4.

6 2 0
                                    

Disini lah Asya berada di mobil bangku penumpang duduk bersama Farhan yang sedang menyetir dengan raut muka yang tegas.

"mau makan dulu ga Sya? " tanya Farhan

"eh gausah Han langsung pulang aja" tolak Asya

"oke kita makan beb haha"

"ih, aku bilang pulang loh" rengek Asya

"gue mau makan beb, lo ga kasian sama anak gue di perut nih? Udah bunyi terus minta jatah makan" ucap Farhan mengusap perutnya yang six pack itu

Saat sampai di tempat makan yaitu AZ Cafe. Ya cafe itu punya Asya. Asya jadi panik sendiri Ia hanya tidak mau orang-orang tau bahwa ia pemilik cafe tersebut. Bukannya apa banyak anak SMA Garuda yang suka nongkrong disini

Asya duduk dengan gelisah saat Farhan berhasil memarkirkan mobil dengan rapi, mematikan mesin dan membuka pintu mobil

"itu Farhan kita makan di tempat lain aja yu" ajak Asya

"ck gue udah laper beb, ayo turun" ucap Farhan

"itu tapi aku ga bawa uang lebih" alibi Asya

"gue bayarin. Ayo udah buruan"

Mereka berdua turun, Asya jalan di belakang Farhan dengan kepala menunduk. Bisa dilihat saat Ia masih di mobil cafe ini sangat ramai. Karena hari ini sedang ada diskon untuk para pelajar jadilah cafe ini sangat ramai.

Saat memasuki cafe tersebut Asya semakin menundukkan kepalanya berharap tidak ada yang menyadari dirinya.

"loh ibu Asya, tumben dateng lagi" ucap karyawannya yang bernama Rika atau biasa Asya panggil dengan sebutan ka Rika

"ibu? " tanya Farhan bingung

Nah ini lah yang Asya takuti, semua karyawannya ini sangat masya Allah. Sudah berkali-kali Asya bilang jangan memanggil Asya dengan sebutan ibu tapi mereka tetep saja memanggil nya dengan sebutan itu.

"hehe, hai ka Rika" sapa Asya menggaruk pipi nya yang tidak gatal

"ada urusan lagi bu, ko tumben kesini? Padahal semalem baru dari sini" tanya Rika

"eh engga ko ka, cuma mau makan aja hehe" jawab Asya

"oh iya bu silahkan, mau makan di ruangan atau di meja sini bu? "

"di meja sini aja ka. Makasih ya"

Asya langsung menarik lembut tangan Farhan, persetan dengan malu ingin rasanya dia bisa marah. Tidak, dia tidak marah hanya saja dia kesal dengan semua karyawan disini. Hei Asya belum setua itu untuk di panggil ibu.

"eh maaf Han hehe" ucapnya sambil melepaskan tangan Farhan

"santai beb haha" jawab Farhan seraya menarik kursi untuk duduk

"ish, jangan panggil aku beb loh" ucap Asya kesal yang di hiraukan oleh Farhan

Farhan mengangkat tangan nya untuk memanggil pelayan disini. Asya hanya bisa pasrah berharap tidak banyak pertanyaan dari temannya ini.

"loh bu Asya dateng. Mau ketemu Pak Anton apa gimana? " tanya karyawannya yang bernama Dira

Oh di cafe Asya ini banyak yang part-time seperti Dira ini dia siswi kelas sepuluh yang saat itu bertemu dengan Asya di taman. Dira bilang Ia mencari pekerjaan untuk membantu ibunya yang sakit.

"sttt engga Dir, mau makan aku"

"oh silahkan atuh sepuasnya juga boleh kan cafenya punya ibu"

"kaka Dir kaka. Berasa tua banget aku, kita cuma beda satu tahun loh"

"hehe yaudah kaka mau pesen apa? " tanya nya mengambil kertas yang berada di saku celananya

"Farhan mau pesen apa? " tanya Asya

"mie kocok plus kornet nya satu, roti bakar coklat kejunya satu sama capuccino satu"

"baik, kalo ka Sya pesen apa?"

"aku juga mau deh mie kocok biasa ya Dir jangan pake telor sama mau milkshake strawberry nya satu"

"oke di tunggu ya ka. Btw, pacar nya ganteng ka hehe" setelah mengatakan itu Dira langsung kabur ke arah kasir

"ya Allah akhlaknya Dira masya Allah banget" gumam Asya yang masih bisa di dengar oleh Farhan

"haha, jadi lo pemilik cafe ini? " tanya Farhan

"ya gitu deh Han hehe" menggaruk pipinya yang tidak gatal

Asya ini kalo sedang malu atau panik gampang di lihat, ketika dia menggaruk pipinya itu berarti Asya sedang panik ataupun malu.

"bagus design nya gue suka. Anak muda banget" ucap Farhan sambil melihat sekeliling cafe ini

"he'em"

Setelah menunggu sekitar 15 menit pesanan mereka pun sampai di antar oleh orang yang berbeda lagi yaitu Fajar

"Oh bener toh, ibu Asya yang dateng sama mas pacar haha, pantes di dapur rame ngomongin ibu katanya sama cowo ganteng haha"ucap Fajar. Mas Fajar ini memang lumayan akrab dengan Asya, ya begini lah sifatnya ceplas ceplos

"eh mas Fajar bukan pacar loh, mas Fajar tau sendiri aku gamau. Dia kaka kelas aku mas" jawab Asya

"beruntung loh mas ganteng ini, ibu Asya ga pernah bawa cowo apalagi deket sama cowo. Ya ga bu? Haha" goda Fajar

"mas mending ke dapur deh, itu rame banget juga pengunjung nya " ucap Asya lesu

"haha iya deh bu. Langgeng ya bu"

"MASSS FAJARRRR" teriak Asya membuat semua pengunjung memperhatikan nya

"lo lucu" gumam Farhan

"ha? Gimana? " tanya Asya

"eh engga ko, ayo makan"

Setelah selesai makan mereka bersiap untuk pulang. Asya ini walaupun pemilik cafe tapi tidak lupa untuk membayar, ya walaupun dia tau ujungnya

"ka Put, meja nomor 15 jadi berapa? " tanya Asya

"heh mengadi-ngadi bocil satu ini, sana balik kanan bubar"

"loh bukan aku yang bayar wle, aku mah cuma bantu tanya" ejek Asya

"hidih, mas ganteng masih mau sama yang begini? Haduh jangan mas. Ibu-ibu satu ini mah makannya banyak" ucap Putri tapi tidak di jawab oleh Farhan

"haha gapapa ka, nanti saya kasih gombalan aja buat makan sehari-hari" canda Farhan

"heh mana kenyang? " protes Asya

"oh mau nih jadi cewe gue berarti? " goda Farhan

"eh eh engga, ga mau" jawab Asya sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal itu

"berapa ka tadi totalnya? " tanya Farhan

"totalnya 73.000 mas"

"Han? "

"kan gue bilang, gue yang bayar"

"hehe yaudah makasih"

"ini kembaliannya. Terima kasih sudah berkunjung ibu Asya dan mas pacar" goda Putri

"ka Put please" mohon Asya

"haha iya iya, yaudah sana pulang"

"pulang ya ka Put, Assalamualaikum " pamit Asya

"hati-hati wa'alaikumsalam"

Haiii, jangan lupa kritik dan sarannya yaa. Makasih

HOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang