18.

4 1 0
                                    

Satu minggu sudah pernikahan mereka, hari ini rencananya Asya dan Farhan akan pindah ke rumah Asya setelah membujuk Mira. Harusnya dua hari setelah mereka menikah, mereka sudah berada di rumah Asya tapi Mira menahan mereka berdua lebih lama.

"baju kamu yang mau di bawa segini doang Han? " tanya Asya setelah selesai memasukkan baju Farhan kedalam koper

"cukup ko kayanya, dua koper besar ini juga. Kalo kurang aku bisa ambil kesini atau beli" jawab Farhan tanpa mengalihkan pandangan dari handphone nya yang menampilkan game online kesukaan para lelaki, bahkan wanita?

"Ya! Lo ancurin tower ujung aja sana" ucap Farhan pada Arya yang memang menjadi salah satu teman mabarnya kali ini.

"Anjing! Ko kalah si, Bagas cacat nih mainnya. Jan di ajak lagi besok" gerutu Farhan

"Farhan ga baik! " tegur Asya

"hehe maaf atuh sayang, udah siap semua? " tanya Farhan bangkit dari sofa berjalan ke arah Asya yang ada di samping kasur itu.

"udah, yuk sekarang aja. Aku nanti sekalian mau mampir buat beli bahan dapur, tadi tanya ke ibu katanya udah pada abis semua. Boleh ya? " tanya Asya

"ya ampun pake tanya, gemes banget sih istri aku" mencubit kedua pipi Asya dengan pelan

"Ish! Sakit tau" Asya mengusap pipinya dengan bibir yang mengerucut kedepan

"eh bibirnya ga boleh gitu, mau di cium? " jahil Farhan

"Farhan ah!  Males, ayo turun ke bawah" ajak Asya mengambil satu koper besar milik Farhan

"eh, kamu gausah bawa koper!  Biar aku aja. Tas kamu taro di atas koper aja, kamu gausah bawa apapun" titah Farhan

"nanti kamu keberatan Farhan"

"nah, itu kamu tau berat. Jadi, kamu gausah bawa ya? " Farhan mengambil alih koper yang sudah di genggam oleh Asya dan meletakkan tas jinjing Asya di atas koper tersebut.

Memang Asya tidak membawa terlalu banyak pakaian, hanya beberapa baju tidur dan gamis serta kerudung instan maupun kerudung segiempat.

"tolong bukain pintunya Sya" pinta Farhan setelah perdebatan mereka berdua selesai

Mereka berdua pun keluar dari kamar Farhan, berjalan dengan Asya yang berada di depan Farhan "Sya gausah naik tangga, pakai lift samping kamar Fahri aja" ucap Farhan saat melihat Asya berjalan ke arah tangga

"loh emng ada? " tanya Asya bingung, pasalnya kurang lebih seminggu dia berada di sini, dia tidak melihat adanya lift disini

"ada, jarang sih yang pake itu lift" memang benar jarang sekali ada yang pake lift itu, rumah keluarga Danendra ini mempunyai tiga lantai, di lantai paling atas terdapat lapangan basket kecil untuk Farhan dan Fahri latihan. Ada juga tempat barbeque agar dapat melihat pemandangan yang indah.

Awalnya rumah mereka hanya dua lantai, tapi saat itu Mira mempunyai keinginan atau biasa di sebut ngidam saat mengandung Fahri untuk merenovasi rumahnya menjadi tiga lantai dan memiliki lift di dalam rumahnya. Jadilah Bumi langsung mengiyakan permintaan Mira itu dan berakhir mereka tinggal di rumah Amar selama kurang lebih satu tahun.

"kalian mau berangkat sekarang? " tanya Mira saat melihat anak dan menantunya keluar dari lift dengan membawa koper.

"iya bunda, besok juga masuk sekolah. Kalo berangkat malem takut cape" jawab Farhan

"yaudah yuk, kita anter kedepan " ajak Bumi

"jangan lupa sama bunda ya kalian. Farhan! Istrinya di ajak main keluar, jangan di umpetin mulu di dalem rumah. Pokoknya kalian harus sering kesini, bunda gamau tau! " ucap Mira saat mereka sudah sampai di depan pintu

"ya Allah bunda, kalo bunda kangen tinggal dateng ke rumah Asya loh. Ga jauh juga jaraknya"

"halah mana ada bunda kangen kamu" ucap Mira menghapus air mata yang keluar dengan sendirinya

"dih bunda nangis, sini peluk dulu" Farhan menarik Mira kedalam dekapannya

"heh! Istri papah nih, main peluk aja. Udah punya sendiri juga" ucap Bumi menarik Mira dari pelukan Farhan

"ssttt udah ah, Farhan inget apa yang bunda sampein. Baik-baik ya kalian disana. Asya kalo mau main kesini jangan sungkan ya nak! Kalo Farhan gamau di ajak kesini, telpon bunda aja. Biar bunda jewer kupingnya" ujar Mira membelai lembut kepala Asya yang tertutup kerudung berwarna hitam itu.

"iya bunda, papah aku pamit ya, assalamualaikum " ucap Asya menyalimi tangan keduanya

"wa'alaikumsalam" ucap mereka bertiga

Saat ini mereka sudah berada di dalam supermarket untuk belanja kebutuhan rumah Asya.

"Farhan ih! Kenapa ambil cemilannya banyak banget? " tanya Asya yang baru saja kembali dari tempat daging

"buat nyemil lah sayang" jawab Farhan yang masih fokus memilih cemilan itu

"siapa yang makan nanti? Mubazir kalo sebanyak itu"

"suami kamu nampung ko tenang aja oke? " tanya Farhan yang sudah mendorong trolly belanjaannya ke arah kasir.

"ini aja mas? " tanya mba kasir yang bernama Maya di lihat dari name tag yang di pakenya

"kamu mau beli apalagi sayang? " tanya Farhan pada Asya menghiraukan ucapan Maya, yang hanya di jawab gelengan oleh Asya

"adiknya ya mas? " tanyanya lagi, yang hanya di jawab senyuman oleh mereka berdua. Memang Farhan jauh lebih tinggi di bandingkan Asya, tinggi Asya hanya sebatas dada Farhan.

"berapa totalnya mba? " tanya Farhan mengambil dompetnya yang berada di saku hoodienya itu

"749.500 mas"

"ini mba" Farhan menyodorkan delapan lembar uang yang berwarna pink

"ini kembaliannya mas. Terima kasih sudah berbelanja disini"

Mereka berdua pun keluar dari pusat perbelanjaan tersebut dan kembali melanjutkan perjalanannya ke rumah Asya.

"Farhan, di belokkan rumah aku berhenti sebentar ya nanti"

"kamu mau apa? " tanya Farhan yang masih fokus menyetir

"alhamdulillah, hari ini aku punya rezeki lebih. Mau bagi sedikit rezeki yang aku punya sama adik-adik disana. Aku suka sedih kalo liat mereka, mereka kaka adik. Laki-laki dan perempuan, aku pernah tawarin mereka buat ikut aku ke panti tapi mereka gamau malah mereka kaya yang ketakutan gitu. Boleh kan aku berbagi sedikit sama mereka? " tanya Asya

"masya Allah sayang, ga mungkin aku ngelarang kamu untuk berbuat kebaikan. Apapun itu yang menurut kamu baik, lakuin aja ga perlu izin dari aku ya" ucap Farhan memberhentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berwarna merah

"gimana juga, aku harus izin sama kamu, Han. Kamu itu sekarang suami aku"

"ya ampun aku baper sayang" pekik Farhan

"ih apasih, lebay"

Farhan langsung turun dan memarkirkan mobilnya di dalam rumah Asya, beruntung Asya memiliki garasi yang bisa di masuki oleh satu mobil. Mengambil belanjaan yang ada di dalam bagasi dan membawanya masuk kedalam rumah

HOSHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang