orang-orang menganggap bahwa mereka adalah sahabat lama, nyatanya tidak ada yang tahu kebenaran dibaliknya.

Pernah ada rasa yang tercipta, lalu hilang seperti ditelan mentah-mentah oleh bumi. Semuanya terjadi karena hidupnya adalah misteri.

Katakan saja bahwa, mereka tidak mampu memecahkan kepingan demi kepingan yang telah mereka temukan, dan gagal di susun hingga akhirnya menyerah adalah satu-satunya pilihan.

Omong kosong, mereka hanya tidak berusaha lebih untuk mencapai hati yang telah jatuh bahkan tanpa mereka ketahui. Satu-satunya alasan meragu adalah mereka yang terikat dengan julukan sahabat.

Dia Jane, Si Gadis yang kuceritakan tadi dengan dua masa lalunya, Derio dan Dewa.

Dewa, Jane bertemu dengannya tanpa di sengaja, namun di setting dengan begitu kentara. Tuhan yang membuat Dewa bertemu dengan Jane, dulu, saat Dewa memiliki pujaan bernama Indri. Sayangnya kisah mereka berakhir dengan mengejutkan, bahkan rasanya tidak cukup menarik untuk digosipkan dikelas bersama teman-teman.

Kisah pertikungan antar teman memang sangat biasa, ya begitulah. Dewa kalah saing dengan seseorang yang kebetulan adalah teman dari Jane. Hidup memang sempit, percayalah saat itu Jane bahkan tidak tahu apapun mengenai perselisihan antara Dewa dan sahabatnya, Febri.

Kisah perselisihan itu terus berlanjut hingga beberapa bulan lamanya, lebih tepatnya karena Dewa masih dendam atas Indri yang tidak memilih dirinya.

Perasaan memang tidak bisa di paksakan, keputusan yang tepat karena Indri bisa memilih salah satu antara Dewa dan Febri. Dewa perlu berterimakasih karena rasa sakit hatinya hanya sampai pada kebenaran atas perasaan Indri terhadapnya.

Hingga pada suatu hari, Dewa mengirimkan sebuah pesan kepada Jane yang terselubung niat di dalamnya.
Menanyakan kebenaran atas hubungan Indri dan Febri. Disitulah Jane mengetahui tentang siapa Dewa dan masalahnya dengan Febri.

Jane tidak begitu menghiraukan atau bahkan sampai mencari tahu siapa itu Dewa yang di tolak mentah-mentah oleh bidadari sekolah, Indri.

Indri memang cantik, tidak salah jika banyak yang menyukainya entah karena sikapnya yang baik atau parasnya yang cantik. Sukur-sukur kedua-duanya cantik, paket komplit.

Siapa yang tidak iri? Hanya orang mati rasa yang tidak merasakan iri. Bukan karena kurang mensyukuri, hanya saja sedikit tidak bersyukur.

Beberapa pesan dari Dewa hanya dilihat oleh Jane tanpa ada niat membalas, bahkan sampai tidak di baca sekalipun.

Hingga Dewa merasa geram, jiwa keingintahuannya seperti dipermainkan oleh Jane, hingga suatu waktu Dewa menemui Jane dan mengajaknya untuk membicarakan sesuatu.

"Bisa bicara sebentar?" Ucap Dewa
"Engga, sibuk" Jawab Jane
"Cuma 2 menit" Rayunya
"Oke" Pasrah Jane

Mereka berdua membicarakan perihal kelangsungan hubungan Febri dan Indri. Sejujurnya Jane sangat malas menanggapi setiap kalimat demi kalimat yang mengalun dari mulut yang penuh dengan kepalsuan. Semua yang diucapkan mengalun seperti radio rusak di telinga Jane.

"Lo tau ngga sih, ini kedua kalinya gue ditikung sama temen sendiri" Ucap Dewa

"Jadi Lo nganggep Febri temen? sejak kapan?" Tanya Jane sarkastik

Mendengar ucapan Jane, raut wajah Dewa berubah sedikit terkejut, entah apa yang ada dipikirannya saat itu.

"Baru kali ini gue nemuain cewek kelewat dingin kayak Lo" Ucap Dewa

"Selera Lo yang menye-menye" Ucap jane 

"Lo emang spesies langka" 

"Yang langka emang banyak dicari tapi susah dimiliki" Ucap Jane dalam hati

Perasaan menganggumi pada sesuatu membuat otak sedikit bekerja lambat, lupa diri, labil bahkan sampai tidak bisa menyadari sesuatu yang sudah jelas adanya didepan mata. Benar adanya saat banyak orang mengatakan bahwa cinta itu buta, banyak yang setuju perihal kalimat itu. Kembali lagi pada sudut pandang pribadi, jangan percaya ucapanku hari ini, Aku ini masih gadis bau kencur yang dengan begitu percaya dirinya membuat cerita perihal percintaan. Tapi jangan ditanya soal pendekatan tanpa jadian, percayalah hanya Aku yang merasa kami pernah menjadi kisah yang masih kuanggap belum selesai.


TBC

SEE'U GUYS!

WELCOME TO CERITA NGGA JELAS, AKU MASIH BELAJAR, BUKAN PENULIS HANDAL APALAGI PENULIS PROFESIONAL. AKU SI GADIS DENGAN JULUKAN "PENULIS ABAL-ABAL"

TENTANG JANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang