[tandai typo yang bertebaran]
Happy Reading
17.jadi bunny itu...
Zean masuk ke club Starlight dan berniat menuju lantai dua bersama teman-temannya. Di lantai dua biasanya orang-orang akan berkumpul. Disana ada ruangan tertutup atau terbuka yang bisa langsung memperlihatkan lantai satu, atau lantai dansa.
Saat akan menginjakkan kaki ditangga, Zean tanpa sengaja melihat sesuatu yang familiar baginya. Bukan, bukan sesuatu tapi seseorang. Seseorang yang sangat ia kenali. Karna itu, Zean mengurungkan niatnya untuk naik ke atas.
"Kenapa Yan?" tanya Liam dari anak tangga saat melihat Zean berhenti.
Zean menoleh. "Nggak, gue cuman mau ke toilet aja. Kalian duluan" ujar Zean berbohong.
Liam dan yang lain saling pandang lalu akhirnya mengangguk sebelum kembali berjalan menuju lantai 2.
Setelah memastikan teman-teman nya pergi, Zean berjalan menuju seseorang yang menarik perhatiannya tersebut. Orang itu sepertinya dalam kesulitan.
"Stop!"
Zean menatap pria yang tengah ia tahan lengan nya. Pria ini hampir saja akan menyentuh Leona. Zean tak habis pikir, bagaimana gadis itu ada disini dalam kondisi seperti ini.
"Lo siapa?!" tanya pria itu dengan nada ketus karna telah di ganggu.
"Gue, pacar nya!" tegas Zean sambil menunjuk Leona yang sempoyongan dengan dagu.
Pria itu mengangkat sebelah alisnya. "Lo yakin?" tanya pria itu ragu.
"Dia cewek gue! Dan dia bukan cewek murahan! Jadi jangan ganggu dia" ujar Zean dingin dengan nada menekankan.
"Yaudah, lo beruntung karna gue nggak suka cewek yang udah punya cowok" pria itu sedikit mendorong Leona pada Zean.
"Jaga cewek lo bro" pria itu menepuk pelan pundak Zean lalu pergi dari sana.
Zean mengangkat sebelah alisnya heran. Apa hanya begini?. Bukan apa-apa, ia hanya heran. Zean pikir akan ada acara baku hantam dulu tadi.
Zean lega karna tak ada perkelahian, tapi Zean juga pusing. Bagaimana dengan Leona?.
"Dasar bodoh! Kalo nggak bisa minum, nggak usah minum!" walau percuma, tapi Zean tetap mengatakan itu. Ia jengkel.
"Nyusahin" gerutu Zean saat ia mengangkat tubuh Leona dan menggendong nya ala bridal style.
Cowok itu membawa Leona keluar dari tempat haram itu. Zean berjalan menyusuri jalanan dengan Leona di gendongan nya yang tengah meracau tak jelas. Zean akan mencari taxi, karna tak mungkin ia membawa gadis yang sedang mabuk menggunakan motor.
Melihat ada kursi taman di jalan tak jauh dari tempat nya sekarang, Zean bergegas membawa Leona kesana. Zean menundukkan Leona ke kursi. Cowok itu menghela nafas lelah.
Zean mengeluarkan ponsel nya. Cowok itu menatap Leona sebentar sebelum mengetikkan sesuatu pada Liam. Memberitahu kalau ia punya urusan mendadak dan tak bisa ikut kumpul. Zean juga memesan taxi untuk mengantar dirinya dan Leona pulang.
Sepertinya Zean tak bisa membawa Leona pulang ke rumah. Bagaimana kalau orangtua gadis ini berpikir macam-macam saat melihat putrinya mabuk berat. Mansion pun sangat jauh dari sini.
"Kayaknya lo harus gue bawa ke Apart gue. Ck, bener-bener nyusahin"
"Mama... "
Zean mengernyit. Dari tadi Leona menyebut kata mama. Mama nya yang mana yang dimaksud?
KAMU SEDANG MEMBACA
We Not ANTAGONIS! End
Teen Fiction"Ini takdir kami, jadi harus kami jalani. Memang ada pilihan lain? Kami tetap harus maju kan" Harus masuk ke dunia novel dan menjadi antagonis dalam cerita itu yang pastinya akan mati secara tragis. Dan itulah yang di alami Leona, Keysa, Lea dan Ses...