13.

4 1 0
                                    

"aku kotor Han hiks" ucap Asya sesenggukan karena sudah menangis sejak tadi

"Sya, itu semua bukan mau lo" ucap Farhan menenangkan. Sebenernya ingin sekali ia menarik Asya kedalam pelukannya tapi ia cukup tau diri untuk hal itu.

"tapi hiks aku udah ga suci hiks. Aku ga pantes buat kamu, Han"

"Sya yang berhak judge kita suci apa engga itu bukan lo, bukan orang lain atau siapapun. Mereka ataupun diri lo sendiri ga bisa judge kalo lo ga suci atau apalah itu.

Apapun dan gimana pun lo, insya Allah gua akan terima lo, Sya. Karena gue sayang sama lo bukan ada apanya tapi apa adanya" jelas Farhan

"makasih Han, udah tulus sayang sama aku makasih banyak" ucap Asya tulus

"sama-sama Sya, jadi gimana besok berarti orang tua gue boleh kan dateng? Hehe" ucap Farhan berusaha mencair kan suasana

"silahkan Han"

"yu senyum yu, bisa yu. Gausah sedih-sedih ah tar tambah cantik Sya haha"

"bisa aja kamu Han, ke cafe aku aja yu hehe sholat ashar sekalian makan, laper aku haha" ajak Asya

"gass teross" ucap Farhan mengikuti Asya untuk berdiri

Setelah mengantar Asya hingga ke rumah, Farhan langsung bergegas untuk pulang ke rumahnya.

"assalamualaikum " salam Farhan dengan senyum yang sejak tadi tidak luntur

"sehat bang? " tanya Bumi saat melihat anaknya senyum sendiri

"ya Allah pah, abang bahagia banget. Papah mau beli apa? Abang bayarin, pilih aja pilih abang bayarin tenang aja" ucap Farhan

"asli kamu bang?! " antusias Bumi yang langsung bangkit dari duduknya dan membuang asal koran yang sedang di baca.

"asli pah, pilih aja. Abang bayarin nanti uangnya pake punya papah, abang bayarin ke kasirnya. Kurang baik apa coba abang, pah? " tanya Farhan

"halah skip, bukan anak papah kamu"

"iya sih, aku mah anak pungut bisa apa hiks" Farhan mengusap ujung matanya yang sama sekali tidak berair itu.

"loh?! Kamu udah tau Han? Ya Allah maafin papah ya nak, iya sebenernya kamu emang anak pungut nak. Orang tua kamu taro kardus yang isinya kamu di depan rumah papah. Sabar ya nak, gimana pun papah tetep sayang kamu ko" Bumi mendekat ke arah Farhan berusaha mengusap bahu anaknya.

"makasih ya bun, udah mau rawat abang" ucap Farhan

Bun? Batin Bumi

Memang sedari tadi posisi Bumi membelakangi dapur dan tangga. Saat membalikkan badan ia melihat sang istri sedang mengangkat sapunya tinggi-tinggi.

"masya Allah istri ku sayang, itu ngapain sapunya di angkat gitu? Mau angkat beban? Kita punya ruang gym sayang kalo kamu lupa" Bumi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"aku sembilan bulan mengandung Farhan, aku bawa kemana pun aku pergi. Seenak jidat kamu bilang Farhan anak pungut? " ucap Mira menggebu-gebu

"salah denger kamu bun, asli aku bercanda" elak Bumi

"sedih aku mah bun, ga di akuin gitu kit ati. Makasih ya bun udah mau terima aku, aku udah sadar diri ko. Aku pamit ya bun mau benahin baju" pamit Farhan

"HELEH DRAMA MALES" ucap Bumi meninggalkan mereka berdua

"HAHAHAHA" tawa sang ibu dan anak pun pecah

Setelah selesai makan malam, seperti biasanya keluarga Danendra akan berkumpul di ruang keluarga seperti sekarang ini.

"bun, abang mau lamar orang"

"uhuk" Bumi yang sedang minum tersedak

"udah siap bang? " tanya Mira mengusap rambut anaknya

"siap bun, abang gamau terlalu lama takut malah di ambil sama orang" ucap Farhan yakin

"kapan papah sama bunda bisa ke rumah perempuan itu? " tanya Bumi

"tadi Farhan udah bicara sama dia, dia siap kalo besok kita dateng ke sana"

"dadakan gini? Kita ga ada persiapan apapun bang" gemas Mira mencubit kedua pipi anak sulungnya itu

"abang juga gatau hehe" menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal

"dah dah ga jadi kawin" ucap Bumi

"papah! Kawin, kawin your eyes. Nikah dulu baru kawin. Awas aja kamu Han kalo sampe gitu bunda kirim ke antarktika " oceh Mira

"engga bun, mana berani abang sama kakek"

"heh! Ko sama kakek?!  Bukan sama papah? " tanya Bumi ngegas

"mana Farhan tau, Farhan kan ganteng" ucap Farhan memainkan handphonenya

"dah tidur semua, bilang sama calon kamu besok kita kesana abis ashar bang" ucap Mira

Farhan
Assalamualaikum Sya
Besok gue sama keluarga kesana abis ashar ya.

Asya
Wa'alaikumsalam Han
Oke

Setelah menerima pesan tersebut, Asya langsung turun kebawah mencari bi Rum.

"ibu, besok keluarga nya Farhan mau dateng abis ashar" ucap Asya saat menemukan bi Rum yang sedang menonton.

"yaudah besok ibu masak banyak "

Memang tadi saat Asya kembali ke rumah, dia langsung menceritakan semuanya kepada bi Rum.

"yaudah deh bu, aku langsung ke atas ya mau baca novel. Ibu nontonnya jangan lama-lama ya" ucap Asya

"iya sana. Jangan begadang ya neng"

"iya bu"

HOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang