Badboy Raffa: Part duabelas

224 17 2
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

Duk!

"Aw!"

Billy jatuh tersungkur akibat menabrak Dean yang berjalan didepannya berhenti tiba-tiba. Ia memang berlari karena mengejar teman-temannya yang sudah berjalan lebih dulu, meninggalkannya.

"Ngapain sih lo?" Dean menundukan kepalanya, menatap Billy yang masih di posisinya terjatuh.

"Lo gak mau nolongin gue gitu?" Billy mendongakan kepalanya dengan mata yang menatap Dean memelas.

"Apa sih, ogah banget." Dean menjulurkan lidahnya, mengejek Billy.

Billy mendengus kesal sambil mencoba bangkit dengan bokong yang terasa ngilu.

Mereka semua berjalan menuju kantin untuk mengisi kekosongan hati mereka. Ups! Ralat, mengisi kekosongan perut mereka yang sedari tadi sudah memberontak minta diisi.

Meja pojok paling belakang menjadi tempat kekuasaan mereka. Tidak ada yang berani duduk disana, kecuali—

"Itu siapa coba yang berani duduk di Meja kita?" Tanya Surya menaikan sebelah alisnya penasaran.

Pasalnya, orang itu hanya duduk sendirian dan sialnya duduk membelakangi mereka. Tapi yang pasti, orang yang berani duduk di tempat kekuasaan mereka adalah seorang cewek.

"Gila, nyali nya gede juga ya? Keren." Mata Alfent terus menyorot kearah cewek itu, rasa penasaran nya bertambah saat seseorang yang seperti teman cewek itu datang dengan satu nampan berisi makanan.

"Kita samperin gak nih? Apa kita langsung buat perhitungan untuk mereka?" Damian melirik Raffa yang diam tanpa sepatah kata.

Tanpa banyak bicara, Raffa berjalan mendekati dua cewek itu, diikuti teman-temannya yang lain.

"Siapa kalian?" Tanya Raffa to the point membuat dua cewek itu langsung menoleh kearah nya dengan tatapan terkejut.

"Anu kak—"

"Pergi!" Usir Raffa.

Salah satu cewek itu menunduk ketakutan dan berusaha berbicara dengan cewek satunya dengan cara berbisik.

Tidak hanya itu, suasana kantin yang tadinya berisik berubah hening dalam hitungan detik. Semua orang menatap kearah meja pojok, tempat kekuasaan Laskar Geng.

Bisik-bisik mulai terdengar membuat salah satu cewek itu bergetar ketakutan.

"Fiks, gue yakin banget kalau mereka berdua cuman cari muka ke Laskar Geng!"
"Pasti lah, siapa yang gak mau cari perhatian ke Laskar Geng coba?"
"Kecentilan banget sih jadi cewek, baru hari pertama masuk udah caper ke pacar-pacar gue."
"Kalau menurut sih, siswi baru itu emang udah incer Laskar Geng deh.
"Nah, kita sepemikiran. Bisa aja dia sengaja masuk sini cuman buat ngejar-ngejar Raffa. Ck, murahan banget."
"Itu bukannya Sintya ya? Dia yang suka di bully geng Sakura kan?"
"Ho'oh, dia juga pernah pura-pura pingsan didepan Laskar Geng yang lagi nongkrong didepan perpustakaan. Sayangnya Laskar Geng gak peduli sama dia, haha kasian."

"Sheeva, mending kita cari tempat lain aja yuk." Ajaknya dengan cara berbisik, tapi karena suasana kantin yang hening membuat suara bisikan nya masih bisa Raffa dengar.

Apa lagi jarak antara mereka cukup dekat.

"Kenapa pindah?"

Raffa mengamati cewek itu, terlihat asing, siapa cewek ini? Apa kah cewek inilah yang sejak tadi pagi menjadi gosipan anak-anak Brukley High School?

"Lo murid baru?" Tanpa bisa mencegah mulutnya, Billy bertanya dengan tatapan memuja mengarah kearah salah satu cewek yang wajahnya terlihat asing untuk mereka.

Apa cewek ini murid baru yang sedang dibicarakan banyak orang? Kalau iya, Billy sangat bersyukur karena doanya dikabuli oleh Tuhan.

Cewek itu menatap kearah Billy sambil tersenyum ramah. Damn! She is so beautiful! Senyum itu begitu mengesankan dan entah mengapa mampu menghipnotis anggota inti Laskar Geng, termasuk Raffa.

"Halo, salam kenal. Aku Sheeva, siswi baru disekolah ini. Sebelumnya maaf banget kalau buat kalian marah karena aku sama temen ku duduk disini tanpa izin kalian. Gak ada tempat kosong selain ini, jadi aku duduk sini deh."

Shit!

Suaranya mengalun lembut, dengan wajah yang begitu cantik dan juga manis. Jangan lupakan soal pembawaannya begitu tenang dan anggun.

"Oh gitu ... boleh deh gabung sama kita."

Ucapan Surya berhasil mengejutkan semua orang. Alasannya simple, Surya dan Raffa sedikit mirip dalam hal ini. Mereka berdua sama-sama malas berurusan dengan yang namanya perempuan. Menurut mereka, makhluk yang disebut perempuan, cewek, wanita, kaum hawa, dan sebagainya sangatlah merepotkan dan banyak mau nya, hal itu membuat mereka enggan berurusan dengan perempuan.

Tapi kali ini?

Surya mengucapkan sesuatu yang tidak pernah mereka duga. Bahkan Raffa sampai menoleh kearah Surya dengan tatapan tidak percaya.

"Lo—"

"Sekali-kali Raf, kayaknya dia beda dari yang lain."

Yang Surya maksud adalah, Sheeva berbeda dengan cewek lain. Karena Sheeva terlihat biasa aja, tidak terlihat sedang mencari perhatian mereka. Sedangkan cewek lain? Cewek-cewek itu berlomba-lomba menarik perhatian mereka dengan banyak cara. Bahkan cewek-cewek itu melemparkan tubuh mereka dengan suka rela demi mendapatkan perhatian mereka.

Miris!

Kaum hawa jaman sekarang benar-benar butuh edukasi. Mereka tidak memikirkan kelanjutannya, bagaimana kehidupan mereka selanjutnya setelah kehilangan mahkota yang seharusnya diserahkan pada suami mereka kelak.

"Thank you—"

"Gue Surya, anak XII IPA 3."

Sheeva menganggukan kepalanya, "Thank you kak Surya."

Hati Surya menghangat ketika cewek itu menyebut namanya dengan nada suara yang super lembut bak seorang putri kerajaan.

"Gue kira lo gak doyan cewek anjir,"

Surya menggeplak kepala Billy di depan Sheeva yang melongo.

"Gue masih normal, anjing!"

🔥🔥🔥
Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Yuk RAMEIN lapak BADBOY RAFFA sampai serame-ramenya kayak lagi ngelabrak.

AHAHA.

Badboy Raffa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang