Badboy Raffa: part duapuluh satu

238 15 2
                                    

Happy reading, keep enjoy-!
-
Jangan lupa VOMENT nya.
-

"Raffa pasti seneng liat aku keguguran,"

"Gak sayang. Asal kamu tau, dia juga ikut sedih pas tau kamu keguguran."

"Gak mungkin mas, dia kan gak mau punya adek lagi. Aku yakin banget kalau dia pasti lagi buat pesta sama temen-temennya kalau dia gak jadi punya adek baru."

"Raffa bukan orang yang kayak gitu sayang, dia masih punya hati nurani."

"Gak mas, gak. Aku gak percaya, dia pasti cuman acting. Belaga sedih padahal didalam hatinya seneng banget."

Raffa menghembuskan nafasnya panjang, lalu kembali meneguk segelas minuman ditangan kanannya. Minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi.

Anggota inti Laskar Geng sudah memperingati Raffa untuk tidak minum berlebihan. Tapi Raffa tetap lah Raffa, cowok keras kepala itu malah mengamuk dan meninju siapapun yang berani mengganggu kesenangannya.

"Dia mabuk karena apa lagi sih? Gak mungkin kan karena cinta?" Tanya Damian setengah sadar. Karena ia pun sedang minum minumann berakohol tinggi.

"Kayaknya sih bukan,"

"Terus si Billy kemana? Lagi sama jalangnya?"

"Bisa jadi,"

"Gila sex dia, ngeri bray!"

"Ya gitu lah kalau udah kecanduan, susah lepas." Ujar Delano seraya menghisap rokoknya dengan nikmat.

"Masalahnya, gue takut dia kena penyakit kelamin."

"Mit amit dah. Kalau dia kena, kita juga pasti bakal kena." Aldeo menggeleng keras.

"Udah lah ngapain bahas penyakit kelamin sih. Ini kita mau apain si Raffa? Kalian gak kasian liat dia kayak orang gak waras?" Lerai Arshaka.

"Coba lo tanya deh, dia maunya gimana."

Arshaka menggeplak kepala Aldeo, "Dia udah mabok berat goblok."

"Santai dong, nih pala jangan main geplak aja. Lo kata gak sakit apa sat, Bangsat!"

"Yeuh, lo kok jadi nyolot sih." Arshaka menatap Aldeo sinis.

"Gue gak akan nyolot kalau lo santai, gak main geplak." Bela Aldeo.

"Najis, baperan lo."

"Raf! Mau balik kagak lo?" Tanya Damian setengah berteriak.

Raffa menoleh lalu menatap mereka sayu, "Gak mau pulang, maunya Sheeva."

"Yah, dia beneran udah teler."

"Gimana kalau Sheeva disuruh kesini?" Usul Aldeo asal.

"Anak ngen-"
"Sheeva anak alim mana mau disuruh ke tempat penuh dosa ini."
"Bangsat, ngadi-ngadi lo."

"Emang gue salah?"

"IYA ANJING!"

Aldeo mengelus dadanya pelan, "Padahal gue cuman kasih usulan doang."

- BADBOY RAFFA -

Sinar matahari berhasil mengusik tidur nyenyak Raffa. Dengan perlahan, sepasang mata tajam itu mulai terbuka. Keningnya mengerut dalam saat tangannya menggenggam sesuatu yang begitu lembut dan kenyal serta ukurannya lumayan besar.

Apa itu?

Ia mencoba meremasnya beberapa kali, kenapa bisa sekenyal ini? Dan, ukurannya kenapa sangat pas ditangan nya?

"K-kak, jangan diremes!"

Mata Raffa membulat sempurna, kepalanya menoleh ke samping kanannya. Mendapati Sheeva yang ternyata tidur disebelahnya dengan wajah memerah.

Tunggu, tidur disebelahnya?

Apa jangan-jangan, yang ia remas tadi—

Sialan!

"T-tadi itu, gue pegang dada lo?" Tanya Raffa shock.

Sheeva mengubah posisi tidurnya jadi membelakangi Raffa. Malu.

"Jawab Sheeva."

"Kalau iya kenapa emangnya kak? Kakak mau balikin keperawanan dada aku?"

"Shit!"

"Semalem aku ditelpon sama kak Aldeo pake nomor kakak. Dia nyuruh aku dateng ke sini. Aku kira kakak kenapa, ternyata lagi mabok dan aku disuruh temenin kakak sampe sadar. Tapi kakak gak sadar-sadar, akhirnya ketiduran." Terang Sheeva, masih dengan posisi membelakangi Raffa.

Raffa tidak fokus, matanya terus menatap tangan kirinya. Masih ia ingat bagaimana bentuknya, ukurannya dan seberapa lembutnya sesuatu benda itu.

"G-gue boleh pegang dada lo lagi gak?"

Sheeva langsung membalikan tubuhnya dan menatap Raffa dengan tatapan horror.

"DASAR MESUM!"

Ekhem.

Raffa berdehem dengan cukup keras karena merasa canggung. Cowok itu meruntuki mulutnya yang tidak bisa dikontrol.

"Lupain. Jawab jujur, semalem gue ambil keperawanan lo gak?"

Sheeva mendengus pelan, kenapa Raffa sefrontal ini sih nanyanya?

"Gak kak,"

"Seriusan?"

"Ho'oh. Kenapa emangnya?"

"Gue kira keperawanan lo udah gue ambil, pengen gue lanjut gitu maksud nya."

"Apa yang mau di lanjut?" Tanya Sheeva bingung, tidak mengerti.

Ekhem.

Raffa kembali berdehem, "Sesuatu yang orang bilang surga dunia."

Sheeva mengerutkan keningnya aneh, "Kakak masih mabok ya? Butuh sesuatu biar hilangin efek alkohol yang kakak minum?"

"Gue udah sadar, 100% sadar."

"Tapi kenapa kakak jadi lebih cerewet dari sebelumnya, dan sedikit aneh."

"Aneh? Apa yang bikin gue aneh?" Raffa menaikan sebelah alisnya.

"Y-ya gitu deh,"

"Mau main kuda-kudaan gak? Dijamin bikin lo ketagihan."

Sheeva menganga tidak percaya. Kuda-kudaan yang Raffa maksud itu, yang seperti apa?

Mungkin kah?

"Maksud kakak?"

"Lo gak tau?"

"Em, gak mungkin kan kakak ngajak aku itu-ituan?" Tebak Sheeva tidak yakin.

"Ya emang itu yang gue maksud."

"KAK RAFFA MESUM!"

Fiks, Raffa masih mabuk.

🔥🔥🔥
ASTAGFIRULLAH RAFFA! Sheeva masih polos lho, jangan dipolosin dong.

Kalau ada typo atau kesalahan lainnya, harap maklum ya.

Badboy Raffa (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang