AYANA

6 1 0
                                    

Setelah kejadian di kantin, Jane berfikir tentang bagaimana reaksi Sari ketika dia tahu bahwa dia memberitahu kepada orang yang salah?

Toh Jane hanya sebatas teman dengan Ayana, jadi apa yang harus Jane khawatirkan, dan kenapa malah Jane memikirkan tentang Sari dan Ayana yang jelas-jelas bukan urusannya.

Mengenali kepribadian dan sikap  seseorang mungkin butuh waktu seumur hidup, karena setiap fase hidup, kepribadian dan sikap akan selalu berubah. Itulah yang pernah Jane dengar, entah benar atau salah. Pada intinya, semua akan dibuktikan oleh waktu.

Ngomong-ngomong pembahasan kali ini mungkin akan penuh tentang Ayana.

Ayana, laki-laki dengan perawakan cukup tinggi, tapi tidak bisa dikatakan sangat tinggi karena ada yang lebih tinggi dari Ayana. Mungkin tingginya sekitar hampir seratus tujuh puluh senti, mungkin, bisa saja kurang atau bahkan lebih dari perkiraan Jane. Yang jelas dia cukup tinggi.

Yang paling bisa dikenali adalah, Hoodienya. Laki-laki berhoodie, setiap hari tanpa pernah absen satu kalipun. Sudah seperti belahan jiwanya yang siap kapanpun dan kemanapun Ayana melangkah  selalu menemani. Layaknya perangko.

Jane selalu sangat bermusuhan dengan bau badan, bukan berarti Jane adalah orang yang selalu wangi setiap saat, tidak. Tidak wangi pun minimal tidak bau, begitu katanya.

Pernah, mengalami suatu kejadian bahkan sering, ketika di ruangan kelas, saat udara sedang panas-panasnya, perut sedang lapar-laparnya dan bau badan teman selalu melewati hidung, tahu bagaimana rasanya perut lapar dan ada bau menyengat? menyiksa.

Jane bercerita tentang pengalamannya itu pada Ayana, responnya hanya  dia merasa bahwa dirinya tidak bau badan.

Pada saat itu, Jane begitu tidak peka terhadap apa yang Ayana maksud, pikirannya hanya fokus dengan cerita yang ia sampaikan kepada Ayana.

Hingga muncullah pertanyaan dalam benak Jane setelah keesokan harinya, sebenarnya apa maksud Ayana mengatakan hal demikian itu.

Makna apa yang tersirat atas pernyataan Ayana kemarin? membuatku terkesan kan? apakah sesuatu yang lain? bagaimana jika Ayana berpikiran buruk tentang Jane?

Ah sudahlah, toh apa urusan Jane jika Ayana berpikir macam-macam tentangnya? mau berharap apa? 

Saat masuk sekolah, semua berjalan seperti biasanya, Jane yang menjalani hari-harinya dengan Ayana, membahas hal-hal tidak masuk akal yang sialnya terasa begitu mengasyikkan.

Sempat lupa, Ayana pernah menceritakan tentang hal yang mungkin belum dia ceritakan pada orang lain selain keluarga yang memang sudah tahu.

Ayana memiliki daya tahan tubuh yang rentan, juga memiliki masalah lambung seperti Jane yang malah lebih parah. 

Jane baru tahu itu, Ayana harus mengurangi makan pedas, es dan sejenisnya yang memang lebih baik tidak dikonsumsi agar lambungnya tidak bertambah buruk.

Saat itu Jane teringat pada saat kejadian di Yogyakarta, Jane membelikan satu kotak makanan pedas dan satu gelas es, merasa bersalah akan hal itu maka Jane menanyakan pada Ayana.

Untunglah pada saat kejadian, lambungnya dalam keadaan baik-baik saja, jadi Ayana tidak mengalami efek berat akibat memakan makanan itu.

Sedikit merasa bersalah sebenarnya, tapi hal itu sudah berlangsung lama. Baru kali ini Ayana memberitahu. Lagipula bukan salah Jane sepenuhnya kan?

Hari itu  tanpa sengaja seorang guru bertanya tentang kehidupan pribadi Ayana,pada saat itu tujuannya adalah untuk pendataan siswa dan siswi di sekolah yang Jane tempati. Jane baru tahu bahwa Ayana adalah seorang yatim. Benar, Ayana sudah tidak memiliki ayah, sudah hampir menginjak lima tahun ayahnya berada dipangkuan Yang Maha Kuasa.

Jika tidak salah juga, Ayana memiliki beberapa kakak, entah dua atau tiga Jane sedikit lupa.

Dan jika tidak salah juga Ayana adalah satu-satunya anak laki-laki yang ibunya punya, mempunyai adik yang umurnya tidak jauh dari dirinya.

Anak lelaki satu-satuya, menjadikannya harus berdiri kokoh meski umur tidak bisa dikatakan siap untuk melakukan itu, Ayana hebat, Jane akui itu. Dari seorang Ayana, Jane melihat sosok Kakaknya, benar seorang kakak yang patut dibanggakan oleh Jane.

Ternyata banyak yang belum ia ketahui dari seorang Ayana, tapi mampukah Jane megetahui lebih banyak mengenai Ayana?, lalu untuk apa? untuk apa Jane ingin lebih tahu tentang Ayana?

Februari rasanya berlalu begitu cepat, itu berarti berlalunya februari telah mengantarkan pada maret. Rasanya waktu kian berjalan begitu cepat, dan tiba-tiba maret sudah di depan mata.

Berarti setelah dari Yogyakarta, kini hubungan Jane dan Ayana masih baik-baik saja, Jane rasa seperti itu.

Hari-hari tentang Ayana, rasanya tidak begitu membosankan, Jane mencoba enjoy dengan dirinya dan hal-hal baru yang ia temukan tentang--lagi-lagi Ayana.

Hingga Jane lupa dengan sosok Sari, perempuan cantik dan perlu digaris bawahi adalah dia menyukai Ayana.

Entah mengapa Jane merasa ada yang aneh tentang sikap Sari, entah apa itu. Dan ada rasa sedikit bersalah dari dalam lubuk hati Jane tentang Ayana. Sikap Sari seperti seseorang yang sama sekali tidak mengenal Jane, meluruskan pandangan setiap kali berpapasan dengan Jane, entah kenapa.

Sampai-sampai Jane pernah bertanya pada sahabatnya, Caca. Kebetulan Caca adalah teman Sari juga. Jane mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Sari. Jawaban yang Jane dapatkan dari Caca adalah bahwa sikapnya memang seperti itu. Caca juga tidak bertanya lebih karena Caca sudah sangat tahu persis perjalanan Jane dan Ayana, juga tentang Sari yang menyukai Ayana.

Jane ingat pada akhir Februari kemarin, saat hari valentine, Jane sangat ingat, Jane tidak sengaja membaca pesan dari Sari di handphone Caca, katanya Sari memberikan dua buah coklat. Hari kasih sayang itu menggerakkan hati Sari untuk satu langkah lebih dekat dengan Ayana.

Dengan sepucuk surat yang mengantarkan dua coklat dari Sari, ia mengatakan bahwa dirinya menyukai Ayana. Setelah mendapatkan itu, Ayana langsung mengirim pesan Whatsapp kepada Jane yang berisi sebuah gambar dimana ada coklat dan sepucuk surat, yang sebenarnya sudah Jane ketahui siapa pengirimnya.

"mau pamer nih" satu pesan masuk bersama gambar dua coklat dan sepucuk surat itu.

" wihhhh bisa bisa bisaa, banyak penggemar ya pak" Jawab Jane

"Iya nih, BTW kenapa ngga ngasihin langsung?" Tanya Ayana

"Ngasihin langsung gimana maksudnya?" Tanya Jane

"Iya, dari kamu kan? kenapa ngga di kasihin langsung  aja, jangan malu lah" Jelasnya

Jane sedikit terkejut, ternyata Ayana malah menyangka itu dari Jane, lalu apa yang harus Jane lakukan?

"Bukan"

"Iya ngga usah bohong, Aku terima kok"

"Aku bilang engga ya, bukan dari Aku"

"Yang bener?"

"Tanya tuh sama yang nge-crushin kamu, dari dia tuh"

"Harus banget dari dia?"

Ayana sudah tahu masalah Sari, ternyata Sari sudah mencoba pendekatan dengannya, tidak menyangka Sari punya keberanian sebesar itu, Sari Good Job!

"Kenapa sih, cantik kok"

"Harus banget ya nilai dari cantikknya? emang suka harus karena cantik?"

Jane termenung mendengarnya, benarkah sosok Ayana yang mengatakannya?


TBC

SEE'U GUYS!

MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN ATAU KETIDAKNYAMBUNGAN

VOTE NYA PLEASE!

AKU MASIH TAHAP BEAJAR, BUKAN PENULIS PROFESIONAL, HANYA SEORANG GADIS DENGAN JULUKAN "PENULIS ABAL-ABAL"


TENTANG JANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang