1. Sekamar

10 4 13
                                    

"Fyuhhh......."

"Fyuhhh......."

...

"Haaaahhhhh..."

"Haaaahhhhh..."

...

"Ekhem.."

"Ekhem.."

...

"Ck!"

"Ck!"

"Lo kenapa ngikutin gue sih?!"

"Lo kena-

Siapa juga yang ngikutin lo?!"

Bintang menatap tidak percaya akan respon lawan bicaranya.

"Elo! Lo ngikutin gue!"

Bulan mengerling marah.

"Dih pd amat bapak ini. Engga ya!" Sahutnya.

Bintang menghela nafas pasrah.

Bulan ikut menghela nafas.

"Tuhkan ngikutin!"

"Apaan si anjir. Lagian lo dari tadi hela nafas mulu. Ga bosen apa?" Tanya gadis itu.

Bintang hanya memutar bola mata malas.

Fokusnya kembali ke langit-langit kamar.

Mereka sedang berbaring di atas kasur. Bersebelahan. Dengan posisi yang acak, terlalu lelah untuk sekedar berpindah posisi ataupun berbenah diri.

Bintang dengan jas hitam rapinya, dan Bulan dengan gaun putih menawannya. Terlihat cukup serasi  dengan kasur putih yang dilengkapi taburan bunga mawar di atasnya.

"Gue cape, makanya kayak gitu." Bintang berujar, sebagai balasan atas pertanyaan Bulan tadi.

"Gue juga."

"Rame banget yang datang." Bintang memejamkan matanya lelah.

"Iya. Mereka ngundang siapa sih? Gue aja ga kenal tamunya."

Jika di pikir-pikir mereka baru SMA dan sudah di haruskan menghadapi perjodohan dari orangtua.

Akan tetapi kalaupun kalian mengira acara pernikahan mereka di buat sederhana karena mereka masih sekolah, maka kalian salah. Pernikahan ini tentang koneksi dan saham, bukan semata-mata karena perjanjian manis dari masing-masing orang tua mereka saat masih bersahabat di masa muda dulu.

Karena itu, acara pernikahan mereka di buat semegah mungkin. Dengan ribuan tamu undangan, membuat berita pernikahan tersebut juga tersebar di mana-mana. Tidak heran jika kedua insan itu kini terkapar tidak berdaya setelah seharian penuh berdiri, menebar senyum kepada tamu-tamu yang hadir.

"Temen lo dateng?"

Bulan mengangguk, walaupun sadar Bintang tidak melihat responnya, karena lelaki itu masih memejamkan mata.

"Ada, beberapa." Jawabnya.

"Geng tersayang lo dateng?" Tanya Bulan balik.

Bintang tersenyum lebar.

"Ya iya lah dateng, emang lo ga liat tadi?"

Bulan menghela nafas.

"Iya tau, basa basi doang." Jawabnya.

Bintang kini terkekeh.

"Basa basi lo basi!"

"Paan si! Muka lo tuh basi!"

"Yang basi gini justru selera lu kan?"

Bulan melotot seram. Berujar lewat mata, mengancam Bintang tidak membahas hal itu saat ini, walau sadar lelaki itu tidak melihatnya karena masih terpejam.

100% CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang