Rada dicepetin ya ini alurnya {}
--
Yah. Mungkin Jeno harus berhenti mencari-cari Chaeryeong. Mungkin ini memang apa yang paling Chaeryeong mau. Pergi dari Jeno.
Tanpa perpisahan dan tanpa memberi tahu kesalahan Jeno sebenarnya apa.
Selama ini, disamping mencari tahu keberadaan Chaeryeong -nanya ke mamanya Renjun, dateng terus ke tempat anak jalanan berharap kedapatan Chaeryeong juga sedang mengunjungi mereka, sampe nyari tau tentang perusahaan papanya Chaeryeong- Jeno juga berpikir apa kesalahan terbesarnya.
Mengingat-ingat setiap waktunya dengan Chaeryeong, juga waktu tidak dengannya, yang mungkin saat itu Chaeryeong sedang suffering sendiri,
Dan berakhir dengan menyesal berkali-kali. Rasa bersalah lagi dan lagi.
Semakin banyak Jeno mencari tahu, semakin berat pula rasa penyesalan yang didapatnya.Bahkan, semua media sosial Chaeryeong pun tidak lagi aktif. Email Jeno juga tidak pernah dibaca atau dibalas. Jeno jadi gentar. Kalau begitu, ia harus lepasin aja Chaeryeong nya? Dan memaksa dirinya merelakan?
--
"Kalo lo Jun?" Tanya Haechan.
Sekarang empat sekawan ini sedang berkumpul di rumah Renjun. Nanti sore mau main basket di halaman rumah Renjun.
"Gue kan emang mau di ITSB. Dari dulu gue udah bilang gitu ngga pernah ganti-ganti" Jawab Renjun
"Alasan lo apa mau di ITSB?"
"Ya karna jurusan yang gue mau ada disana(?) Sama bokap gue kan alumni sana juga. Terus gue juga males di Jakarta. Terus gue juga udah putus sama Saeron"
Renjun memang sudah putus dengan Saeron. Alasannya? Yaaa apa kek. Namanya juga anak SMA. Kata Renjun Saeron tuh juga ribet (tapi ini ngomong ke Jeno aja soalnya kalo Haechan tau takut dicepuin kan dia sepupunya Saeron) dan gamau LDR. Jadi yaudah. Pegat.
Kalo Haechan masih sama Somi. Bucin banget emang anaknya. Ini aja bingung soalnya Haechan maunya kuliah di Jakarta aja tapi Somi mau di Bandung, di UNB. Haechan jadi bingung banget dia tetep di Jakarta apa ikut Somi. Soalnya ya itu, ngga kuat jauh-jauh.
"Lo juga di Bandung Jaem?"
"Iyeee elah nanya mulu lo bulol. Lagian ayah gue kan salah satu direksi UNB"
"Apa hubungannya tuh?"
"Ya gaada. Mau sombong aja"
Haechan mencibir ke arah Jaemin, lalu menoleh pada orang selanjutnya, Jeno "elo Jen? Tetep di UI? Ambil dokter kulit?"
"Dokter hewan, goblok"
"Oh iya. Eh tapi kalo dokter hewan ada, dokter buah ada ngga si?"
Ketiga temannya hanya mendengus malas. Tidak menjawab Haechan.
"Ribet bet anjir baru mikir kuliah dimana doang padahal" celetuk Haechan lagi setelah beberapa saat diem-dieman
"Lo doang Chan yang ribet. Kita mah kaga"
"Ya masa kita pisah sih? Lo ga sedih pisah sama guee?" Haechan bertingkah menjengkelkan. Memeluk lengan Renjun. Tapi kepalanya -dengan bibir yang manyun itu didorong oleh Renjun.
"Pisah sama lo tuh cita-cita gue sesungguhnya, lo tau!"
"Udaaahh disini ajaa enak di Jakarta. Tanah air kita. Planet kita. Nusa bangsa kita"
"Kalo di Bandung kan juga bisa kali pulang kesini"
"Aaaaa tapikan ngga bisa tiap hari ketemuu! Somi kekeh banget lagi mau di UNB. Lo pada juga tega ninggalin gue? Mana sisa sama makhluk sadboy ini lagi" tunjuknya pada Jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
Denial
FanficJeno and Chaeryeong. A pair of soulmate. Everyone admit that. But then Chaeryeong feels so defeated and useless. Wondering what is she means to Jeno. Or Jeno means to her. Another Deserve U's relative