Pagi tadi Lucas dan Erick mengikuti latihan rutin yang selalu dilaksanakan oleh squad Levi. Mereka bisa mengikuti tanpa adanya kekurangan, dan hal itu membuat Levi merasa sedikit lega. Dia tidak perlu khawatir jika anggota squad nya akan terluka parah. Sejak Lisa tiada, dia menjadi lebih perhatian pada anggota squadnya.
Mereka latihan hingga siang hari. Saat ini Lucas sedang berjalan ke bukit kecil di belakang markas. Dia bisa melihat seseorang yang sedang duduk di bawah pohon. Lucas menghampirinya dan duduk di sebelahnya.
"Oh! Kau membuatku terkejut"
Lucas tersenyum kecil saat melihat ekspresi lawan bicaranya.
"Terimakasih",
gumam Lucas."Eh? Untuk?"
Lucas menoleh ke kiri untuk menatap lawan bicaranya kemudian kembali menatap langit yang berwarna kebiruan.
"Kau sudah menjaga adiku, kau selalu membantunya. Bahkan di saat saat terakhirnya. Aku tidak tahu bagaimana aku harus membalas kebaikanmu"
Lawan bicaranya terlihat tersipu, tapi beberapa saat kemudian tatapannya menjadi sendu. Senyuman pahit menghiasi wajahnya, tangannya meremas rumput yang dipegangnya.
"Tidak, kau salah. Aku gagal melindunginya. Maafkan aku"
Lucas kembali menatapnya, kemudian menepuk pelan pundak lawan bicaranya.
"Kau tidak bersalah, tidak perlu minta maaf. Jean, terimakasih karena kau selalu berada di dekat adiku. Euhm...... aku ingin tahu cerita saat kejadian itu. Apakah tidak apa apa jika kau menceritakannya?",
tanya Lucas.Jean menatap Lucas, hatinya terasa bergetar karena mengingat kejadian itu. Tapi, Lucas berhak tahu kan? Jean menguatkan hatinya, dia menganggukan kepalanya.
"M-mungkin ceritanya akan panjang"
Lucas menyanggupi untuk berada disana lebih lama. Dia ingin mendengar cerita itu. Akhirnya Jean menceritakan keseluruhan kejadiannya. Dari awal hingga akhir, Lucas tidak berkomentar ataupun menyela Jean. Lelaki itu hanya menyimak dengan seksama.
"Euhm....... maaf kalau pertanyaan ini sedikit menyinggung perasaanmu. Apakah adikku mati begitu saja? Maksudku dia pergi tanpa mengucapkan sesuatu?",
tanya Lucas."Ah itu............ Seingatku ada, t-tapi.....",
Jean merasa ragu untuk menyampaikannya, karena pesan terakhir itu tertuju padanya. Dia merasa malu jika Lucas mengetahuinya. Tapi lagi lagi, Jean hanya bisa mengalah dan mengiyakan permintaan Lucas. Kakak dari pujaan hatinya itu memasang ekspresi penasaran yang membuatnya tidak sanggup untuk mengelak.
"Euhm....... sebenarnya aku malu untuk mengatakannya. Tapi karena kau adalah kakak kandungnya maka aku akan berbaik hati"
Lucas terlihat serius, dia makin penasaran akan pesan terakhir adiknya. Wajah Jean bersemu kemerahan, kali ini dia membuang wajahnya dari hadapan Lucas. Berharap rona merah di wajahnya tidak dilihat oleh Lucas.
"Sebelumnya akan ku jelaskan suatu hal karena ini berkaitan dengan pesan terakhirnya. J-jadi...... sebenarnya aku.......... ehem...... aku.... menyukai adikmu sejak di pelatihan. Sudah dua kali aku menyatakan perasaanku namun jawabannya tidak jelas. Dan hal itu terus membuatku ingin memilikinya, dia bilang tidak akan pernah menolakku namun tidak menerima juga. Dia tidak akan memilih diantara keduanya. Bukankah itu membingungkan?"
Lucas tersenyum kecil setelah mengetahui kisah cinta adiknya.
"Mungkin adikku ingin menjaga perasaanmu karena dia belum bisa memberi jawaban yang tepat untukmu. Menurutku, lebih tepatnya dia tidak ingin menyakiti perasaanmu. Walau cara menyampaikannya terkesan tidak peduli?",
Lucas mengerti sifat adiknya yang tsundere.
![](https://img.wattpad.com/cover/282193080-288-k488483.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity (Attack on Titan ff) 2
FanficSebelum baca ini kalian harus baca book sebelumnya dulu. Judulnya "I Will Take Care of You (Attack on Titan ff)" Ada di daftar bacaan author itu. Kalo mau buka pake link ada di percakapan. Karena masih pengen lanjutin ceritanya, author bikin deh Yo...