#3

1.5K 256 21
                                    

Perjalanan mereka menuju ke rumah Aldebaran diiringi dengan canda dan tawa dari ketiganya sampai akhirnya suasana kembali menjadi sepi.
Hingga Andin membuka kembali obrolan itu dengan bertanya kepada Aldebaran.

"Mas" panggil Andin sambil menyentuh paha Aldebaran yang berada di sampingnya itu
"Kenapa?" tanyanya
"Aku gak pernah deh ketemu sama orang tua kamu, sedangkan Queen aja udah deket banget sama mama papa kamu. Aku kapan bisa ketemu sama mama sama papa kamu? Aku pengen kenal sama mereka"

"Maaf yaa selama ini kamu belum bisa ketemu sama mama papa, kamu sibuk, mama papa juga selalu sibuk, kadang kalau kamunya lagi libur eh mesti mama sama papa ada urusan yang bikin kalian gak bisa ketemu. Saya minta maaf yaa, nanti kita anterin Queen sama sekalian kamu kenalan sama mama sama papa. Mau?"

"Iya mas, mau" ucapnya sambil tersenyum manis.

×××

Mobil Aldebaran kini sudah terparkir di halaman rumahnya, kedatangannya begitu di sambut ramah oleh sang satpam rumah.

"Selamat datang mas Al" ucap sang satpam
"Iya makasih ya pak uya" ucapnya sambil tersenyum manis

Andin dan Queen pun turun dari mobil, membuat Uya sang satpam begitu terpesona saat pertama kali melihat Andin.

"Widihh cantik banget" gumamnya dalam hati
Uya yang begitu memperhatikan Andin sampai sampai tak menyadari jika ada Aldebaran yang juga memperhatikannya

"Ekhem" deheman dari Aldebaran berhasil membuat Uya terdasar dari lamunanya

"Eh iya mas hehe, yaudah saya kembali ke pos lagi ya, permisi.." pamit Uya untuk kembali ke pos satpamnya

Kini hanya tersisa Al, Andin, dan juga Queen. Mereka pun lantas memasuki rumah mewah itu untuk menemui Rosa dan Pratama selaku kedua orang tua Aldebaran.

"Assalamualikum" ucap mereka ketika baru saja memasuki rumah mewah itu

"Waalaikumsalam" jawab seorang wanita paruhbaya yang membawa sebuah sapu yang di penggangnya dan sebuah lap yang menggantung di pundaknya.
Dia adalah mbok Yati seorang asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Aldebaran.

"Ehh mas Al udah pulang" ucap mbok Yati yang diiringi dengan senyum manisnya, kemudian tatapan matanya tertuju pada seorang gadis cantik yang di gandeng oleh Aldebaran

"Duh, si teteh meuni geulis pisan"  ucapnya yang memandangi Andin dari atas sampai ke bawah
"Aduhh si mbok bisa aja" jawabnya malu malu yang di balas dengan senyuman manis oleh mbok Yati

"Ehh ada si cantik Queen, mau ketemu sama ayah bunda yah?" tanyanya
"Iya mbok" jawab Queen antusias
"Ouh iya tadi ayah sama bunda pergi katanya sih sebentar, Queen tunggu dulu yah"
"Okey mbok"

Al, Andin dan juga Queen pun duduk terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan kedua orang tua Aldebaran.

Kedua mata Andin terus mengedarkan pandangannya ke setiap sisi rumah Aldebaran, yang setiap sisinya dihiasi  sebuah guci yang cukup besar.
Hingga pandangan matanya tertuju pada sebuah bingkai kecil yang terletak di atas meja kecil yang berada di seberang sofa yang tak jauh dari tempat ia duduk.

Sebuah bingkai yang terdapat beberapa foto orang disana.
Tunggu..
Sepertinya ia tak asing dengan kedua orang yang sudah cukup berumur itu.
Tapi siapa mereka? Apa iya, ia pernah bertemu sebelumnya dengan mereka?

"Ndin" panggilan Aldebaran berhasil membuyarkan fokus Andin yang tengah memperhatikan sebuah bingkai kecil itu

"Iya kenapa?"
"Kita berangkat sekarang aja yaa, kalau nanti takutnya jalanan ramai kita kejebak macet malah makin malem jadinya"
"Tapi mama sama papa kamu gimana? Aku belum ketemu lho sama mereka"
"Nanti pulangnya kamu ketemu sama mama papa, okey?"
"Eum iya deh"

Aldebaran dan Andin pun pamit kepada Queen dan juga mbok Yati untuk pergi terlebih dahulu.

×××

Kini mereka pun telah sampai di sebuah restoran cukup mewah, dan sebelum memasuki restoran itu Aldebaran meminta izin pada Andin supaya kedua mata Andin di tutup oleh sebuah scraf.

Awalnya Andin menolak, tapi bukan Aldebaran kalau keinginan nya itu tidak bisa dipenuhi. Andin pun hanya pasrah dan menurut apa yang di perintah oleh kekasihnya itu.

Kini mereka sudah sampai di sebuah rooftop bangunan dari restoran yang di datanginya.
Nampak rooftop itu sudah di desain dengan bunga bunga cantik dan juga kerlap kerlip lampu membuat suasana nya menjadi romantis.

Kini Andin berdiri di tengah tengah sebuah bentuk love yang di buat oleh taburan taburan bunga dan juga lilin lilin yang mengikuti pola love itu.

Aldebaran pun meminta Andin untuk membuka scraf yang di pakainya, begitu terkejutnya dia melihat pemandangan yang berada di depan matanya.

Dekorasi rooftop yang begitu sangat cantik, hembusan angin malam dan lilin lilin itu menambahkan suasana romantis di sana. Dan kini pandangan matanya tertuju pada seorang laki laki yang di cintainya, berdiri tepat di hadapannya.

Kini Aldebaran menggenggam erat tangan Andin.

"Awalnya saya gatau perasaan apa yang tiba tiba muncul terhadap kamu saat kita pertama bertemu. Dan di saat kita sudah saling mengenal satu sama lain, saya rasa ada sebuah perasaan yang singgah di hati saya, tapi entah apa itu. Sampai akhirnya saya sadar kalau saya nyaman sama kamu, saya sayang sama kamu, saya cinta sama kamu"

Ucapan Aldebaran berhasil membuat air mata Andin lolos dari pelupuk matanya, ia sangat terharu dengan perilaku Aldebaran kepadanya saat ini.

"Sampai akhirnya di malam itu saya memberanikan diri untuk mengutarakan perasaan saya sama kamu. Dan tak pernah saya sangka ternyata kamu memiliki rasa yang sama dengan saya. Dan sekarang saya mau hubungan kita terus berlanjut dan berjalan kejenjang yang lebih serius. Saya mau di sisa hidup saya, saya habiskan bersama kamu, saya mau kita sama sama menuia cinta kita"

Kini Aldebaran bersimpuh di depan gadisnya itu sambil menyodorkan sebuah kotak yang berisi cincin yang  terlihat sangat  mewah.

"Andinina Putri Aurora, will you marry me?" ucap Aldebaran sambil menarik nafasnya panjang karna gugup

Andin membungkam mulutnya dengan tangan nya sendiri, air mata nya sudah tak bisa di bendung lagi, ia seolah tak percaya pria pujaan hatinya kini tengah melamarnya.

"Yes i do mas, aku mau hidup bersamamu di sisa hidupku, dan aku juga mau kita sama sama menuai cinta kita dihari nanti " jawab Andin dengan suaranya yang bergetar akibat tangisannya itu

Seakan beban yang berada di tubuh Aldebaran kini telah runtuh, ia menghembuskan nafasnya lega.

Kemudian Aldebaran memasangkan sebuah cincin yang sudah di siapkannya ke sebuah jari manis Andin.
Dan ia pun mencium tangan Andin dengan rasa penuh cinta.

Kini keduanya saling menatap, merasakan rasa cinta yang begitu besar, senyum manis terukir di kedua bilah bibir masing masing, sampai akhirnya Aldebaran mendekap tubuh gadis itu, gadis yang begitu ia cintai.

×××

Oi all
Jangan lupa vote komen and follow!

Andin kenal yah sama bu Rosa dan pak Pratama? Kira kira mereka pernah ketemu di mana yah?

I Always Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang