15.

4 1 0
                                    

Hari ini Asya sedang berada di rumah yang sangat megah milik keluarga Danendra. Tiga hari lagi pernikahan Asya dan Farhan akan di gelar hanya acara ijab qobul dan makan bersama keluarga saja. Resepsi pernikahan akan di adakan setelah mereka lulus sekolah nanti.

"bunda, ini cheesecake nya udah selesai. Mau bikin apa lagi? " Asya memang sudah di biasakan memanggil Mira dengan sebutan bunda dan papa untuk Bumi

"kamu ke ruang tamu sana istirahat, sebentar lagi juga mereka semua dateng"

"yaudah Asya pamit ya bun"

"Asya, boleh tolong panggil Farhan di atas? "

"duh bun, gimana ya? Suruh Fahri aja ya bun? Asya belum berani " ucap Asya menggaruk pipinya yang tidak gatal

"gapapa sayang, bunda percaya sama kalian"

"yaudah deh bun, aku pamit ya"

"iya sana"

Tok tok tok

"assalamualaikum, Farhan udah di suruh turun sama bunda" ucap Asya yang sudah berdiri di depan pintu kamar Farhan

"wa'alaikumsalam iya Sya tunggu bentar" teriak Farhan dari dalam

Asya memilih untuk menempelkan punggungnya di tembok samping pintu kamar Farhan sekaligus membenarkan hijab dan gamis yang berantakan karena membuat kue tadi.

"Sya? " Farhan keluar dengan baju kemeja hitam lengan panjang yang di lipat sampai siku, memakai celana jeans senada yang robek pada bagian lutut.

"iya Han" jawab Asya menenggak kan kembali punggungnya itu

"kalo mau istirahat dulu aja Sya di kamar tamu. Kamu pasti cape kan?" tanya Farhan saat mereka sudah berjalan menuruni tangga

"engga ko Han" Asya memilih menduduki sofa berukuran single

"kalian mau ikut nyambut opa apa disini aja? " tanya Mira yang sudah berdiri di depan mereka bersama Bumi

"disini aja bun, capek abang" keluh Farhan

"halah kamu ga kerja sama sekali, capek gimana coba" ucap Bumi

"udah ah! Kalian ga malu apa ada Asya? yaudah Farhan panggil Fahri ke atas aja kalo gitu" titah Mira

"bunda, sekarang tuh udah ada yang namanya handphone jadi aku ga perlu naik tangga untuk panggil Fahri. Oke? " Farhan mengeluarkan handphone dari saku celananya

"ya Allah punya anak rajin banget. Yaudah kalian tunggu sini ya, bunda sama papah mau sambut opa dulu di depan"

"bunda, Asya ikut aja deh" ucap Asya yang sudah berdiri

"gausah nak, kamu sama Farhan aja disini" ucap Bumi menahan

"iya kamu disini aja, yaudah bunda tinggal kedepan ya" ujar Mira menarik tangan Bumi menuju pintu utama

"deg-deg an ih " gumam Asya yang masih bisa di dengar Farhan

"tenang Sya, keluarga aku ga makan orang ko" canda Farhan

"ih Farhan, jangan bercanda loh"

"haha kamu tegang banget"

"takut aku ya Allah "

"santai aja, nih kek dia ga ada akhlak. Baru turun langsung makan " ucap Farhan menarik baju Fahri dari belakang seperti anak kucing

"ck, kakak masih mau sama yang kaya gini? " tanya Fahri

"sedikit terpaksa si Ri kaka hehe" jawab Asya cengengesan

"mending kaka nunggu aku gede" Fahri menyuapkan sesendok cheesecake kedalam mulutnya

"heh gosah gila! " sentak Farhan

"canda elah" ucap Fahri datar

"cindi ilih" ujar Farhan kesal

"Assalamualaikum " ucap Mira, Bumi dan Amar Al Fatih opa Farhan

"wa'alaikumsalam" jawab mereka semua yang langsung berdiri

"loh Asya? " tanya Amar

"kakek Amar? "

"kamu ngapain disini? "

"itu, anu ih Asya bingung jelasinnya" ucap Asya menggaruk pipinya yang tidak gatal

"kalian saling kenal? " tanya Farhan bingung

"Asya ini termasuk donatur yang sering datang ke panti kasih" jelas Amar

"FIX MANTU KESAYANGAN BUNDA" pekik Mira senang

"bunda suaranya " tegur Bumi

"hehe maaf pah, ayo duduk dulu sembari nunggu saudara yang lain" ajak Mira

"kakek, udah jarang liat kamu datang ke panti nak? " tanya Amar pada Asya yang kini duduk di samping Mira

"iya kek, cafe Asya akhir-akhir ini lagi ada masalah sedikit mengharuskan Asya setiap hari lembur di sana hehe" lagi dan lagi Asya menggaruk pipinya yang tidak gatal

"anak-anak panti rindu sama kamu, kakek pun rindu sama kamu khususnya rindu soto ayam buatan kamu haha"

"maaf ya kek, padahal Asya udah janji dua minggu sekali bakal kesana. Buat masakin soto ayam" sesal Asya menautkan kedua tangannya

"opa calon istri aku jangan di buat sedih dong" tegur Farhan yang sedari tadi diam

"ck alay" decak Amar

"bener banget tuh daddy, Farhan alay" ucap Bumi semangat

"ngaca! " ucap Amar malas

"assalamualaikum " ucap aunty Lina dan tante Dewi bersama keluarganya masing-masing

Let me tell you guys, suami aunty Lina namanya Raffi biasa di panggil uncle kutub oleh Farhan dan Fahri karena sifatnya yang sangat dingin. Aunty Lin punya dua anak, anak pertamanya perempuan bernama Salsa yang sekarang kelas 9 atau 3 SMP. Anak keduanya laki-laki bernama Vano duduk di kelas 5 SD mempunyai sifat yang sama persis seperti daddynya. tante Dewi dan om Andre belum mempunyai anak.

"wa'alaikumsalam" jawab mereka semua yang berada di ruang tengah

"ka Asya?! " pekik Salsa

"Salsa bukan sih? " tanya Asya bingung

"iya ka! Ya ampun aku seneng banget akhirnya bisa ketemu kaka lagi. Aku suka ke cafe tapi ga pernah ketemu kaka" ucap Salsa yang sudah berada di dalam pelukan Asya

"heh lepas! Abang aja belom pernah peluk" ucap Farhan menjauhkan Salsa dari Asya

"kayanya Asya terkenal ya? Tadi sama daddy sekarang Salsa " ucap Bumi

"hehe biasa aja om" menggaruk pipiny yang tidak gatal

"mommy inget kan? Cerita aku yang makan di AZ cafe nunggu pak Agus jemput, tapi uangnya kurang terus aku debat sama pelayan disana akhirnya ka Asya dateng" tanya Salsa yang sudah duduk menempel pada Asya

"jadi ini, ka Asya yang kamu ceritain? yang buat kamu setiap pulang sekolah pergi ke AZ cafe buat ketemu? Tapi ga pernah ketemu? " tanya Lina

"iya mom, aku langsung sayang sama ka Asya padahal baru pertama kali ketemu hehe" Salsa memeluk Asya dari samping

HOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang