6.

8 1 0
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian di kantin itu. Hari ini setelah pulang sekolah niatnya Asya akan pergi langsung ke cafe miliknya bersama Aulia, Lira, Alvin, Didit dan Bobi.

Tadi saat istirahat kedua Lira sempat mengajak mereka untuk nongkrong cantik disana katanya. Lagi dan lagi karena diskon yang di tawarkan sangat menggiurkan. Diskon di sini juga cukup gampang untuk kita mendapatkan nya, hanya dengan mengscreen shot postingan insta story yang di buat oleh cafe kemarin dari jam 6 sore sampai 12 malam.

Memang satu screen shot ini bisa di pakai dengan batas maksimal 10 orang. Jadilah sekarang mereka berenam disini. Mereka belum mengetahui bahwa sang pemilik cafe adalah Asya.

"yuk langsung masuk aja, rame banget" ajak Lira

"eh itu mmm aku disini aja ya" ucap Asya menggaruk pipinya

"apa deh Sya, lo ngapain disini mau jadi tukang parkir? Haha" tanya Bobi

"eh bukan duh bingung aku"

"udah deh ayo panas nih" ajak Alvin

Mereka berjalan menuju cafe AZ itu, karena mereka memang mendapatkan parkir yang lumayan jauh dari pintu cafe. Saat sampe di dalam cafe Asya terus menundukkan kepalanya

"Sya kenapa sih nunduk aja, ada duit ya di bawah? Haha" canda Didit

"eh engga ko hehe lagi mau aja" jawab  Asya cengengesan

Untung saat di jalan menuju meja ini tidak ada karyawan yang menyadari dirinya. Tapi Ia belum bisa bernafas lega karena pasti nanti ada pelayan menghampiri mereka. Lira mengangkat tangannya bertujuan untuk memanggil pelayan

Astaga mas Fajar batin Asya

"ada yang bisa saya bantu?" tanya Fajar sopan

"spaghetti nya satu, strawberry milkshake satu. Kalian apa? " ucap Lira

"mie kocok tiga jus mangga dua terus jus alpukat satu" Alvin mengucapkan pesanannya, Didit dan juga Bobi

"nasi goreng seafood satu sama jus mangga satu" ucap Aulia

"baik, ada lagi? " tanya Fajar

"Sya, lo apa?" tanya Aulia

"eh aku engga deh" ucap Asya masih betah menundukkan kepalanya

"Sya kenapa nunduk terus sih? " tanya  Bobi

"tau lo Sya ga cape apa" timpal Didit

"hehe" Asya cengengesan mengangkat kepalanya

"lah si ibu Asya pantes aja kaya kenal suaranya haha" ucap Fajar

"ih mas Fajar aku bukan ibu-ibu loh kebiasaan" sebal Asya

"eh ko kenal Sya? " tanya Alvin

"hehe" jawab Asya menggaruk pipinya yang tidak gatal

"iya toh mas kenal, masa sama pemilik cafe tempat saya bekerja sendiri ga kenal. Bisa-bisa ga di gaji saya. Iya ga Bu? Haha" goda Fajar menaik turun kan alisnya

"dahlah mas Fajar cape aku. Mau mie kocok tanpa telor sama milkshake strawberry " ucap Asya

"wah Ibu bos jangan marah toh nanti saya ga di gaji haha" goda Fajar

"mas Fajar ihh, udah deh sana" usir Asya

"haha yaudah iya Ibu, di tunggu ya pesanannya " ucap Fajar meninggalkan meja mereka

"asli Sya lo pemilik ini cafe? " tanya Lira kepo

"wah keren sih lo Sya"

"cafe lo keren Sya asli pw banget disini"

"hehe, makasih"

Lira yang duduk menghadap pintu masuk cafe melihat ada inti HOSHI yang sedang berjalan masuk.

"eh anjir ada inti HOSHI" ucap Lira heboh

"DONI" teriak Alvin. Oh Alvin dan Bobi ini salah satu dari sekian banyak anak HOSHI

"eh Alvin tuh sama temen-temennya" ucap Raka

"disana aja yuk gabung" ajak Bagas

"yuk lah, rame juga nih cafe keknya ga ada yang kosong" ucap Farhan

Cafe disini memang terbilang cukup mewah, bisa menjerumus ke restoran mungkin? Di sini menyediakan ruang meeting dan aula untuk acara apapun. Cafe ini di isi meja yang memiliki dua bangku, empat bangku, dan ada juga yang di isi dua sofa berhadapan. Satu sofa bisa di isi oleh empat orang.

"hai, ikut gabung ya kita" ucap Raka

"santai" jawab Bobi

"tapi kayanya tempat duduk nya kurang" ucap Aulia

"eh iya bener kurang, terus gimana dong? " tanya Didit

"bentar" Asya mengedarkan pandangan nya mencari seseorang.

"MAS AGAM" teriak Asya

Agam yang di panggil pun menoleh ke arah sumber suara, saat mengetahui siapa yang memanggilnya ia langsung menghampiri dan membungkuk hormat  bertanya "kenapa bu? "

"astagfirullah, aku ga setua itu kalian panggil ibu terus. Sedih aku mah" Asya mengusap ujung matanya yang tidak mengeluarkan air mata

"iya iya haha, ada apa Sya?" tanya Agam

"boleh minta tolong? Bawain dua atau tiga kursi kesini"

"aduh Sya maaf, kursi full semua sampai waiting list juga " ucap Agam tidak enak pada bos nya ini

"alhamdulillah" gumam Asya yang masih bisa di dengar oleh mereka semua

"iya alhamdulillah, gimana kalo pergi keruang meeting aja Sya? Kebetulan hari ini ruang meeting kosong" saran Agam

"gimana kalian mau? " tanya Asya pada teman-teman dan kaka kelas nya ini

"bebas sih, gue ngikut aja" ucap Alvin

"ayo deh, kapan lagi kita makan bareng coba" Ucap Bagas menyetujui

"yaudah ayo, ikut aku. Mas Agam nanti buat meja ini langsung di anter ke atas aja ya. Makasih" ucap Asya

Mereka semua berjalan ke arah tangga, saat hampir menaiki tangga. Mereka semua di hentikan oleh suara yang memanggil Asya

"Asya" panggil Anton. Beliau adalah manager disini yang di angkat oleh Asya sendiri.

Awalnya Om Anton ini hanyalah sebuah karyawan biasa yang memang sudah cukup lama bekerja disini. Beliau kerja saat dia masih duduk di bangku kuliah saat itu ia masih part-time ketika ayahnya masih ada.  Anton sendiri belum terlalu tua, dia baru berumur 31 tahun sudah memiliki istri dan anak laki-laki satu yang berumur 6 tahun.

"loh om Anton? Tumben keluar ruangan. Ada apa? " tanya Asya

"niat nya om mau kerumah kamu Sya" ucap Anton

"tumben om ada apa? " tanya Asya

"astagfirullah, om telfon kamu berkali-kali handphone kamu mati"

"hehe maaf om"

"yaudah ayo ke ruangan om aja, temen-temen kamu suruh duluan ke atas. Ada yang perlu om bicarain"

Asya mengedarkan pandangannya, saat melihat Fajar dan Rika yang akan membawa pesanan mereka ke atas langsung memanggilnya.

"ka Rika, mas Fajar" ucap Asya

"kenapa Sya? " tanya Rika

"ini minta tolong. Ajak temen-temen aku ke atas, aku mau ngobrol bentar sama om Anton"

"oh siap, ayo mas mbak. Silahkan" ajak Fajar

HOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang