🐶🦁🐻🦊
. . .
CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author..
.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
.
.
.
Perkelahian di tempat karaoke berlalu dan semua mengira segalanya telah usai. Ternyata tidak. Masalah yang sesungguhnya baru terjadi dua minggu berselang.
Waktu itu hari Minggu. Taehyung berada di apartemen Jimin bersama Yuta. Seungcheol tak ada di sana dan mereka bertiga tengah berusaha menghubunginya.
“Masih belum diangkat?” Yuta bertanya, dan Jimin lagi-lagi menggeleng.
Ini sudah panggilan yang ke tujuh, tapi sampai sekarang masih tak ada jawaban dari Seungcheol. Padahal, hari ini mereka telah berjanji belajar bersama di apartemen Jimin. Mereka harusnya sudah memulai kegiatan sejak satu jam yang lalu.
Namun, Seungcheol tak datang dan sama sekali tak memberi kabar. Mau tak mau ketiga temannya pun bertanya-tanya.
“Ini tidak seperti biasanya,” Taehyung berkata. Mimik wajahnya terlihat cemas. “Dia selalu memberitahu kita jika akan datang terlambat, kan?”
“Apa mungkin dia ada urusan mendadak?” Jimin bertanya-tanya seraya mengirimkan pesan lagi pada Seungcheol.
Yuta mencetuskan satu saran. “Haruskah kita pergi ke rumahnya?”
Sejenak Taehyung berpikir, sebelum kemudian berdiri dari duduknya. “Kurasa tidak ada salahnya,” dia berkata lalu meraih tasnya. “Ayo kita cek dia.”
Namun tiba-tiba sekali Jimin menyahut, “Tunggu, dia menelepon!”
Taehyung dan Yuta yang telah berdiri praktis menoleh pada Jimin. Anak lelaki tersebut sudah menempelkan ponsel ke telinga dan berbicara ke telepon. “Seungcheol, ke mana saja kau? Semua—”
Mendadak kata-kata Jimin terhenti. Keningnya berkerut dan raut wajahnya perlahan berubah—terlihat terkejut, bingung dan entah mengapa juga gelisah. Taehyung dan Yuta pun ikut resah melihatnya.
“Tu-tunggu—ini Jeonghan, kan? Woah—hei, hei! Tenangkan dulu dirimu. Bicara pelan-pelan—apa yang terjadi?”
Karena kata-kata Jimin terdengar aneh dan nadanya terburu-buru, maka Yuta dan Taehyung akhirnya ikut tak tenang.
“Keluarganya sudah diberitahu, kan?” kata Jimin ke telepon. “Hei, Jeonghan, tenang—dia akan baik-baik saja—jadi jangan khawatir, oke? Tidak, tidak! Jangan panik! Kami akan segera ke sana.”
Jimin mengakhiri panggilan dan segera saja Yuta bertanya, “Ada apa? Apa yang terjadi?”
Taehyung tak ketinggalan pula menuntut jawaban dari pertanyaan, “Kenapa kau berbicara dengan Jeonghan?”
Taehyung dan Yuta terlihat tak sabaran, risau serta tak mengerti, tapi Jimin lebih bingung lagi mesti menjelaskan mulai dari mana. Jadi, sambil mengajak dua pemuda tersebut beranjak, dia hanya mengatakan, “Kita harus ke rumah sakit sekarang. Akan kujelaskan di jalan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlimited [Mini Series]
FanficSekumpulan remaja puber dengan segala kegilaan dunia SMA. Drama tersembunyi Unlimited. Cuplikan-cuplikan kehidupan para tokoh di balik layar (?) Ps. Please read "Unlimited | KookV" for main story . . . Genre : Slice of Life, School-life, Shounen Rat...