#10

1.6K 232 27
                                    

"Mas"

Aldebaran pun langsung mengehentikan langkahnya, kini ia kembali menatap sang gadis.
Kini Andin pun berdiri tepat di hadapan Aldebaran.

"Aku masih cinta sama kamu, tolong jangan tinggalin aku" rintihnya dengan airmata yang kemudian jatuh dari pelupuk matanya.
Sedangkan Aldebaran ia masih dengan setia menatap lekat manik mata Andin

"Berulangkali aku berusaha untuk menghapus perasaanku sama kamu. Tapi, semakin aku berusaha semakin susah aku untuk menghapus perasaan itu. Cinta aku untuk kamu masih seperti dulu, jadi tolong jangan tinggalin aku, aku ngga mau" ucapnya dengan air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.

Detik kemudian, Aldebaran pun langsung membawa Andin ke dalam dekapannya, memeluknya begitu erat. Tangis keduanya pecah di bahu sang pasangan, akhirnya cinta itu kembali di dapatkannya.

"Makasih udah mau kembali sama saya" ucap Al dengan masih mendekap tubuh Andin
Detik berikutnya pelukan itu terlepas mereka saling melemparkan senyum manisnya.

"Kamu masih simpen cincin yang saya kasih pas lamar kamu gak?" tanya Aldebaran tiba tiba
"Masih, malah aku bawa setiap saat"
"Kenapa?"
"Ya misalnya aku kangen gitu sama kamu, kan bisa ngeliat cincin itu, biar aku gak kangen lagi sama kamu" jawabnya malu malu

"Ciee diem diem kamu tuh suka kayak gitu ya, kalau lagi kangen sama saya" goda Aldebaran
"Ihh ya emang kenapa? Gak boleh?" renggeknya
"Yaudah terserah, mana sini cincinnya"

"Mau buat apa?"
"Mau buat lamar cewek lain" jawabnya asal
"Ih katanya udah baikan, tapi kok mau lamar cewek lain" renggek Andin yang khawatir akan Aldebaran yang akan meninggalkannya lagi.

"Udah sini mana cincinnya" pintanya pada Andin
Dengan terpaksa Andin pun memberikan cincin itu pada Aldebaran, sebenarnya ingin dia apakan cincin itu? Kenapa dia memintanya?

Detik kemudian Aldebaran mengambil tangan kiri Andin lantas ia sematkan cincin itu di jari manisnya, senyum tipis kini terukir di bibir Andin.
Kini Aldebaran pun menatap lekat manik mata Andin.

"Ibarat ini adalah sebagai tanda kalau saya melamar kamu, karna yang kemarin bisa dibilang kandas. Dan saya mau kali ini kamu benar benar menjadi tunangan saya, jangan pernah ya lepas cincin ini" kata Aldebaran
"Iya, aku gak akan pernah lepas cincin ini" ucapnya lantas tubuhnya itu di bawa kedalam dekapan Aldebaran

Dekapan itu kini kembali di rasakannya, dekapan yang sungguh amat di rindukan oleh keduanya, mereka saling memeluk begitu erat berharap tak ada perpisahan tuk kedua kalinya.

Dekapan itu perlahan mulai terlepas, menyisakan dua insan yang tengah saling melempar senyum manisnya
"Pulang yuk, udah malem" ajak Aldebaran
"Iya"
Detik kemudian Aldebaran pun mengambil payungnya dan berjalan beriringan bersama Andin untuk menuju kedalam mobilnya.

Setelahnya ia pun langsung melajukan mobilnya, dan meninggalkan semua kenangan yang tersimpan di halte itu.

×××

Kini mereka telah sampai di rumah Andin, mereka pun langsung memasuki rumah itu, menampakan Rosa dan juga Pratama yang masih bermain dengan Queen.

"Hay Queen lagi ngapain?" tanya Andin yang langsung menghampiri adik kecilnya
"Aku lagi mewarnai sama ayah sama bunda" ucapnya
"Wih bagus banget mewarnainya, oiya bunda sama ayah kok gak di buatin minum, kasian dong"
"Oiya kak, Queen lupa" celetuk gadis kecil itu
"Yaudah biar kakak yang buatin, kamu disini temenin ayah bunda sama kak Al"
"Okey kak"

Setelahnya Andin pun langsung pergi ke dapur dan membuatkan sebuah minuman untuk orang orang yang kini tengah bertamu di rumahnya.

I Always Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang