Saat di mobil hanya ada keheningan tidak ada yang mau membuka suara. Farhan rasa ini saat yang tepat untuk ia membicarakan semua ini.
"Sya, gue mau ngomong sesuatu " ucap Farhan
"ngomong aja Han, ga ada yang larang ko" pandangan Asya mengarah ke luar jendela melihat kemacetan yang terjadi akibat lampu merah.
"hmm masalah yang kemaren di belakang sekolah gue udah dapet jawabannya" Farhan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal
"apa? " tanya Asya memalingkan kepalanya menghadap Farhan
"kalo lo siap, gue juga siap Sya" ucap Farhan tegas
"apa yang bikin kamu yakin? "
"setelah beberapa hari ini gue sholat istikharah, gue selalu dapet mimpi yang sama" Farhan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang
"kalo boleh tau mimpinya apa? " tanya Asya
"di belakang sekolah, persis di tempat yang sama saat gue bilang perasaan gue sama lo, di situ gue selalu liatin lo dari jauh"
"kalo itu bukan aku? "
"gue yakin Sya, itu pasti lo"
"terus kamu sekarang maunya gimana?"
"kita kan dapet libur dua hari, boleh besok gue bawa orang tua buat lamar lo? "
"besok? Sabtu? "
"iya Sya. Sabtu besok" ucap Farhan yakin
"kalo aku minta hari minggu boleh? " tanya Asya
"loh kenapa Sya? " tanya Farhan balik
"mungkin besok harus ada yang aku ceritain dulu ke kamu" ucapnya ragu
"lo kenapa Sya? Ragu sama gue? " tanya Farhan
"no, engga. Kalo emang kamu serius sama aku, ada beberapa hal yang harus aku ceritain ke kamu dan aku rasa kamu perlu tau itu sebelum kita ke arah yang lebih serius" jelas Asya
"oke, besok mau gimana jadinya? " tanya Farhan
"aku harap kamu ga bicara apapun dulu sama orang tua kamu. besok temui aku di taman kota jam 2"
"iya Sya, gue ga akan bicara sama orang tua gue. Lo gamau gue jemput? " tanya Farhan memberhentikan mobil nya saat sudah sampai di depan rumah Asya.
"gausah Han, kita ketemu di sana aja. Makasih udah anterin aku, kamu hati-hati pulangnya. Assalamualaikum " pamit Asya
"wa'alaikumsalam"
Asya masuk kedalam rumah tidak melihat bi Rum, mungkin sedang belanja pikirnya. Segera naik ke atas untuk bersih-bersih dan melaksanakan ibadah sholat magrib.
Saat sampai di tangga dua terakhir, ia melihat sang asisten rumah tangga sedang menyiapkan makanan untuk makan malam mereka berdua. bi Rum memang suka di ajak Asya untuk ikut makan di meja makan yang cukup untuk lima orang itu.
"ibu" panggil Asya
"ya Allah kaget" pekiknya memegang dada
"hehe maaf" Asya menggaruk pipinya yang tidak gatal itu
"yaudah ayo di makan nanti keburu dingin" ajak bi Rum
"iya, ayo ibu ikut duduk"
"iya sini ibu ambilkan. Mau makan pake apa? " tanya bi Rum
"apa aja bu, nanti abis makan aku mau ngomong dulu ya bu" ucap Asya
"iya"
Makan dalam diam, hanya ada suara yang berasal dari dentingan sendok yang beradu dengan piring. Selesai makan bi Rum membereskan semua piring kotor Asya ingin membantu tetapi ia di larang.
"udah sana ke ruang tv duluan, nanti ibu susul" ucap bi Rum yang sedang mencuci piring
"aku tinggal ya bu" Asya berjalan ke arah kulkas mengambil camilan untuk menemani nya menonton televisi.
Setelah camilannya sudah habis setengah bi Rum datang membawa susu full cream rasa vanilla yang menjadi favorit Asya.
"jadi neng mau ngomong apa? " tanya bi Rum yang sudah duduk di samping Asya
"tadi pulang sekolah aku di anter sama temen yang kemaren aku ceritain. Dia bilang, dia udah dapet jawaban dari istikharah nya dan dia siap buat nikah muda" ucap Asya menghadapkan diri nya ke bi Rum
"neng siap buat cerita semua itu? " tanya bi Rum mengelus kepala Asya yang terbalut kerudung
"sebenernya aku sedikit ga siap, aku takut dia menjauh. Tapi mau ga mau aku harus siap, secara tidak langsung kemarin saat dia nyatain perasaan dan aku jawab tidak siap untuk pacaran melainkan nikah muda, berarti aku kasih dia harapan kan? " tanya Asya ragu
"iya betul, kamu memberikan dia harapan seakan dia bisa memiliki mu dengan jenjang yang lebih serius" jawab bi Rum
"minta doa nya ya bu, jujur buat buka luka yang satu ini masih sakit banget untuk aku" ucap Asya sedih
"tenang neng, sholat minta bantuan sama Allah. Kalo emang dia ga bisa terima, berarti dia bukan jodoh neng. Ikhlas ya neng untuk apapun itu nantinya" ucap bi Rum menarik Asya yang sudah terisak ke dalam pelukannya
"makasih bu, makasih banget" ucap Asya tulus
"iya sama-sama neng. Sana naik ke atas jangan lupa sholat"
"iya bu aku naik ya, jangan lupa istirahat bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOSHI
Teen FictionHOSHI dalam bahasa Jepang, nama ini memiliki arti 'bintang'. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang menyinari sekitar dengan kebaikan. bicara tentang HOSHI, siapa yang tidak tau geng ini. Geng yang jauh dari kata tawuran, bolos sekolah dan keban...