8.

7 1 0
                                    

Tak terasa sudah memasuki ujian tengah semester dan hari ini sudah menjadi hari akhir. Setelah itu mereka akan melakukan class meeting.

Farhan
Assalamualaikum
Sya, selesai ujian ketemuan di belakang sekolah mau?

Asya
Wa'alaikumsalam
Boleh Han

Farhan

Oke gue tunggu ya. Makasih Sya
Assalamualaikum

Asya
Oke Han. Wa'alaikumsalam

Saat ujiannya telah selesai dan di rasa semua telah benar. Asya melangkahkan kakinya ke arah meja pengawas untuk mengumpulkan lembar ujiannya itu.

"permisi bu, ini saya sudah selesai " ucap Asya

"oh iya, kamu boleh pulang duluan "

"terima kasih bu, saya pamit assalamualaikum "

"iya sama-sama. Wa'alaikumsalam"

Asya langsung melangkahkan kakinya ke arah belakang sekolah sambil menggunakan airpods yang di bawanya dari rumah itu.

Asya tidak menyadari kedatangan Farhan, karena posisi duduknya yang membelakangi Farhan.

"Assalamualaikum Sya" salam Farhan dari belakang, di rasa tidak mendapatkan jawaban ia menepuk pundak Asya yang membuatnya kaget.

"astagfirullah kaget" ucap Asya bangun dari duduknya

"lo bengong? " tanya Farhan

"ha? Apa? "

"lo bengong ?"  tanya Farhan sekali lagi

"eh lupa" ucap Asya seraya memasukan tangan kanan untuk mengambil airpods yang berada di telinganya dan tangan kirinya di gunakan untuk menahan ujung hijabnya.

"ck, pantes" decak Farhan

"hehe maaf Han, jadi kamu ngapain nyuruh aku kesini? " tanya Asya

"duduk dulu Sya" ajak Farhan

"jadi? " tanyanya saat sudah kembali duduk, kali ini ia tidak duduk di bangku melainkan duduk di bawah menyenderkan punggung nya ke bangku.

"kenapa di bawah Sya? Nanti kotor" tanya Farhan

"duduk berdua di bangku terlalu sempit Han, aku gamau jadi dosa. Aku emang sering buat dosa, tapi ga salah kan aku menghindari? Hehe" ucap Asya

Menarik batin Farhan

"oh yaudah" Farhan menyusul Asya duduk di bawah bangku dengan jarak

"jadi, kamu mau ngomong apa? " tanya Asya lagi

"to the point banget ya haha" kekeh Farhan

"hehe, aku abis ini mau ke cafe Han"

"oke. gue gatau ini perasaan apa tapi setiap di samping lo gue nyaman, gue ga bisa menyangkal hal itu Sya. Gue marah setiap ada cowo yang berusaha bikin lo ketawa. Gue gatau gue kenapa Sya, tapi sekarang gue sadar kalo gue udah jatuh hati sama lo.

Sya, lo mau kan buat kisah di masa abu-abu ini dengan cerita kita, Sya pacaran yuk? " tanya Farhan

"Farhan bawa handphone? " tanya Asya tenang, kalo bisa jujur sebenernya dia kaget dengan penuturan teman seangkatan nya ini. Asya sendiri tidak pernah berfikir untuk menjalani kisah cinta di masa SMA nya.

"bawa lah Sya, kenapa emang? " tanya Farhan mengambil handphone dari saku celananya

"coba cari surah al-Isra' ayat 32 abis itu tolong di bacain " jawab Asya

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. " ucap Farhan yang langsung terdiam, bahkan ia lupa akan hal ini. Papa sering mengingatkan nya untuk tidak berpacaran, kenapa bisa seceroboh ini

"udah paham kan Han? Hehe. Jujur aku gamau munafik, siapa disini yang ga suka sama kamu, baik, perhatian dan juga menghargai perempuan. Aku gamau munafik Han, aku emang suka sama kamu tapi ya itu sekedar suka.

Untuk jatuh aku belum dan mungkin saat aku jatuh hati pun aku ga akan mengungkapkan nya. Kenapa? Aku lebih memilih untuk menyebut nama mu dalam sujud ku dan mencintai mu karena Allah agar perasaan aku ini ga sia-sia" jelas Asya

"astagfirullah Sya, papa sering ingetin gue hal ini. Kenapa gue bisa seceroboh ini? " Farhan mengusap wajahnya kasar

"gapapa Han, aku maklum ko. Aku gamau pd atau gimana tapi aku cuma mau jelasin. Kalo emang kamu serius sama aku silahkan dateng ke rumah dan bawa orang tua kamu lamar aku. Kalo kamu tanya aku udah siap apa belum? Aku siap Han, bahkan aku lebih memilih buat nikah muda dari pada aku terus buat dosa" jelas Asya

"kalo buat itu jujur gue masih bimbang Sya, kita masih terlalu muda buat menikah. Apa lo siap buat tanggung jawab lo nantinya di usia muda? " tanya Farhan

"aku udah bilang sama kamu Han, aku siap dari pada kita larut akan dosa? Lebih baik nikah dapet pahala. Haha kesannya aku minta banget buat di nikahin ya? Tenang Han, keputusan ada di kamu. Aku ga akan mendesak kamu lagi pula kan yang menyatakan perasaan kamu. Aku cuma mau ngingetin kamu biar ga larut sama dosa hehe" jawab Asya

"biarin gue sholat istikharah Sya. Insya Allah kalo gue udah dapet jawabannya gue siap bawa orang tua gue ke rumah lo"

"silahkan Han semua keputusan ada di tangan kamu. Yaudah aku pamit ya" Asya bangkit dari duduknya membersihkan belakang roknya yang kotor.

"biar gue anter Sya" tawar Farhan

"gausah Han, aku sendiri dulu ya. Jujur masih terlalu kaget sama penuturan kamu hehe" ucap Asya

"yaudah Sya lo hati-hati, tunggu gue ya Sya" ucap Farhan

"haha iya Han, aku tunggu. Assalamualaikum " pamit Asya

"wa'alaikumsalam" gumam Farhan yang memperhatikan punggung Asya semakin menjauh darinya

Jujur ini yang Asya takut, ketika ada seseorang yang ingin menjadikan nya salah satu bagian dari orang itu. Rahasia yang Asya simpan ini terlalu besar hanya ayah dan bi Rum yang tau. Asya takut jika orang-orang terdekat mengetahui nya, mereka memilih menjauhi Asya.

Asya lebih memilih pulang ke rumah, mungkin dia akan sedikit bercerita kepada asisten rumah tangganya itu. Tak lupa menghubungi Anton yang mungkin sudah menunggu nya untuk pembahasan yang cukup dadakan itu.

HOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang