18. hidup.

4 0 0
                                    

••

••

Setelah mendengar nama Hye Yeong, tubuh ku sedikit seperti memerintahkan ku untuk menangis. Zee belum tau, anak kecil ini, anak remaja ini belum tau. Dan tidak akan pernah tau. Hanya ada aku, Hye Yeong, Jaehyun, dan tuhan yang tau. Serta dokter yang dahulu membantu operasi nya.

"아? 진짜? 미안해요, 그냥 제 일이 너무 바빠서요(a-ah? Benarkah? Maafkan aku, hanya saja aku terlalu sibuk dengan urusan ku)" sebisa mungkin aku masih menanggapi nya dengan senyuman. Senyum manis tentunya. "정신과 의사가 되는 것은 쉬운 일이 아닙니다. 매일 오는 환자가 너무 많습니다 지(menjadi dokter psikolog itu bukan hal yang mudah, banyak sekali pasien yang datang tiap hari nya zee)"

"미친 사람?(Orang gila?)"

"아니요, 건강한 사람도 방문 할 수 있습니다(Tidak, bahkan orang sehat saja bisa berkunjung)" pagi itu, adalah pagi yang sangat di sesali oleh Jeje. Pagi yang sangat menjengkelkan. Harusnya ia tidak membuka kann pintu tadi.

"이언니 나한테 화났어?(Kaka.., apa Kaka marah kepada ku?)"

Jeje menoleh, hanya untuk melihat ke arah zee. Menatap nya sedikit dengan rasa sedih. Kenangan nya di dahulu hari, kini benar benar hanya menjadi kenangan semata. Tidak akan bisa ada lagi kehadiran nya yang akan menjaga ku, tidak akan ada lagi sosok pahlawan yang menjaga kami berdua. "하? 아니요(hah? E-engga)"

"그래서?(Lantas?)"

:0;0:

Hari ini, hari Senin.

Hari di mana semua orang akan beraktivitas padat di awal hari sibuk ini. Syifa yang di kenal sebagai Jeje di Korea ini, kini telah bangun sejak jam 5 pagi tadi. Hanya untuk bersenandung di kamar kecil nya, membuka plastik boneka pemberian Hye Yeong dulu, kemudian memeluk nya dengan erat, dengan penuh arti bahwa diri nya sangat merindukan sosok Hye Yeong. Sosok lelaki favorit nya, sosok lelaki yang menjaga nya.

Entah bagaimana ceritanya, akhirnya syifa turun ke bawah, dan mulai memasak, padahal keluarga nya akan bersarapan nanti pukul 7 atau bahkan 8.

Hari ini adalah hari yang sangat padat untuk dirinya, membuat dirinya harus berangkat lebih awal.

Ah! Kabar baik nya, angka kematian di Korea yang di sebab kan oleh bunuh diri mulai menurun berkat adanya Syifa dan keempat teman nya.

Tidak hanya di Seoul, di kota lain nya seperti Busan, Gangnam, dan kota lain nya pun juga menurun.

Terkadang tim kami akan berpencar ke kota kota lain. Bahkan terkadang kami pun yang turun tangan.

Setelah selesai membuat sarapan, Jeje kemudian lanjut membersihkan kamar nya, mulai dari kasur, lemari kemudian menyapu dan mengepel kamar nya.

Karna sebenar nya seorang psikolog pun tidak bisa mengobati diri nya sendiri. Ia memikirkan berbagai macam masalah orang lain, tapi tanpa sadar diri nya pun membutuhkan pengobatan.

:0;0:

08.56

Jeje sudah berada di ruangan nya. Duduk menghadap laptop, memperhatikan nama nama pasien nya hari ini. Cukup banyak untuk 23 orang pasien.

Beberapa di antara nya hanya check up saja.

Hari ini klinik akan di buka pukul 09.00, membuat Jeje semakin tidak sabar bertemu dengan orang orang baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

01. The way I help you ( 내가 당신을 돕는 방식 ) [제제] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang