WARN: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & graphic violence. Please be aware.
Tasanee membelakak. Cosa Nostra mungkin tidak bisa langsung diingatnya, namun sebaris nama Frederico Lanza tentu bisa diingatnya dari cerita pendek Elias.
"Apa yang Rafael bilang?!" Tasanee menghadap Denzell, nada suaranya mendesis. "Kau mau menculik Sera untuk menikahkannya dengan monster tua bangka pencuri ginjal?! Mati saja kau!" bentaknya geram.
"Aku melakukannya demi keselamatanmu," kata Denzell dingin.
"Sebenarnya ada jalan lain, kakak ipar," cetus Rafael.
Tasanee mengerutkan dahi muram. "Jelaskan padaku. Menyeluruh," perintahnya.
Denzell tetap dengan ekspresi datar, dua tangan terlipat di depan dada, berdiri tenang.
"Aku tidak keberatan mendongeng anyway," tawar Rafael.
"Ini bukan permainan, Rafael. Kau sama sekali tidak lucu." Denzell mendesis. "Bisnis Familia tidak ada urusannya dengan—"
"Bisnis?" Tasanee memotong dengan bibir menipis tajam, menunjukkan kegeramannya yang berada di level puncak. "Kau mau menjual adikku?"
"Untuk laboratorium drugs di San Fransisco," sahut Rafael, semakin menikmati show di hadapannya yang lebih menarik dari serial Netflix yang masih menyala di layar LED empat puluh dua inch.
Tasanee kini tak segan mengambil satu tangan Denzell, memelintirnya tanpa perasaan. "Langkahi mayatku dulu sebelum kau bisa menjual Sera untuk laboratorium drugs!"
"Tasanee!" protes Denzell, merasa ngilu dengan posisi tangannya yang dipaksa mengarah ke arah yang salah.
Rafael terkekeh. "Sudah kubilang."
"Singkirkan tanganmu, Tasanee," peringat Denzell tajam.
Tasanee justru semakin memaksa tangan Denzell mengarah ke posisi yang salah. "Dengar, yes, psycho, kau memang punya skill membunuh, bisa membunuh siapapun yang kau mau, tapi aku tahu kau takkan pernah membunuhku, jadi aku tidak perlu takut denganmu."
"Aku bisa menghukummu dengan caraku," sahut Denzell dingin.
"Oh, ya?" Tasanee tersenyum menantang. "Coba saja! Aku menjamin akan membencimu selamanya jika sampai bayiku terluka."
Rahang Denzell mengetat. Iris hitamnya mengantar ancaman. "Lepas," desisnya lagi.
Tasanee sama sekali tidak terpengaruh dengan ekspresi iblis Denzell. Ia mungkin dulu akan bergetar, lalu menciut membayangkan bagaimana Zeno disiksa oleh pisau dan pistol, akan tetapi sekarang, ia tahu ia adalah ratu di sini. Apa yang bisa dilakukan Denzell dengan calon pewaris kerajaan bisnis Stagnaro di dalam perutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DARKEST TEMPTATION (THE DARKEST #1)
Romance📳 CERITA SUDAH TAMAT (Sinopsis lengkap terdapat di dalam) Nonton trailer buku di sini! https://youtu.be/Xu3i_Y0teYs 🔞 WARNING: This story is mature content. There are strong adult language, explicit scene & violence. Please be aware. ⚠️ Trigger wa...