17 - Kim Yewon - Who Are You?

81 20 20
                                    

"Yewon? Ngapain lo di sini? Di dalem Bang Yoongi sama siapa?"

Dia mengeryit bingung setelah tersentak kaget karena sapaan dari orang asing ini. Dia... siapa... Oh! Ini menejer Bang Yoongi, bukan? Tapi Yewon lupa namanya.

"Menejernya Bang Yoongi, ya. Tadi pas gue ke sini dia sama Kak Sojung." Jawabnya pelan.

Untung itu air matanya udah di lap kering. jadi walaupun suaranya agak serak kayak kodok, dia bisa beralasan haus.

"Sojung siapa?" Dia nanya dengan wajah bego. Duh, namanya dia siapa, sih. Kok bisa - bisanya Yewon lupa.

"Pacar Bang Jin."

"OOh! Yang dokter di sini, itu ya?" Dia mengangguk. "Terus lo ini mau kemana?"

"Kantin."

"Oh, mau ditemenin?" Dia geleng cepet - cepet. Siapa lo mau sok nemenin gue? Begitu pikirnya.

"Lo mungkin udah ditunggu Bang Yoongi. Balik aja. "

"Oke. Gue duluan, ya."

***

Bersyukur luar biasa karena dia nggak ketemu sama Wendy dan Ungjae. Mungkin mereka ngopi di tempat lain. Atau rumah sakit ini punya lebih dari satu kantin yang dia nggak tau di mana letaknya. Entahlah! Nggak mau tau juga dia.

Sampai di sana dia langsung menghampiri stall nasi Padang mini dan memesan satu porsi dengan nasi double. Jangan tanya! Dia kelaparan! Dan hari ini, saat ini menit ini dia nggak peduli sama kalkulasi kalori dan teori tentang diet!

Libur dulu diet-dietannya. Besok lagi. Kalau ternyata abis ini timbangannya geser ke kanan ya sudah, nasib. Mari diratapi saja. Besok tapi.

Dia makan sendirian. Di tengah-tengah makan, dia teringat Wendy, Ungjay dan juga Bang Yoongi. Dan itu membuat matanya lagi - lagi memanas.

"Haiss, seret. Mana nggak pesen minum." Gerutu Yewon sebal karena gara-gara matanya berair, tenggorokannya jadi seret luar biasa, dan itu bikin apa yang dia makan jadi susah tertelan.

Dia menepuk - nepuk dadanya bar-bar. Niatnya memang untuk melegakan jalan tenggorokannya. Tapi juga ada misi tersembunyi melampiaskan kekesalannya pada ketiga orang yang berkontribusi besar atas hancurnya mood seorang Kim Yewon. Dan ini masih siang hari! Masih ada beberapa jam lagi sebelum hari ini akhirnya resmi berakhir.

"Nih. Jangan dipukulin dadanya, nanti sakit."

Sebuah botol air mineral disodorkan padanya berbarengan dengan sebuah suara lembut terdengar.

Yewon mengangkat kepalanya perlahan mengikuti tangan kurus yang mengangsurkan botol padanya tersebut. Matanya berakhir mendapati sepasang mata besar di bawah poni yang menghias rambut bob. Pipi chubby, bibir dan hidung mungil terbingkai membentuk wajah imut yang bikin dia sendiri melongo parah.

"Imut banget..."

"Kenapa?"

Yewon tergagap kaget, jangan bilang dia barusan bilang apa yang ada dipikirannya.

"Iya, barusa lo bilang sesuatu tapi gue nggak denger, makanya nanya lagi. Lo bilang apa?"

Astaga, she did it again!

Yewon malu - maluin!!

Dia berdehem gugup, mengambil botol yang diulurkan gadis tersebut sambil mengangguk berterima kasih.

"Makasih botolnya. Nggak papa, bukan apa-apa, nggak perlu dipikirin."

"Sama - sama."

Yewon lagi-lagi terbelalak heran saat gadis itu duduk begitu saja dengan santainya di seberang mejanya, menatapnya tertarik sambil menyangga dagu dengan tangannya yang mungil. Ih sumpah, ini manusia apa barbie? Tapi natapnya harus begitu amat?

A Star On A BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang