🌹 KookV 🌹
. . .
CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab kami.
*deepbow*.
.
Happy Reading~ ^^
.
.
.
.
.
Musim dingin sebentar lagi berakhir, tapi bukan berarti suhu bakal berangsur menghangat dalam waktu dekat. Matahari di tengah hari saja seperti tidak terasa sama sekali.
Hal yang paling menyebalkan, di cuaca dingin seperti ini pun Jungkook dan Seungcheol masih merencanakan kegiatan belajar bersama. Dua murid—sok—teladan itu harusnya kencan saja berdua di perpustakaan, tak perlu menyeret-nyeret Taehyung yang ingin bergelung dalam selimutnya di kamar.
Masalahnya, Jimin dan Yuta ternyata satu pendapat. Jimin memang pada dasarnya sudah rajin, sementara Yuta ikut-ikutan karena mereka akan belajar di apartemen Jimin—di sana ada PS, makanan, semua temannya, dan yang terpenting tidak ada orang tua yang akan mengatur-atur.
Jadi, hari Minggu ini mereka seharian belajar dari siang hingga petang tiba.
Ketika kegiatan belajar selesai, Jungkook memandang pacarnya yang tahu-tahu sudah melempar buku sembarangan. Tadinya dia hendak meraih Taehyung—membelai rambutnya atau sekadar mengusap bahunya demi memberikan semangat karena sudah rajin belajar, dan karena Jungkook sendiri juga sudah ingin menyentuh seharian ini. Namun, tak sempat.
Taehyung cepat-cepat menarik selimut dari kasur di dekatnya dan malah bergelung ke pangkuan Jimin. Jungkook melongo, sementara anak laki-laki itu berkata pada Jimin, “Peluk aku, Jimin. Hawa dingin tidak baik untuk bayi.”
Jungkook melotot, Seungcheol yang tengah membereskan buku secepat kilat menoleh, Yuta baru meneguk sebotol soda di meja dan seketika tersedak, sementara Jimin yang tadinya masih mengecek hasil belajarnya serta-merta menatap horor.
“Bayi apa?” Jimin mempertanyakan.
Dan Taehyung mendongak dengan tampang tak bersalah kendati sudah menciptakan situasi nan ambigu. “Aku,” jawabnya begitu saja. “Kau bilang aku bayimu, kan?”
“Oh, ya ampun,” Seungcheol mendesah jengkel.
Sedangkan Yuta membersihkan tumpahan soda di bajunya sembari mengumpat, “Sialan. Kenapa tidak pernah ada yang mau melakban mulutnya dari dulu-dulu?”
Jimin pun mendesis menahan sumpah serapah. “Jangan bicara aneh-aneh!” sergahnya, nyaris terkena serangan jantung.
Bersamaan dengan itu Jungkook menarik selimut yang menutupi Taehyung dan menyeret sang kekasih sejauh-jauhnya dari Park Jimin. “Apa-apaan kau ini?”
Taehyung yang ditarik tiba-tiba lantas terguling di lantai. Belum sempat bangkit, Jungkook sudah menarik bagian belakang bajunya untuk lebih mendekat. “Kau yang apa-apaan, Jungkook!” dia protes gara-gara beberapa sudut tubuhnya ngilu.
Jungkook sontak membentak, “Kenapa bermanja-manja dengan orang lain!”—di depan mataku pula!
“Aku tidak bermanja-manja!” balas Taehyung membela diri. Wajahnya yang garang tanpa secuil pun raut bersalah memancing Jungkook untuk mendaratkan tangan nan gemas tepat ke wajahnya dengan sedikit dorongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unlimited [Mini Series]
Fiksi PenggemarSekumpulan remaja puber dengan segala kegilaan dunia SMA. Drama tersembunyi Unlimited. Cuplikan-cuplikan kehidupan para tokoh di balik layar (?) Ps. Please read "Unlimited | KookV" for main story . . . Genre : Slice of Life, School-life, Shounen Rat...