Prangg..
"Uugghh.."
Lenguhan itu keluar begitu botol yang terlempar itu pecah saat mengenai dahinya. Membuat sebuah goresan dalam memanjang kini mengeluarkan darah. Namun dirinya hanya mampu menahan lenguhannya, jika tidak maka akan lebih banyak lagi barang yang akan terlempar kearahnya.
Sehingga sekarang dia menjauh dengan perlahan, menutup dahinya dengan sebelah tangan. Mencoba menghalau cairan merah itu untuk tak lebih banyak lagi mengotori seragam sekolah miliknya dan dirinya juga bersyukur botol itu tak memecahkan kaca mata yang tengah digunakannya. Kemudian meraih sapu tangan biru dari tas kusamnya, karena bagaimanapun dia tak mempunyai waktu untuk mengobati luka itu. Bis akan segera datang, dan dirinya harus bergegas ke halte jika tak ingin ketinggalan.
"Eomma, aku berangkat."
Dia berlari keluar dari flat kecilnya, namun tetap menyempatkan diri memberitahukan kepergiannya kepada sang Eomma. Walau wanita yang kini tertidur dengan dikelilingi botol soju itu tidak akan pernah membalas ucapannya. Namun dirinya tetap akan mengucapkan kata-kata itu. Untuk mengingatkan dirinya bahwa dia tak sendiri di dunia ini, bahwa ada seseorang yang masih berada disampingnya sampai saat ini.
.
.
.
"Haahh.."
Masih dengan memegang sapu tangan yang menutupi dahinya, pemuda pucat itu menghela nafas berat. Keengganan terlihat jelas diwajahnya untuk memasuki Bangunan besar dan mewah itu. Andai saja dia tidak mengingat janjinya untuk menjadi sukses dan membahagiakan Eommanya, dia mungkin sekarang akan lebih memilih menjauh dari tempat ini.
"Semoga hari ini tidak terjadi hal buruk."
Gumaman itu keluar begitu saja, saat langkah itu membawanya memasuki bangunan itu. Beberapa kali dia memperbaiki keadaan kaca matanya, walau sebenarnya letak kaca mata itu tak bergeser sedikitpun. Karena memang dia melakukannya untuk sedikit saja mengurangi rasa takut yang tengah dirasakannya kini.
Dia berjalan menunduk, mencoba sebisa mungkin membuat orang lain tak menyadari kehadirannya. Walau yang dimaksudnya orang lain disini tidak lain adalah teman-teman sekelasnya, karena siswa dari kelas lain tidak akan ada yang mau memperhatikannya. Mengingat dirinya adalah siswa Nerd menyedihkan.
Berbelok, dia tidak langsung menuju kelasnya dan kini justru berjalan kearah toilet. Luka di dahinya tidak mengeluarkan darah lagi, sehingga sekarang cukup membilasnya dengan air maka semuanya akan baik-baik saja.
Greebb..
Sreett..
"Yo Kyuhyun. Kau mau kemana, eoh.?"
Namun Kyuhyun sadar, di dalam hidupnya tidak ada kata baik-baik saja. Karena buktinya, sekarang Kyuhyun si Nerd bertemu dengan salah satu Penguasa sekolah yang juga merangkap sebagai teman sekelasnya. Yah, walau sebenarnya semua Penguasa sekolah memang berada dikelasnya sih.
"Kangin-ssi."
Kyuhyun menggumamkan nama pemuda yang tengah merangkul-mencekik- lehernya itu. Namun pemuda itu tak menyahut, justru kini dia mempererat rangkulan-cekikan-dileher Kyuhyun.
"Kangin-ssi, aku ingin ke toilet dulu."
Dan sekarang Kyuhyun tak bergumam, tapi dia berbicara walau suaranya tak terlalu keras. Tapi berhasil membuat Kangin menghentikan langkahnya, dan memandang aneh kearahnya dengan sebelah alis terangkat.
"Kyuhyun, jika kau ingin MASTURBASI sebaiknya lakukan dirumah. Bagaimana jika salah satu Seonsaengnim menemukanmu melakukan itu, eoh.?"
Kyuhyun hampir menjeritkan kata 'tidak' keras-keras, saat Kangin mengucapkan-meneriakkan- kalimat memalukan itu. Namun pada akhirnya dia hanya menunduk, menghindari tatapan tajam Kangin. Membuat Kangin menyeringai lebar melihat itu, dan beberapa siswa yang berada disana dan mendengar ucapan Kangin kini memandang Kyuhyun mencemooh. Bahkan Kyuhyun bisa mendengar hinaan-hinaan kasar yang ditujukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Class A (Bullying)
FanfictionAmazing Cover by @InaGaemGyu Class A (Bullying) Main Cast : Cho Kyuhyun, SJ-Member Family and Others Genre : Family, Brothership, School Life & Friendship Summary : Semua orang berkata, masa sekolah adalah masa yang paling indah. Namun bagi Kyuhyun...