#8

1.3K 223 78
                                    

Andin dan Samuel kini sudah sampai di acara pernikahan teman dari Samuel.
Sementara Queen mereka sudah menitipkannya di rumah Sam, dan kini tinggalah mereka berdua di dalam sebuah mobil.

"Ndin" panggil Sam
"Iya pak kenapa?" tanya Andin
"Eum saya minta di depan teman teman saya kamu jangan panggil saya pak ya, panggil siapa gitu biar kelihatan romantis, dan meyakinkan mereka bahwa kita adalah sepasang kekasih" jelas Samuel

"Pak Samuel kok ngelunjak ya, dari awal juga gaada perjanjian kayak gini, huft.. apa boleh buat, nurut aja deh" batin Andin bergeming
"Eum iya pak" jawab Andin

"Yaudah sekarang kita masuk kedalam yuk" ucap Sam lalu menggandeng tangan Andin dan mulai memasuki aula dari acara pernikahan itu.

Gemerlap lampu begitu terlihat sangat indah, semua orang yang berada disana berpenampilan sangat rapi. Para wanita disana pun nampak terlihat anggun nan cantik dengan gaun yang masing masing mereka kenakan.
Begitu pula dengan para pria disana, mereka semua mengenakan setelan jas dan sepatu pantofel yang menambah aura ketampanan dari diri mereka masing masing.

"Hey Sam" ucap seseorang yang memanggil Samuel
Merasa terpanggil Sam pun mencari dari mana sumber suara itu bearasal, sampai akhirnya ia menemukan sosok pria yang melambaikan tangan kearahnya

"Hey Pras" ucapnya yang memanggil seseorang
"Wihh udah punya pacar aja lo" ucap Prasetya yang tak lain adalah teman sekolahnya dulu

"Ya iya dong masa iya jomblo terus, eh iya kenalin ini Andin" ucap Sam yang memperkenalkan Andin pada temannya
"Prasetya" ucap Pras yang memperkenalkan diri pada Andin
"Andin" ucap yang yang menerima jabatan tangan dari Prasetya

×××

Malam semakin larut, kini Samuel telah mengantarkan Andin ke rumahnya.
"Makasih ya pak udah nganter saya sama Queen pulang"
"Iya sama sama, saya juga terima kasih karna kamu sudah mau menemani saya" ucap Sam yang hanya di balas anggukan kecil dan senyum tipis oleh Andin

"Kalau begitu saya permisi dulu"
"Iya, mari saya antar" ucapnya lalu mengantar Sam yang hendak pergi dari rumahnya

Mobil yang di tunggangi oleh Sam mulai hilang dari pandangannya, kini Andin hendak masuk kedalam rumahnya. Tapi belum sempat ia masuk sebuah panggilan menghentikannya.

"Andin"
Ia pun langsung menatap seseorang yang kini tepat berada di sampinya.
"Mas Al" celetuknya

Seseorang itu ialah Aldebaran, dia menunggu Andin sedari tadi, setelah ia melihat bahwa Andin pergi dengan seseorang ia tak lantas pergi tetapi menunggu, menunggu kedatangan kembali sang gadis.

"Kamu ngapain disini?" tanya Andin yang masih terkejut akan kedatangan Aldebaran yang tiba tiba
"Saya mau ketemu sama kamu, saya mau bicara sama kamu, boleh?"
"Udah malem mas, mending kamu pulang aja deh" ucapnya yang lantas hendak pergi dari hadapan Aldebaran

"Saya nunggu kamu berjam-jam Ndin" ucapnya yang berhasil membuat Andin terdiam disana
"Dari kamu pergi sampai kamu pulang" lanjutnya

Lantas Andin pun kembali menatap pria itu
"Oke, kita bicara di dalam" ucapnya lantas mengajak Aldebaran untuk masuk ke dalam rumahnya

"Maafin saya yah" ucap Aldebaran yang membuka pembicaraan di antara keduanya
"Aku udah maafin kamu" ucap Andin yang membuat Aldebaran tersenyum tipis padanya

"Makasih ya, saya tau ini pasti berat buat kamu_
"Udahlah mas aku gak mau inget kenangan buruk itu lagi, sekarang aku sedang berusaha untuk menerima semua ini, dan berdamai dengan keadaan"

"Okey sekali lagi maaf, oiya kabarnya Queen gimana? Dia baik baik aja kan?" tanyanya

"Alhamdulillah dia baik baik aja"
"Syukurlah" jawabnya

"Ndin" panggil Aldebaran
"Hmm?"
"Kamu gak ada niatan untuk memperbaiki hubungan kita?"

Deg!
Sungguh, belum pernah terfikirkan dalam benaknya untuk kembali menjalin kasih dengan Aldebaran. Luka yang dulu masih sangat membekas didalam hatinya, tapi perasaan hatinya tak bisa di pungkiri kalau dia memang masih mencintai Aldebaran, sampai detik ini.

Andin masih diam tak bergeming, ia bingung harus memberi jawaban apa pada Aldebaran
"Saya mau kita bisa seperti dulu, saya rindu kamu" ucapnya dengan suara yang lirih

Nampaknya Aldebaran sangat merindukan gadisnya itu, gadis yang dulu selalu ada untuknya, gadis yang dulu selalu memberikan pundaknya jika ia lelah dengan keadaan yang di alaminya.

"Mas, mending kamu pulang ya, udah malem kalau tetangga liat mereka bakal ngomong apa tentang aku. Tolong ngertiin ya" ucap Andin yang nampak enggan untuk menjawab pertanyaan dari Aldebaran

"Oke, saya pulang sekarang, tapi kamu harus tau, kalau saya akan selalu menunggu kamu" ucapnya yang lantas keluar dari rumah Andin dan melenggang pergi menggunakan mobil miliknya.

×××

Malam telah berganti pagi, sang surya mulai menampakan dirinya. Seperti biasanya Andin akan bekerja hari ini.

Pagi telah berganti siang, jam sudah menunjukan di angka 12. Artinya para karyawan PT dimana pun itu tengah beristirahat sekarang.
Caffe tempat Andin bekerja tentu saja ramai di datangi oleh para pegawai kantor, begitu juga Aldebaran.

Rasanya sudah lama sekali ia tak menatapak kakinya di caffe tersebut, ia memasuki caffe itu dan memilih salah satu bangku yang kosong yang terletak di pojok kanan caffe.

"Ndin cappucino latte nya satu yah, nah nanti tolong lo yang ngasih ya, banyak banget pelanggan gua harus nyatetin pesenan mereka satu satu. Nanti cappucino latte nya kasih ke meja nomer 19 ya" ucap Elsa teman dari Andin

"Okey" jawab Andin lantas kembali fokus membuatkan cappucino latte pesanan pelanggannya.
Setelah selesai membuat cappucino latte nya, ia pun lantas segera memberikan cappucino latte itu pada sang pemilik.

"Ini mas cappucino latte nya" ucap Andin sambil meletakan cappucino latte itu dengan hati hati
"Terima kasih ya"

Tunggu! Suara itu..
Rasanya ia tak asing dengan suara yang ia dengar barusan, Andin pun langsung mendongakan kepalanya dan menatap orang yang kini tepat berada di depannya.

"Mas Al" celetuknya.

"Sini duduk" ucap Aldebaran yang menepuk kursi yang berada di sebelahnya
"Aku lagi kerja, banyak pelanggan kamu bisa lihat kan, maaf ya aku gak bisa"
"It's okey, saya tunggu kamu sampai jam makan siang selesai"

"Kenapa gak pulang aja sih?"
"Ya terserah saya dong"
"Yaudah terserah kamu, dari dulu sampai sekarang gak pernah berubah, susah kalau di kasih tau. Dasar batu" kesalnya lantas pergi dari hadapan Aldebaran

"Saya yakin, kalau kamu masih mencintai saya Ndin" batinnya dengan matanya yang terus memandangi Andin, dan bibir yang terus mengembangkan senyumnya.

×××

VOTE!!

Ayolahh Andin sama Aldebaran balikan.
Susah amat perasaan, padahal masih sama sama cinta juga_-

I Always Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang