Part 14

4.7K 323 158
                                    


Drakk...Drakk...Drakk...

Roda brankar menggesek keras lantai, menimbulkan bunyi menderak memekakkan telinga. Namun tak ada satupun yang mencoba memelankan langkah, saat keadaan seorang di atasnya menjadi prioritas utama. Bahkan wanita yang ikut berlari kepayahan di sampingnya, tak sekalipun membiarkan diri tertinggal. Saat genggaman tak pernah terlepas, bertaut kencang dengan tangan dingin.

“Tuhan. Kali ini saja, tunjukkan kembali kuasa-Mu.”

Keajaiban

Semua orang menggumamkan kata itu, saat sesuatu yang di luar nalar manusia terjadi. Dan Hanna menerima sebuah keajaiban beberapa waktu lalu. Tuhan memperlihatkan kuasa-Nya, ketika tepat saat napas lemah itu berhembus untuk terakhir kalinya. Saat jantung tak lagi berdetak untuk sepersekian detik, saat nyawa hampir terlepas dari tubuh secara utuh. Pertolongan pertama yang dilakukan tak berakhir sia-sia, napas itu kembali. Detak jantung itu ada walau lemah, dan nyawa tetap bersarang dalam tubuh.

Dan sekarang, Hanna menginginkan keajaiban selalu menyertai sang putra-Kyuhyun. Mengharapkan Tuhan tidak hanya mengembalikan nyawa, juga memberikan kesembuhan untuk pemuda pucat itu. Tak menyiksanya lebih dengan rasa sakit, dan Hanna kini terdengar begitu egois karena keinginannya itu. Setelah segala hal buruk yang pernah dia lakukan pada kehidupan Kyuhyun, sekarang dengan tak tahu malu dia memohon untuk kehidupannya dikembalikan.

“Tuhan, Kau mungkin merasa murka padaku. Tapi kumohon, jangan membuat Kyuhyun membayar semua kesalahanku itu.”

Sebuah pintu kembar dengan tulisan ‘ICU’ di atasnya merupakan tujuan, sehingga ketika mereka telah hampir sampai langkah secara otomatis memelan. Walau begitu mereka tetap bersikap awas, memperhatikan kondisi pemuda pucat yang tengah terbaring lemah. Ketidakstabilan yang di tampilkan monitor membuat mereka tak melepas perhatian. Kenyataan bahwa sebelumnya jantung pemuda itu sempat berhenti, berhasil membuat mereka semakin berhati-hati atas keadaanya.

“Nyonya anda tidak diperbolehkan masuk mulai dari sini, di mohon untuk menunggu di luar.”

“Tapi.-“

“Ini demi kebaikan pasien sendiri, semakin cepat kami menanganinya semakin besar kesempatan kami dapat menolongnya.”

Tangan yang sebelumnya bersikeras tak ingin melepaskan genggaman, dengan perlahan namun pasti merenggangkan tautan kemudian benar-benar terlepas. Hanna membenarkan semua kalimat sang Dokter, tetapi perasaan tetap tak menenang sehingga ingin hati untuk selalu berada di samping sang putra. Namun seharusnya, dia memang tak bersikap seperti ini. Kyuhyun harus ditangani secepatnya, anak lelakinya itu harus mendapatkan perawatan segera. Dia tengah sekarat, Hanna tak perlu untuk membuatnya terus merasakan semua itu.

“Dokter, kumohon selamatkan putraku.”

“Kami akan berusaha sebaik mungkin, anda berdoa lah untuk membantunya juga.”

Hanna jatuh terduduk begitu pintu di hadapan benar-benar tertutup. Namun dalam tangis khawatirnya, Hanna memanjatkan begitu banyak lantunan doa. Mengharap dengan begitu doa-doa yang terucap akan terkabul nantinya. Walau semua doa itu dari orang mengerikan seperti dirinya, Hanna hanya berharap Tuhan akan menerimanya atas nama Kyuhyun. Anak lelaki yang selama ini hidup dengan begitu baik dalam keadaan menyedihkannya.

.

.

.

[END] Class A (Bullying)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang