Chapter 8: The Moon Is Beautiful, Isn't It?

12 2 0
                                    

"I wanna line my walls with photographs you sent

Of you lying in your swimsuit on the bed."

Jemari Arjuna memetik dengan ringan senar gitar elektriknya, menciptakan sebuah nada perlahan yang nyaman untuk di dengar, bibirnya menyuarakan lantunan lagu di tengah kesunyian.

"Can't live without your love inside me now

I'll find a way to slip into your skin somehow."

Maniknya terpejam, tak memandang Kayla yang sekarang tengah memperhatikannya dengan seksama. Terpukau melihat bagaimana lelaki di hadapannya itu menyanyikan sebuah lagu sembari memainkan gitar setelah secara mendadak ia pinta.

"I wanna fuck your love slow
Catch my heart, go swim
Feel your lips crush
Hold you here my loveliest friend."

Juna membuka matanya, menoleh ke arah Kayla, menelisik ke dalam iris coklat gadis itu.

"I love to watch you when you're trying on your clothes

And now you're all I think about when I'm alone."

Ada sedikit jeda untuk instrumen gitar di tengah lirik, Juna memanfaatkannya untuk terus mengeratkan tatapan mereka berdua.

"Can't wait to feel your love inside me now

We'll have a drink or two and we'll go to your house."

Lantas Arjuna tersenyum, ia baru saja menyelipkan suatu perasaan yang bergejolak di tengah rentetan lirik yang ia nyanyikan untuk gadis itu. Keduanya pun tak melepaskan sebuah ikatan dalam tatapan, bahkan hingga Juna telah selesai membawakan lagunya.

"I wanna fuck your love slow
Catch my heart, go swim
Feel your lips crush
Hold you here my loveliest friend."

Tepuk tangan dari Kayla memenuhi studio saat lagu usai, membuat Juna terkekeh.

"Such a good song."

"Lo tahu apa judul lagunya?" Kayla menggeleng.

"Crush, by Ciggarettes After Sex."

Kayla terpanjat sejenak, "agak familiar sih, tapi aku ngga banyak dengerin CAS."

"Then, what do you think about the lyrics?"

Kayla terdiam, mengingat-ngingat deretan kata yang tadi Juna nyanyikan dengan sangat sempurna. Juna terus menatapnya, tak bosan memandangi Kayla yang masih berpikir tentang pertanyaannya.

"Sounds like.. someone falling in love?"

Juna mengangguk, "fall so deep." Tambahnya sambil kian menatap lekat manik Kayla, tanpa berkedip. Kayla mengangguk setuju, memutus tatapan mereka sebab ia merasa malu, lelaki itu hanya bisa tersenyum simpul.

Jadi sore ini Juna mengajak Kayla ke studio tempat ia dan ketiga temannya biasa latihan dan bermain musik, studio yang tak terlalu besar itu terasa nyaman dengan sebuah sofa di tengah ruangan. Sebetulnya tak ada tujuan apa-apa, tapi berhubung perempuan itu bosan dan malah bilang ingin sekali saja mendengar nyanyian Juna secara langsung, tentu lelaki itu tak menolak.

Sudah satu bulan berlalu sejak pertemuan Arjuna dan Kayla di kafe tempo hari. Dan sejak saat itu pula keduanya semakin dekat, Juna sering mengantar Kayla pulang atau menjemputnya. Bahkan ketika turnamen minggu lalu mereka tampak seperti sepasang kekasih, Kayla sebagai cheerleader berkali-kali meneriakkan nama Juna yang tengah berlari di lapangan mendribble bola.

Juna merasa ia tak sedang jatuh cinta sendirian, rasanya seperti panah milik Cupid si dewa cinta menusuk tepat pada jantung keduanya.

"Terus, lagu ini juga bakal kalian bawain buat festival lusa itu?

ASTERISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang