BACK TO SCHOOL

7 1 0
                                    

Jum'at pagi pukul 03.00, Jane sampai di rumah, rasanya begitu lelah, tapi menyenangkan. Untungnya hari ini sekolah meliburkan semua kelas sebelas, sebagai hari istirahat menyusul weekend hari sabtu dan minggu.

Hari-hari berikutnya berjalan layaknya siswa biasa, berangkat pagi, melaksanakan apel, belajar, jajan dan banyak hal-hal lain yang dilakukan. Yang paling utama adalah berkumpul bersama teman-teman. Entah akan sampai kapan bisa berkumpul tertawa dan bercerita banyak hal seperti ini.

Hal yang paling menyenangkan lagi adalah saling bertukar pikiran, dari sana kita bisa lebih banyak belajar tentang hal-hal yang belum kita alami namun bisa kita pahami.

Entah baik atau tidak, namun Jane rasa itu adalah bagian ilmu yang tidak diajarkan di sekolah, namun bisa kita dapatkan secara gratis melalui teman-teman, guru dan figur lainnya.

Sampai-sampai Jane dekat dengan salah satu pekerja di sekolah, banyak rahasia yang Jane tau mengenai sekolah dan orang-orang yang di dalamnya.

Ternyata tidak semua orang sebaik apa yang kita pikirkan, kadang-kadang cover dan isinya sangat jauh berbeda. Itulah yang Jane tangkap tentang apa yang diceritakan penjaga sekolah.

Sekolah berjalan seperti bisanya, tentang Jane dan orang-orang disekelilingnya. Ayana, mungkin akan Jane ceritakan sendiri bagaimana awal mula ia bisa dekat dengan seorang Ayana, hingga Yogyakarta menjadi saksi atas itu, dekat katanya?

Seperti anak sekolah biasanya, membahas tentang orang lain, pelajaran sekolah hingga hal-hal yang sebenarnya tidak penting untuk dibahas, namun terkadang kurang pas jika salah satu dari itu hilang dari pembahasan. Begitu juga Jane dengan Ayana, mereka berdua dekat berawal dari sebuah tugas, lalu merambat ke pembahasan hal lain.

Sebenarnya saat awal-awal hal itu terjadi semuanya berjalan seperti biasanya, tidak merasakan apapun selain rasa biasa saja kepada teman. Semua berjalan seperti layaknya teman biasa, apalagi sikap Ayana yang terkenal sangat dingin kepada sekitar. Bukan dingin, mungkin lebih kepada pendiam dan tidak terlalu banyak bicara, entahlah jika bersama dengan teman laki-lakinya, mungkin sifatnya akan berbeda, namun sejauh ini ia adalah si kalem yang sulit tergapai. 

Hari itu sebelum tour ke Yogyakarta, ada teman perempuan Jane, katakanlah teman kenal, karena memang tidak sedekat itu, hanya sebata tahu dan mengenal saja. 

Suasananya tidak begitu ramai di kantin sekolah, kebetulan di sana Jane akan membeli sesuatu dan bertemu dengan si perempuan itu, sebutlah Sari. Di saat bersamaan juga, Ayana dan satu rombongan teman-temannya berjalan melewati kantin, seketika Sari dan teman-temannya heboh.

Jane hanya sedikit bingung, sebenarnya ada apa, dan saat Jane melihat ada Ayana dan teman-temannya, sepertinya Jane mulai paham akan hal itu.

"Alah siah, Suka ya?" Goda Jane pada Sari

Sari hanya tersenyum malu, mencoba mengelak.

"Iya tuh Jane, si Sari suka sama----bfttt" Ucap Bunga yang tertahan karena mulutnya di bekap oleh Sari.

"Yang mana nih? Yang depan apa yang belakang? Yang depan ya?"Ucap Jane

Seingat Jane pada saat itu, kira-kira ada enam orang yang berjalan melewati kantin, dan seingat Jane juga dibarisan pertama adalah Iskandar, ada juga Septiawan, dan beberapa orang lagi termasuk Ayana lah yang berada dibarisan paling belakang.

Ku kira Sari menyukai Iskandar, karena di banding orang-orang tadi dan Ayana, Iskandar lah yang paling banyak digandrungi oleh kaum hawa.

"Yang mana nih? btw gue kenal tuh sama orang-orang itu, siapa tau bisa jadi mak comblang yakan" Ucap Jane lagi sedikit mengulik dan mencoba mencari tahu sebenarnya siapa laki-laki yang di sukai Sari.

"Yang paling belakang Jane" celetuk Bunga yang langsung mendapatkan cubitan dari Sari.

Seketika Jane terkejut, ternyata dugaannya salah, bukan Iskandar atau Septiawan, melainkan Ayana, Seorang  Ayana.

"Ouh, Ayana? Susah euy, pendiem" Jane mencoba menetralkan sikap, berusaha seolah tidak tahu apa-apa.

"Tapi dicoba dulu, siapa tau bisa, semangat" lanjut Jane

"Oke Thanks, tapi BTW lo jangan bilang siapa-siapa ya" Ucap Sari

"Aman" Jawab Jane

"Gue pegang omongan lo" 

Semuanya kembali ke semula, tidak ada lagi pembahasan mengenai Ayana yang coba Sari lakukan, karena Jane yang bergegas keluar dari kantin, menghindari keadaan awkward yang hanya Jane sendiri yang merasakannya.

Jujur, sangat amat tidak menyangka, tapi tidak heran Juga. Jane akui Ayana memang mempunyai wajah yang bisa di perhitungkan, hanya saja mungkin sikapnya terlalu kaku pada wanita. 

Entahlah kenapa Jane bisa menilai demikian, tapi waktu itu, Jane pernah bertanya tentang masa lalu Ayana, ternyata Ayana memiiki dua masa lalu yang mungkin bisa dikatakan Jane tidak paham akan hal itu.

Ada satu sosok perempuan yang Jane kenal, ia adalah satu dari dua masalalu Ayana. Hanya saja ketika melihat bagaimana kepribadian dan tingkah laku serta sikap dari perempuan itu, rasa-rasanya seperti, lah kok bisa? padahal Jane rasa itu tidak akan sejalan dengan Ayana yang bisa Jane tebak tidak akan suka pada hal-hal itu.

Ketika Jane bertanya, kenapa pada saat itu seorang Ayana memutusakan untuk menjalin komitmen dengan masa lalunya, dan sedikit terkejut dengan jawabannya,

Tidak tahu katanya, semua mengalir begitu saja. Ayana merasa dirinya kurang waras mungkin. Jane hanya sedikit terkekeh, ada-ada saja, bukankah tidak akan ada asap ketika tidak ada api?


TBC

SEE'U GUYS!

MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN ATAU KETIDAKNYAMBUNGAN

VOTE NYA PLEASE!

AKU MASIH TAHAP BEAJAR, BUKAN PENULIS PROFESIONAL, HANYA SEORANG GADIS DENGAN JULUKAN "PENULIS ABAL-ABAL"


TENTANG JANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang