10. Kamu Cantik.

334 18 0
                                    

1. Makan malam (1).

"Ini enak sekali dan kamu cantik, sayang." Mike tersenyum melalui matanya saat menegak gelas anggur, melirik V yang mengunyah, dia menaikkan alis dan tersenyum.

"Tentu saja. Cuci piringnya, ya, daddy. Aku langsung ada kelas daring sepuluh menit lagi. Kau sudah puas meeting, bukan?"

Mike menurunkan gelas, berpaling ke dapur, tepat ke arah westafel yang isinya tertata rapi, tapi tumpukan segala macam benda hasil kerja V tadi, tampak menusuk pemandangan. Tinggi dan minta segera ditangani.

V baru mau meraih gelasnya saat jemari mendadak digenggam. Mendapati Mike tersenyum sangat hangat padanya.

"Kamu sungguhan cantik dan aku mencintaimu."

"Tuan Butler," balasnya menelengkan kepala. Mike segera meraih jemari ramping itu untuk dikecup lamat-lamat. "Pakai sabun yang banyak, oke?"

Baiklah. Mike tahu dia gagal.

.

2. Konsekuensi.

Mike terengah saat sampai. Segera dia mendekati sosok yang membelakangi, merengkuhnya erat juga mengecupi leher yang ditutupi kerah rendah.

"Maafkan aku, sayang," bisiknya pasrah. Dia sadar itu takkan mengembalikan dua jam yang terbuang dan rasa kesal yang mungkin sedang menunggu diluapkan oleh kekasihnya kini, tapi dia tetap akan mengatakannya, "maaf, maafkan aku, sayang. Tidak ada alasan, aku salah. Aku terlambat. Maafkan aku ...."

Lengan yang melingkar ditarik lepas. Tidak memaksa, tapi pelan-pelan saja sampai empunya berpaling dan menatap Mike. Wajah rupawan itu sulit ditebak.

"Kamu cantik. Cantik sekali dan aku sudah menyia-nyiakannya."

Jemari ramping meraba rahangnya. "Dua jam."

Mike meringis. "Aku tahu ...."

"Mereka hanya buka hari ini sebelum tutup selamanya."

"Oh, sayang. Maafkan aku. A-akan ku—" Bibirnya ditekan, diminta diam dengan halus. Untungnya lengan yang ganti melingkari pinggul tidak ditahan.

"Aku mau pulang."

Mike mengangguk, segera menurunkan jemari dari bibir, tapi dipotong lagi.

"Sendiri."

"Ba-bagai—" Mendadak dia didorong keras. Tatapan yang tadinya sulit dibaca, menajam.

"Dua bulan tanpaku itu yang kau inginkan, kurasa," ujarnya lalu segera berpaling pergi. Mike menahan lengannya.

"Sayang."

"Atau, dua tahun?"

Mulut Mike buka tutup tak kuasa, bingung ingin mengatakan apa karena jika dia mengeluarkan janji untuk lain kali, kekasihnya akan murka. Dia sudah menyia-nyiakan yang ini dan melakukannya lagi bukanlah pilihan.

"Kamu cantik sekali," desah Mike pada akhirnya. Mata bulat yang masih menatap lurus itu, berkaca-kaca, kini jelas menyiratkan rasa kecewa.

"Aku lega kau datang dan tidak terluka, tapi semua ini tetap menyakitkan untukku. Lebih baik, kita tidak bertemu dulu."

Mike menarik pegangan di tungkai kecil itu, tapi empunya menggeleng.

"Kau memilih, begitu pun diriku. Aku bukan malaikat dan ini keputusanku akibat perbuatanmu. Aku sudah lelah memaklumi, Mike."

Mereka berpisah malam itu sampai setahun kemudian menikah dan tinggal bersama tanpa mengulang kesalahan yang sama.

.

Cwtch. | Vottom √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang