Badboy Raffa: part limabelas

227 16 1
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

"Jadi lo ketua Skalava?" Raffa memindai penampilan Devran yang merupakan ketua dari geng Skalava.

"Iya, emang kenapa?" Devran mengerutkan keningnya bingung, memang ada yang salah dengan penampilannya?

"Lo mau minta bantuan apa?" Kata Raffa yang langsung pada intinya.

"Gue mau ajak Laskar Geng kerja sama," Kata Devran serius dan penuh keyakinan. Jauh didalam hatinya, ia sangat mengharapkan jawaban 'iya' dari Raffa, selaku ketua dari Laskar Geng.

"Kerja sama?"

Devran mengangguk mengiyakan.

"Kerja sama apa yang lo maksud?"

Devran berdehem pelan, "Gue mau ngajak Laskar Geng kerja sama buat hancurin geng Xmove."

Raffa terbatuk pelan lalu menegakan tubuhnya. Merasa sedikit terkejut, ya sedikit.

Devran memang datang langsung ke markasnya, sendirian, tidak ada yang menemani cowok itu. Menurut anggota inti Laskar Geng, bernyali juga cowok itu.

"Jujur, gue dendam banget sama ketua geng Xmove."

"Maksud lo si Roger?"

"Ya,"

"Apa yang bikin lo dendam sama dia?" Damian menatap Devran penasaran.

"Harus banget ya, gue ceritain detailnya ke lo semua?" Devran menaikan sebelah alisnya.

"Harus!"

Jawaban kompak dari anggota inti Laskar Geng membuat Devran, mau tidak mau menceritakan masa lalunya yang kelam.

"Sebenarnya, Roger itu adek tiri gue. Bokap dia nikah sama nyokap gue 3 tahun lalu. Awalnya gue gak masalahin soal ini, tapi kelakuan bejat Roger bikin gue benci, sebenci-bencinya."

Tatapan Devran lurus kedepan dengan rahang mengeras, seperti sedang menahan amarah.

"Apa yang bikin lo benci sama si Roger? Dia buat sesuatu yang fatal sampe lo kayak gini?"

Cerita yang Devran ceritanya semakin menarik untuk mereka yang dibuat penasaran.

"Bajingan itu perkosa Nestha, adik gue satu-satunya yang selalu gue jaga. Nestha hamil waktu umur 15 tahun dan dia depresi karena Roger gak mau tanggung jawab. Jangankan bertanggung jawab, ngakuin itu hasil perbuatannya aja gak mau. Ditambah lagi, nyokap sama bokap tiri gue malah sudutin Nestha."

Devran menghembuskan nafasnya kasar, berusaha kuat untuk kembali membuka luka lamanya yang masih basah sampai saat ini.

"Nestha gak bisa lawan depresinya, akhirnya dia milih bunuh diri. Waktu itu, gue gak tinggal lagi sama mereka, gue disuruh tinggal sama nenek kakek gue di kampung." Imbuh Devran lirih.

"G-gue kok pengen nangis ya?"
"Sumpah bro, lo kuat banget."
"Parah sih. Ternyata Roger lebih bajingan dari yang gue kira."
"Asli, gue kalau jadi lo, mungkin udah milih nyusul si Nestha."

Devran mengusap ekor matanya yang basah sambil tersenyum paksa.

"Gue sayang banget sama Nestha, cuman dia yang gue punya setelah kematian bokap kandung gue."

"Lah, nyokap lo?" Bingung Billy.

"Nyokap gue mana peduli. Sebelum bokap kandung meninggal, dia juga udah begitu. Yang ada di pikiran dia itu, uang, kesenangan, dan kemewahan."

Kedua tangan Devran mengepal kuat. Setiap mengingat sosok ibunya, perasaan benci itu semakin menjadi-jadi.

"Gue sama yang lain bakal bantu lo."

"Serius?" Devran menatap Raffa tidak percaya. Tatapan nya berubah cerah, seakan-akan menemukan harapan baru dari sosok Raffa.

"Hm,"

"Jadi kapan kita buat rencananya?" Tanya Devran tidak sabaran.

Raffa meneguk minuman kalengnya sampai habis, membuang kaleng kosong itu ke sembarang arah.

"Buset, bossy banget. Untung anak sultan," Billy berdecak pelan, dan Raffa sama sekali tidak peduli dengan decakan Billy.

"Sebenernya bisa aja sekarang, tapi gue gak mau buru-buru. Gue udah ada rencana yang kayaknya bakal seru," Ujar Raffa tersenyum penuh arti.

"Ayo bahas rencana lo sekarang!"

"Sabar bro. Kita perlu waktu buat mastiin semua nya. Gue udah suruh Arshaka sama Damian buat pantau mereka. Kalau situasi aman, gue bakal kabarin lo."

"Situasi aman?"

Raffa mengangguk, "Felling gue, mereka lagi rencanain sesuatu buat mancing gue ke jebakan mereka."

"Hah?"

Surya menepuk pelan bahu Devran, membuat cowok itu menoleh.

"Feeling Raffa selalu tepat sasaran. Ya, sebagian besar begitu, dia itu peka banget orangnya."

Devran ber-oh ria. Ia kira Raffa seorang cenayang, haha.

"Yaudah, gue tunggu kabar lo. By the way, anggota gue baru 20 orang doang. Gak masalah kan ya"

Raffa mengibaskan tangannya pelan, "Gampang. Gak perlu pusingin masalah itu,"

🔥🔥🔥
Partnya pendek nih.

Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Ayo ramein lapak BADBOY RAFFA.

Badboy Raffa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang