Badboy Raffa: part tiga

359 17 1
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Suara motor Raffa mampu menarik perhatian banyak orang ketika cowok itu memasuki area sekolah yang sudah dipenuhi banyak murid.

Terutama cewek-cewek, mereka berbondong-bondong mendekati kearah Raffa sambil menyerahkan barang yang mereka bawa untuk diberikan kepada Raffa.

"Raffa, gue bawa minuman kesukaan lo, please terima."

"Raf, gue bawain sarapan buat lo, pasti lo belum sarapan kan?"

"Ini gue bawain nasi uduk langganan lo Raf, gue rela antri cuman buat lo, terima ya."

"Ih apaan sih kalian, caper banget. Raffa itu cowok gue, gak usah gatel ke cowok gue bisa gak?"

"HALU!"

"Raffa, tolong dong gue gak bisa lewat gara-gara cewek-cewek gatel ini."

Raffa turun dari motornya sambil melepas helm full face miliknya. Cowok itu masih menggunakan masker untuk menutupi wajahnya yang terdapat beberapa luka memar.

Jeritan dari cewek-cewek yang merubungi Raffa membuat telinga Raffa panas.

"Ya ampun, lo kenapa Raf? Lagi sakit ya makanya pake masker?"

"Lo lagi flu?"

"Aduh ayang beb gue lagi sakit ya?"

"Eh udah minum obat belum, atau mau gue anter ke rumah sakit?"

"Please jangan bikin khawatir Raf,"

"Misi, cowok ganteng mau lewat. Tolong minggir, gue susah nih lewat nya."

Raffa mengenal suara itu, siapa lagi kalau bukan suara Billy yang penuh percaya diri?

Lihat sekarang, Billy berhasil membelah gerombolan cewek-cewek yang masih mengerubungi Raffa.

"Gini amat sih punya sahabat famous, kalau mau ketemu harus berjuang dulu." Keluh Billy, di pelipisnya terdapat beberapa butir keringat.

Raffa hanya diam karena malas bicara, dan Billy mengerti soal itu. Jadi, Billy langsung membubarkan kerumunan itu.

"HUUU ..."

Billy hanya bisa mengelus dadanya sabar ketika mendapatkan sorakan kesal dari para pecinta Raffa garis keras.

"Lo gak risih apa tiap hari diginiin?"  Tanya Billy penasaran, mereka berdua berjalan menuju kelas mereka karena bel masuk baru saja berbunyi.

"Risih lah, ya kali gak."

"Ya siapa tau lo malah seneng gitu dikejar banyak cewek. Rata-rata emang cantik-cantik plus anak orang kaya lagi."

"Mungkin itu berlaku buat lo, kalau gue sih gak."

Billy yang tidak suka kesunyian pun terus mengajak Raffa bicara. Topik yang ia bawa pun random.

"Jennifer itu sebenernya anak pinter, tapi gara-gara dia cinta akut sama lo, dia jadi goblok Raf."

"Lo nyalahin gue gara-gara Jennifer jadi goblok?"

"Eh gak gitu maksudnya," Kata Billy cepat, tidak ingin Raffa salah paham dan berakhir mereka bertengkar.

"Terus?"

Billy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung.

"Gue bingung ngejelasinnya Raf,"

Raffa memutar bola matanya malas.

"Raf, kita mau ikut upacara atau bolos nih?" Billy mengalihkan pembicaraan.

"Bolos aja lah, males ikut upacara."

"Lah, kalau ketauan gimana? Bisa kena hukuman kita."

"Lo lupa sekolah ini punya siapa?"

"Santai bro, gak usah sombong, lagian gue inget kok sekolah ini punya keluarga nyokap lo."

"Bagus kalau inget,"

- BADBOY RAFFA -

"Raffa, makanan dateng. Anak-anak juga ikut nih sama gue," Billy datang bersama anggota inti dengan plastik berukuran besar ditangannya.

Raffa menoleh lalu berjalan menghampiri teman-temannya yang berkumpul.

"Kondisi Surya gimana bos?" Tanya Damian.

"Udah membaik. Cuman ya gitu, tangan kanannya jadi kaku karena luka tusuk dibahu kanannya." Jawab Raffa seadanya.

"Apa perlu kita serang markas mereka?" Tanya Alva dengan mulut yang asik mengunyah makanannya.

"Gak perlu, lagian gue udah punya rencana." Kata Raffa tenang.

"Rencananya apa emang?" Kali ini Billy lah yang bertanya.

"Kepo lo,"

Billy memanyunkan bibirnya kesal.

"Jenguk Surya yuk, gabut anjir kalau disini terus." Ajak Dean.

"Boleh tuh, dirumah dia kan lengkap. Sabi lah main PS haha." Gurau Arshaka.

"Yuk lah, kapan nih berangkatnya?" Tanya Aldeo tidak sabar.

"Abisin dulu makanannya, baru  otw rumah Surya." Ujar Delano.

Aldeo mengangguk paham sambil melahap cepat makanannya sampai-sampai ia tersedak saking buru-burunya.

Delano menepuk keras punggung Aldeo membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Lo niat gak sih nolong gue?" Kesal Aldeo.

"Menurut lo?"

"Kayaknya lo punya dendam tersembunyi deh,"

"Gak sih, tapi kalau orang yang gue tolong lo ya males aja gitu pake cara lembut." Ucap Delano santai.

Aldeo mendengus pelan, tangannya meraih minuman milik Alva, meneguk minuman itu sampai habis tak tersisa.

"Minuman gue bajingan!" Alva menggeram marah.

"Gak usah pelit, gue cuman minta sedikit."

"Sedikit pala lo gandol! Itu belum gue minum tapi udah lo abisin, dimana sedikitnya anjing?!"

"Ya elah Al, tinggal beli lagi."

"Aldeo bangsat, gue doain dicolek banci tau rasa lo."

🔥🔥🔥
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Ayo ramein lapaknya💙

Badboy Raffa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang