29 - Min Yoongi - The Truth No One Know

58 16 4
                                    

Setelah ditinggal sendiri, harapannya tadi, dia bisa istirahat. Dia memejamkan mata, biar dikira tidur saat ada siapa pun yang masuk ke kamarnya. Entah suster, dokter, atau siapa yang kebetulan datang menjenguk.

Dia mendengar pintu terbuka, lalu tertutup. Suara langkah kaki pelan menuju ke arahnya, tapi nggak berbuat apapun padanya. Mungkin itu Sojung, tunangan Seokjin yang tadi ditelpon Yewon untuk menemaninya, entahlah. Dia berharap itu, Yewon, sih. Tapi mana mungkin, gadis itu baru saja keluar dari kamarnya bersama JK dan kedua orang tuanya tak sampai lima menit yang lalu. Mungkin saat ini mereka baru saja sampai di parkiran.

Gila ya, bangun kepikiran Yewon. Tidur, dia mimpi Yewon. Mau ngapain aja akhir-akhir ini dia selalu teringat pada gadis itu. Gadis manis yang entah kenapa sekarang jadi jutek nggak ketulungan itu. Kesambet apa, sih dia. Coba kalau dia lebih ramah sedikit. Bisa dijak ngobrol dan bercanda, pasti saat ini mereka berdua nggak jomblo lagi. 

E.....

Maksudnya... mereka berdua tak jomblo lagi karena.... Karena mereka...

"Aaargh!" Dia berseru gemas sendirian sambil memukul ranjang di bawahnya dengan tangannya yang sehat. Membuat suster yang sedang mengecek keadaannya seketika terlonjak kaget. "Eh, Maaf. " Katanya salting luar biasa. Hancur sudah image nya yang cool dan misterius kalau begini. Gara-gara Yewon, sih!

Susternya mengangkat salah satu alisnya heran, tapi masih tersenyum ramah padanya. Setidaknya susternya sopan. Dan nanti setelah dia keluar dari sini, kemungkinan bertemu dengan suster ini lagi juga kecil, aman lah ya, harga dirinya.

"Eh, nggak papa, Pak. Permisi, saya mau cek vitalnya ya." Yoongi menurut saat lengannya di tensi dan detak jantungnya di monitor kembali. Setelahnya, dia diperiksa reflek-reflek di bagian tubuh yang sehat. "Hari ini pusing?"

Pusing banget, mikirin Yewon. "Nggak, Sus."

"Mata berkunang-kunang?"

Silau kalau lihat Yewon, tapi kalau nggak lihat makin pusing. "Nggak juga."

"Sesak?"

Kalo inget besok Yewon nggak ke sini, iya. Nyesek. "Lancar, Sus."

"Makan minum udah enak rasanya?"

Enah banget kalau disuapin sama Yewon. "Enak, Sus."

Susternya megangguk - anguk. Tampak puas dengan hasil pemeriksaan Yoongi.

"Saya kapan boleh pulang, ya, Sus?"

"Oh, itu saya kurang tau. Nanti coba pas ada kunjungan dokter ditanyakan saja, Pak Yoongi."

Lah, kapan dokternya datang gue juga nggak paham, Sus. Dia mengomel dalam hati. Tapi dia tetap bertanya dengan sopan pada suster tersebut. "Dokternya datang kapan?"

"Hari ini... mungkin sekitar jam sepuluh malam, ya."

***

Rasanya berbeda memang, diurus oleh Yewon, Ibunya dan teman-temannya yang lain. Dengan Ibunya, tentu saja semua kebutuhan yoongi jadi tercukupi karena Ibunya telaten. Tapi perasaan senang dan melambung yang dia rasakan saat ada Yewon di dekatnya tak lagi dia rasakan. Kalau teman-temannya sih, jangan ditanya. Sebangsa Seokjin dan Namjoon, yang datang ke rumah sakit hanya sebagai formalitas agar mereka bisa sayang-sayangan saja sama pacarnya. 

Bajing memang mereka. Bisapbisanya mereka pacaran di depan orang yang sakit begini.

"Apartemenmu udah ibu beresin. Makanan-makanan instan yang udah kadaluarsa dan basi juga udah Ibu singkirin. Kamu itu loh, kalo makan itu yang bener. Pasti mie aja tiap hari." Ibunya yang awalnya bercerita berakhir mengomel. Bukan pemandangan yang luar biasa sih, hanya saja sudah jarang dia dapatkan sekarang-sekarang ini.

"Iya tuh, Tante!" Dia langsung melotot pada JK yang dengan songongnya mengompro dari sofa yang didudukinya bersama Ayahnya. "Bang Yoongi tuh..." Ini anak mau cari mati, rupanya! Dia menggeram dalam hati.

Tapi kegeramannya berubah menjadi senyum bahagia saat Ibunya dengan galak mengambil alih.

"Apa kamu ini Bang Yoongi Bang Yoongi. Kamu juga ya, Jek! Bukannya bilangin Abangnya malah ikut-ikutan makan mie juga."

Yoongi puas terbahak tanpa suara. "Sukur!" Desisnya pada JK dari balik punggung Ibunya. Bocah itu reseh memang. Sekarang tau rasa, kan, kena akibatnya dia.

Ibunya masih mengomel panjang tentang makan mie dan makanan cepat saji lainnya itu tak sehat bagi kesehatan dan bla bla bla pada JK dan dirinya. Sementara mendengarkan ocehannya, matanya perlahan terpejam dan dia masuk ke alam mimpi. Obat pereda rasa sakit yang di suntikkan oleh suster beberapa kali dalam sehari saat mengeceknya kini mulai menerobos saraf - sarafnya, membuatnya tenang dan akhirnya tertidur.

***

".... yang dipanggil Yewon terus. Ayah, kalau Yewonnya dilamar udah mau belum, ya?"

Hah?! Yewon?! Yewonnya mau dilamar?! Sama siapa?! Dia ingin bangun dan bertanya, tapi matanya super berat dan badannya juga terasa nyaman luar biasa. Seakan - akan dia sudah lama tak tidur dengan nyenyak seperti ini. Tapi dia harus bangun! Yewon mau dilamar orang.

"Nggak boleh...." Protes yang kuat itu hanya keluar dalam bentuk igauan tak jelas dari bibir Yoongi. Dia merasa sudah membuka matanya lebar, tapi di mata oranr-orang yang ada di sana, Yoongi hanya mengangkat alisnya saja sambil bibirnya bergumam tak jelas.

Ini apa, sih yang menahannya di bawah sadar?! Kenapa nggak mau lepas?! Dia harus bangun! Yewon mau dilamar orang, dan dia harus menghentikannya. Nggak boleh! Yewon cuma boleh sama dia. Meskipun gadis itu jutek dan agak menyebalkan kadang-kadang. Tapi Yewon cuma boleh buat Yoongi.

Nggak banyak yang tahu memang, bagaimana sebenarnya perasaannya pad gadis itu. Dia sendiri pun tak terlalu paham. Di satu sisi, dia kesal kalau Yewon ada di dekatnya, rasanya adrenalinnya naik, jadi pengen marah-marah, pengen godain, pengen ngajak berantem, tapi di sisi lain, membayangkan Yewon dengan orang lain selain dirinya membuat Yoongi semakin ingin marah-marah.

Malam itu, Yoongi tak berhasil bangun dan 'menyelamatkan' Yewon dari lamaran orang tak dikenal. Dia juga gagal bertemu dokter yang berkeliling memeriksa pasien. 

***

"Udah bangun?"

"Ibu... jam berapa Bu ini, kok badan Yoongi lemes banget." keluhnya saat melihat Ibunya melipat selimut dan menyampirkannya ke sofa.

"Jam sebelas. Kamu tidur lama banget. Kamu mau di lap dulu? Atau makan dulu? Pusing nggak?" Yoongi menggelengi pertanyaan Ibunya. "Kamu tuh kenapa? Semaleman ngigo. Manggil - manggil orang."

Hah? Ngigo? Manggil-manggil orang? Manggil siapa? Dia nggak ingat apa pun tentang mimpinya semalam. "Emang manggil siapa, Bu?"

Ibunya malah menatapnya dengan tatapan aneh sambil tersenyum. Membuat Yoongi sedikit takut mengira Ibunya kesurupan Anabel.

"Bu..."

"Jadi masih nggak mau ngakuin, nih?"

Apa sih, ini Ibu? Ngaku apa? Kok tiba-tiba. "Ngaku apa, Bu?"

"Ngaku kalau sebenarnya selama ini kamu suka sama Yewon."

Yoongi yang sedang minum dari gelas melalui sedotan yang disodorkan Ibunya tadi sontak langsung terbatuk heboh. Wajahnya seketika langsung memerah, entah karena malu atau karena tersedak. 

"Ibu apaan, sih! Mana ada Yoongi suka sama Yewon?! Teori ngawur dari mana, sih! Kaya nggak ada cewek lain aja."

Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka. Membuat dua kepala yang berada di dalam kamar itu menoleh bersamaan. Mata Yoongi seketika terbelalak melihat siapa yang datang.

"Y-Yewon?!"

A Star On A BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang