Chapter 1

27 6 2
                                    

Suasana venue konser yang dipenuhi teriakan penggemar semakin ricuh kala lagu terakhir yang dibawakan oleh ke empat lelaki itu telah usai, beberapa orang terlihat kecewa karena malam itu terasa sangat cepat.

The Asterism baru saja menyelesaikan konser malamnya. Meski keempat lelaki itu sudah kembali ke belakang panggung, suara teriakan penonton masih terdengar dengan sangat jelas. Seolah tak membiarkan empat pria tampan itu mengakhiri acara mereka.

Ken menyeka keringat di dahinya dengan handuk, ia menegak sebotol air mineral hingga tersisa setengah. Berdiri di atas panggung selama dua jam penuh tentu membuatnya kelelahan.

Baru saja Ia ingin mengistirahatkan badannya di kursi, suara teriakan melengking membuatnya tersentak dan menatap ke arah suara. Siapa lagi kalau bukan Devan pelakunya.

Lelaki itu sedang menghadap cermin, melihat pantulan badannya sendiri yang tak mengenakan kaos. Memamerkan bentuk absnya yang terlihat jelas kepada semua orang.

"Apaan sih Dev."

"Liat nih badan gue, gila ga sia-sia gue ke gym tiap hari."

Devan berlagak keren, tersenyum lebar pada Juna yang menatapnya dengan kesal.

"Cepetan ganti baju Dev biar bisa cepet pulang, capek nih gue."

"Sabar dong buru buru amat, sini gantiin baju gue."

"Ogah."

Juna berdecak ia hanya menjawab singkat karena terlalu malas meladeni makhluk hidup yang satu itu.

Disaat teman-temannya beradu mulut, Rey sudah tepar dan berbaring di sofa, ia kelelahan karena dua malam terakhir ini mereka terus mengadakan konser. Lelaki itu memejamkan mata, berniat istirahat sejenak.

"Sok kecapekan lu, di panggung aja cuma duduk-duduk." Devan melempar handuk bekas yang Ia gunakan dan tepat mengenai wajah Rey.

"Duduk-duduk pala lu, tangan gue nih sampe mati rasa."

Rey pun tak mau kalah Ia balas memukul punggung Devan yang tengah membelakanginya menggunakan handuk yang dilempar tadi.

"Ck bagus apaan perut kek gitu kagak ada bentuknya, one pack kali lo!"

Kemudian seperti biasa dua biang kerok itu memulai kegaduhan, Juna dan Ken hanya bisa menggelengkan kepala sudah tak heran dengan ulah mereka.

"Heh jadi makan di apartment gua ga?"

"Ya jadi lah anjir!" Devan dan Rey menyahut dengan senang mendengar tawaran Ken. Mereka yang tadinya bertengkar sekarang sudah berjalan paling depan untuk menuju mobil sambil tersenyum riang. Begitu bersemangat untuk segera makan malam di apartemen temannya itu. Lagi pula siapa yang tidak gembira jika dapat makanan gratis dari yang mulia Kenzie?

────༺༻────

Kini keempatnya tengah bersila pada karpet tebal berwarna hitam, dengan semangkok mie instant di hadapan mereka yang nyaris kosong. Suara televisi beradu dengan tawa Devan yang memenuhi ruangan, mereka sama sekali tak memperhatikan layar lebar itu dan malah mengobrol hingga terbahak-bahak.

Menu makan malam mereka bukanlah lauk pauk seperti 4 sehat 5 sempurna, melainkan hanya mie instant dengan rasa yang berbeda-beda. Namun satu porsi untuk satu orang sebenarnya tak cukup bagi empat cowok itu, mereka perlu dua porsi. Katanya sih,

ASTERISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang