𝙈𝙖𝙛𝙞𝙖 𝙑𝙚𝙧𝙨𝙞𝙤𝙣

2.9K 127 5
                                    


HAPPY READING

🌏⚡🌪️🔥❄️🍃🌟🌸

"Boboiboy, sarapan dah siap!" Yaya meletakkan mangkuk sup di atas meja, terlihat meja tersebut dipenuhi berbagai macam makanan yang menggiurkan.

Mendengar namanya dipanggil, beberapa lelaki yang berpakaian berbeda warna memasuki ruang makan dengan berbagai ekspresi wajah.

"Eh, Boboiboy. Kenapa berpecah menjadi tujuh?" tanya Yaya bingung seraya melepaskan celemek dari pinggangnya.

Gempa tersenyum manis. "Sengaja, agar suasana di rumah ini ramai," ujarnya dengan suara lembut.

"Tapi tidak lama kan? Takutnya lupa ingatan-"

"Jangan khawatir tentang hal itu, sekarang cepat kita makan! Aku sudah lapar," Taufan memotong perkataan Yaya, lelaki dikenal murah senyum itu menduduki kursi kosong yang kebetulan berada di dekatnya.

"Yaya... bisa tolong buatkan aku mie instan, aku sangat ingin memakannya saat ini," Solar melepaskan kaca mata visor miliknya lalu ia simpan di atas meja.

Sontak saja Yaya menatap tajam suaminya yang tidak tahu berterima kasih, sudah di masakkan banyak makanan tapi masih juga meminta mie instan yang bahkan tidak baik bagi kesehatan? Oh tentu Yaya menolak permintaan tersebut.

"Tidak boleh!" tegas Yaya, lalu mengambil lagi beberapa piring kosong untuk para suaminya ini.

Solar menopang dagunya menggunakan sebelah tangan, dan menatap lurus bola mata coklat istrinya. "Aku pengen makan mie instan... Kenapa kau melarang?"

"Kan hanya mie instan, membuatnya tidak memakan waktu lama," batin Solar.

Yaya tersenyum lebar. "Sayang, apa kau tidak melihat banyak makanan yang terhidang rapi di depanmu ini?" suara yang terdengar menahan marah itu membuat Duri yang duduk di sebelah Yaya merasa sedikit merinding.

Solar berdecak kesal, ia melipat tangan di depan dada. "Aku tetap menginginkan mie instan," ujarnya masih keras kepala.

"Baiklah, kau bisa membuatnya sendiri," balas Yaya tidak kalah keras kepala dari Solar.

"Tidak, aku ingin kau yang membuatnya."

Halilintar yang mendengar serta melihat perdebatan di meja makan, langsung memukul meja dengan cukup keras.

"Bacot! Diam lah Solar, makan saja apa yang ada!" ujarnya dengan emosi meledak-ledak.

Ice mengelus punggung Halilintar berupaya menyejukkan suasana hati element yang sering marah-marah itu.

"Tenang Hali, jaga perasaanmu... Kau Solar, jangan banyak bicara dan makan apa yang sudah Yaya masak," Gempa menenangkan situasi. Tentu saja Solar dan Halilintar menurut kemudian menyantap makanan di hadapan mereka yang mulai mendingin.

Setelah sarapan berakhir, Blaze berjalan-jalan di halaman rumah dan melihat Duri yang sedang menyiram bunga-bunga yang ia tanam sendirian.

Ada tanaman hias, hingga tanaman yang terkenal beracun juga ia tanam dengan senang hati.

"Duri, kau melihat Yaya?" tanya Blaze, Duri menggeleng pelan. "Tidak, aku tidak ada melihatnya~" ujar element paling polos itu, wajah yang sedikit kotor sebab tanah yang menempel tidak menghilangkan kesan keimutan pada diri Duri.

"Oh ya sudah, aku pergi dulu," Blaze meninggalkan Duri dan kembali memasuki rumah.

Melihat kedatangan Gempa serta Ice, Blaze menanyakan lagi keberadaan Yaya. "Kalian melihat Yaya?" tanyanya, Gempa dan Ice menggeleng serempak. "Tidak, memangnya ada apa?" Gempa bertanya balik.

MINE : BoYa {OneShoot}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang