BAGIAN 2(TWO : LAST)
°Happy Reading°
Halilintar memasang wajah datar. Ia memiringkan kepala menatap punggung Yaya yang semakin menjauh.
"Tampan..." gumam Duchess Elenore terpana akan sosok pria berwibawa dihadapannya.
Elenore Grassiesta adalah wanita bergelar Duchess di kerajaan Barat, dan statusnya masih belum menikah.
Duri melambaikan tangannya di depan wajah Duchess tersebut. "Halo~ apa yang sedang kau pikirkan Lady?"
Elenore tersadar dari lamunannya. "Eh? Kenapa?" ucapnya masih menatap sosok Halilintar.
"Jangan menatapku seperti itu!" tegas Halilintar mengerutkan dahinya. Ia risih jika ditatap lama-lama.
Yaya menghampiri Halilintar dan Duri setelah mengambil makanan untuk Ice, lelaki yang memakai pakaian hangat itu membawa banyak makanan di tangannya.
Halilintar mengenggam tangan Yaya. "Kami mencarimu, acara penyambutan belum selesai dan kalian sudah mengambil makanan," ujar lelaki itu.
"Ice, itu sungguh tidak sopan," lanjut Halilintar seraya menatap kembarannya yang asyik mengunyah.
Mata Elenore membulat sempurna saat melihat tangan Halilintar. "Heh! Jangan pegang-pegang, bukan mahram," Elenore menepis keras tangan Yaya.
"Hei! Apa yang kau lakukan," Halilintar membentak Elenore. "Dia istriku," lelaki itu merangkul pundak sang Permaisuri.
Seketika Elenor menganga bahkan seekor lalat hampir masuk ke mulutnya, tapi tidak jadi karena malas. "What?! Are you kidding me?"
"Sebaiknya kita menyapa tamu undangan dulu," Duri mengalihkan perbincangan dengan senyum manis tanpa dosa. Tangannya hampir menggapai makanan yang dipegang Ice, cepat-cepat Ice menjauhkan dirinya dari sana.
Yaya, Halilintar, dan Duri pergi. Elenore mengepalkan tangannya, ia marah pada Yaya. "Aku tidak akan membiarkanmu bahagia," ujarnya yakin sambil tertawa miris.
Acara dansa telah dimulai sedari tadi. Yaya duduk di kursi dekat balkon istana sebab kelelahan, bagaimana tidak capek? Para suaminya mengajak ia berdansa secara bergiliran dan baru ini ia di izinkan beristirahat.
Sebuah gelas kaca berisi minuman berwarna merah muncul dihadapan Yaya. "Minumlah ini, kau pasti haus," ujar Elenore tersenyum pahit.
"G, saya sudah minum air aqua(bukan promosi)," balas Yaya dengan tampang malas.
"Oh ayolah, seteguk saja cukup," Elenore memaksa sang Permaisuri. Wanita itu mendekatkan gelas yang di bawanya ke wajah Yaya.
"Ku bilang Tidak ya tidak! Jangan memaksaku. Aku tidak suka dipaksa," Yaya berdiri dari kursinya. Ia sedang BadMood.
Elenore berdecih, lalu menumpahkan air yang di bawa-nya ke gaun Yaya hingga basah kuyup.
"Akh! Apa yang kau lakukan Miskah!"
"Makanya, jadi orang jangan sombong!" Elenore menjatuhkan gelas kaca itu hingga pecah, dan mengenai kakinya sendiri. "Ish... Sakit," darah segar mengalir di sana.
"Makanya jangan berbuat jahat ke orang lain, makan tuh kurma... Eh karma," balas Yaya menggeram kesal.
Gempa menghampiri Yaya yang berusaha membersihkan gaunnya yang kotor. "Yaya, kau tidak apa-apa?" tanya Gempa penuh perhatian.
"Hm, aku akan berganti pakaian," jawabnya dengan tersenyum tipis.
"Biar ku antar," Gempa membawa Yaya menaiki satu-persatu anak tangga menuju kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : BoYa {OneShoot}
Fanfic{Boboiboy fanfiction} Menceritakan tentang kehidupan pasangan suami istri yaitu Boboiboy⚡dan Yaya🌸 dalam berbagai situasi [versi] Mau bikin cerita pacaran gak boleh! Dosa. Jadi aku buat mereka sudah menikah saja :) Pengen coba buat Fanfic, mungkin...