13. Sekolah

4 0 0
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA !!

Setelah mereka sampai disekolah, tidak ada perbincangan apapun ternyata Farhan memiliki sifat yang dingin sekalii.

Aku dan Farhan berjalan, tidak bersama hanya saja kita jalan beriringan. Farhan didepan dan aku dibelakang. Aku sedikit menyusulnya agar bisa berjalan sejajar dengan nya.

"Han, kalo lo ngejemput gue buat lo  repot gausah jemput aja"

"Maksud lo?"

"Ya kalo semisal jemput gue itu bikin lo repot, gausah dijemput"

"Gaada yang bilang kalo gue kerepotan jemput lo" Ucap Farhan lalu berjalan cepat kekelasnya, meninggalkan Jefi sendiri disana.

Mendapati bangku nya kosong, Jefi merasa heran kemana teman sebangkunya pergi? apa belum datang?

"Pusi, Key kemana?" Tanya Jefi pada teman sekelasnya yang duduk didepan bangku Jefi dan Key.

"Belum datang" Jawabnya

"Hah? tumben banget dia"

Lalu Jefi terduduk dibangkunya sendiri sambil memainkan ponselnya, Jefi mengabari pacarnya dan menanyakan kapan ia akan pulang.

Sudah beberapa hari dia tidak pulang, Jefi benar-benar sudah kangen pada laki-laki itu.

Kebetulan jam masuk masih 15 menit lagi, Jefi memutuskan untuk pergi ke kantin karena cacing diperutnya minta diisi.

Jefi membeli satu roti sandwich coklat dan susu kotak UHT. Sambil melamun Jefi memakan makanannya.

"DORR!" Sontak membuat Jefi kaget.

"Ihss! ngagetin aja"

"Ahahhaha maaf... lagian lo ngelamun aja"

"Gue kangen"

"Mungkin dua hari lagi Adit pulang, udah kelas yu" Ajaknya, lalu mereka berdua pergi meninggalkan kantin.

3 hari tanpa Adit rasanya sudah hidup 3 bulan, apa Jefi berlebihan? tidak, memang itulah yang dia rasakan.

Hanya Adit yang baginya benar-benar memberikan rumah, rumah yang sesungguhnya, rumah yang memang layak untuk ditinggali, tidak seperti kedua orangtua nya yang hanya memberi rumah palsu.

Rumah yang hanya untuk dijadikan tempat berteduh saja bukan untuk melindungi. Jefi rindu keluarganya yang dulu, yang benar-benar sayang dan sangat melindungi Jefi, memberi Jefi rumah yang layak untuk ditinggali dan dijadikan pelindung.

Tapi semenjak kejadian hari itu, semuanya hancur. Mungkin itu sudah rencana semesta, tapi mengapa rencana semesta begitu jahat?

Tapi disisi lain semesta memberikan obat dari semua luka yang Jefi alami yaitu Adit. Mungkin beginilah alur cerita yang semesta kasih pada cerita hidup Jefi.

Kita tidak bisa menebak alur cerita hidup kita seperti apa, kita hanya bisa menjalani dan merasakan bagaimana prosesnya.

Terkadang semesta jahat memberi alur cerita yang sulit, yang tidak kita tahu bagaimana cara menyelesaikan masalahnya. Tapi semesta selalu memberi jalan solusi untuk memecahkan masalah yang dia kasih ke cerita yang dia buat.

Begitulah hidup, yang harus kita jalani, yang harus selalu kita ikuti alurnya.

Jam terakhir diisi dengan keributan, yang meributkan susunan kelompok.

Pak Tahji, guru biologi yang membagi beberapa kelompok siswa siswi kelas XI IPA 2 untuk tugas fisik yang mengunjungi beberapa rumah sakit untuk menganalisis beberapa penyakit dan bagaimana cara dokter mengatasinya.

Ini tugas yang dibilang cukup unik, jarang sekali guru memberikan tugas seperti ini. Tapi tidak apa-apa sekolah juga sudah memberikan izin siswanya untuk permasalahan tugas ini.

"POKOKNYA GUE SAMA JEFI HARUS SEKELOMPOK!!!" Teriak Key

"GUE, MESYA, TAMI, SAMA DIRGA HARUS SEKELOMPOK!!"

"GUE HARUS SAMA PUSI!"

"GUE SAMA FAZA SOALNYA GUE GABISA JAUH-JAUH DARI DIA!" Teriak Kira yang banyak diteriaki oleh murid lain.

"HUUUUU..."

"Lagi ini juga masih sempet-sempetnya bucin"

"Tau waktu dong!"

"SUDAHH SEMUANYA DIAAM!" Teriak Pak Tahji sambil memukuli mejanya membuat kelas yang tadinya rusuh menjadi hening.

"Mana sekertaris kelasnya?" Tanya Pak Tahji. Lalu Dita selaku sekretaris mengacungkan tangan nya.

"Kedepan, kamu tulis nama kelompok nya dibor"

"Bapak pengen kelompok satu dinamai kucing kejepit, kelompok dua ikan berenang, yang ketiga bebek berjalan, keempat ular melompat"

"Bapak, bapak mau bikin kebun binatang apa mau kasih kita tugas sih? ko nama kelompok nya aneh begitu" Protes salah satu siswa

"Iya pak, memangnya ada ular melompat?"

"kucing kejepit juga kasihan pak! harus ditolongin, ga ber-prikemanusiaan banget sih"

"SUDAAH JANGAN BANYAK KOMPLAIN! SUKA HATI BAPAK SAJA"

"Oke, Dita kamu tulis kelompok satu yang diisi dengan Wira,...,..."

"Dan terakhir ular melompat diisi dengan Rapi, Qazar, Jefira, dan Keyra. Dan yang ga bapak sebut, kalian bisa bantu-bantu kelompok yang sudah bapak sebutkan, itu kalian urus saja sendiri" Jelas Pak Tahji sambil membereskan buku-buku dimejanya lalu pergi.

Sialan Pak Tahji ini, membuat tugas seenaknya saja. Harus membuat makalah yang disertai dokumentasi saat sedang dirumah sakit serta harus meminta dokter nya wawancara sambil ditake.

Tugas macam apa itu? bagaimana jika dokter nya sedang sibuk? sialan.

"Kita mau kunjungi rumah sakit mana?" Tanyaku pada teman kelompok

"Menurut gue sih rumah sakit Medika utama, deket soalnya" Saran Rapi

"Gue ngikut aja" Ucap Qazar

Huft... banyak sekali yang harus dirundingkan untuk tugas ini, beban hidup saja sudah berat ditambah beban tugas.

Jalani saja, nanti juga semuanya akan menjadi kenangan.















TBC

Bagaimana dengan part ini?

Kritik dan saran nya...

See u next chapter-!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAJIE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang