6. kuat

41 38 8
                                    

leukimia atau kanker darah, bukanlah penyakit yang biasa.

jefi harus bisa melawan penyakit ini sendirian, tidak ada dukungan dari orang tua nya.

tapi jefi yakin ia harus kuat ia harus bisa melawan penyakitnya sendirian.

jefi keluar dari tempat pemeriksaan, yg masih terdapat adit disana

"gimana je? kamu sakit apa?" tanya adit penuh khawatir

jefi bingung apakah ia harus cerita atau tidak soal penyakitnya.

"cuma pusing biasa" jawabnya bohong

mungkin jefi perlu waktu untuk menceritakan semuanya pada adit, ia tidak mau membebani pikiran adit

"mau beli makan apa dulu? oh iya bi asih kemana? ko tadi pagi ga kelihatan?" tanya adit

"ohh bi asih resign"

"hah kenapa? bukannya semalam masih ada ya?" ucap adit heran

"pas ibu sama ayah pulang, bi asih izin resign"

ya, bi asih berhenti bekerja dirumah jefi semalam. Bi asih yg sudah bekerja dirumahnya selama 7 tahun ia harus keluar karena akan pulang kampung ke Surabaya dan akan menetap disana selamanya.

jefi tidak tahu lagi ia harus tinggal bersama siapa sekarang. nenek jefi sudah sakit sakitan ia tidak ingin menyusahkan keluarganya karena penyakit yg di derita jefi.

jefi yakin jefi bisa merawat dirinya sendiri dan jefi yakin ia bisa sembuh dari penyakit yg dideritanya.

________

mereka memasuki rumah jefi, jefi duduk dan segera memakan bubur ayam yg tadi ia beli dijalan supaya langsung bisa minum obat yang diberikan dokter tadi.

walaupun rasanya hambar, tapi jefi harus paksakan karena untuk kesembuhannya.

sementara itu disisi lain, adit malah membereskan rumah jefi yg memang sangat berantakan.

"apa rasi mau ngelamar kerja disini?" ucap jefi dengan tawa

"ga.. rasi pengen ngelamar jadi calon suami jeje aja" jawab rasi yg sedang menyapu lantai.

mereka berdua tertawa seperti tidak mempunyai beban.

"ibu sama ayah jeje ga pulang?" tanya adit heran mengapa kedua orang tua jefi tidak kunjung pulang padahal jefi sedang sakit

"mungkin mereka gaakan pulang" jawab jefi dengan suara yg sendu

"kenapa? jeje ga ngabarin kalo jeje lagi sakit ya?"

"iya, dan jeje gaakan ngabarin"

spontan adit memeluk tubuh jefi, adit yakin sedang ada masalah diantara keluarga jefi

"terus kamu mau sama siapa disini?" tanya adit kembali

"sendiri juga tidak masalah"

"aku halalin kamu, nanti kita berdua bisa serumah" guraunya

jefi tidak tahu apakah ia akan merasakan berumah tangga atau tidak, ia hanya tidak ingin menyia-nyiakan waktu semasa ia masih bisa bertahan hidup.

"eh tadi dokternya bilang apa aja?" tanya adit, yg terus saja mengajak ngobrol jefi yg sedang makan

"ya gitu"

jefi sangat bingung, apa ia memang harus mengatakan semuanya? tapi ia sangat takut jika adit akan khawatir pada nya

"gitu gimana?"

"kamu bolos kelas buat aku?" ucap jefi memalingkan membicaraan

"ga gitu juga"

mereka menghabiskan waktu bersama dirumah jefi sampai menjelang malam.

"malam ini jeje mau tidur sendirian?"

"masa sama kamu" jawabnya dengan senyum jail

"aku jemput key biar bisa temenin kamu ya"

"gausah, aku gamau ngerepotin"

"nanti kalo ada apa-apa gimana?" cemasnya

"aku bakalan baik baik aja ko, aku cuma kecapean" ucap jefi meyakinkan

"kalo ada apa-apa bilang aja, aku mau pulang dulu" pamitnya

"iya hati-hati dijalan ya rasii" ucap jefi dengan senyum manisnya

"jeje juga baik-baik ya, cepet sembuh" ucap adit sambil membelai rambut jefi dilanjut dengan mengecup keningnya.

_______

malam ini, jefi sendirian tidak ada yg menemani nya.

hanya adit yg menemani nya walaupun lewat telpon.

jefi berterima kasih pada semesta karena telah mengirim adit dalam hidupnya.

ia merasa punya teman dan tidak terlalu kesepian.

jefi tidak tahu apa yg ada dipikiran kedua orang tua nya hingga tega meninggalkan nya sendiri, walaupun memang belum terlepas dari kewajiban nya yaitu memberi nafkah atau uang untuk jefi.

jefi hanya diberikan materi selama ini oleh kedua orang tua nya, sudah hampir 1 tahun jefi tidak merasa kasih sayang dari kedua orang tua nya.

tapi jefi harus kuat untuk dirinya sendiri, ia harus bisa, dan ia yakin pasti bisa. semesta tidak pernah memberi ujian dibatas kemampuannya.

malam ini, jefi terlelap tidur dgn keadaan telpon yg belum ia matikan bersama rasii tp menurut orang-orang itu namanya sleepcall.

telpon bersama orang yg ia sayangi sampai terlelap dalam mimpi, membuat ia merasa lebih baik melupakan semua beban yg ada.

jefi selalu merasa baik-baik saja, ia tidak ingin terlalu dipikirkan, ia ingin semua nya baik bahkan lebih dari kata baik.

tapi jefi tidak tahu apakah diam merupakan solusi yg baik untuk semua keadaan yg ia alami saat ini?



























strong buat jefi !!
semoga kalian ga boring sm ceritaku ya!!

update seperti biasa 3 hari sekali
jgn lupa vote nya pren!!

see u next chapter!

RAJIE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang