2

829 64 1
                                    

Win berjalan di bawah redupnya lampu jalanan kota Bangkok,suasana sunyi dan dingin menambah rasa was was di hati Win. (tak tak tak) suara langkah kaki terus mengikuti kemana Win pergi, keringat dingin mulai bercucuran Win menghentikan langkah kakinya dan berbalik badan melihat ke belakang namun tidak ada siapa siapa. Win menghela nafas panjang lalu melanjutkan perjalanannya, namun lagi lagi suara itu terus mengikutinya dari belakang, Win mempercepat langkahnya tapi suara langkah kaki itu terus mengejar 'Tuhan tolong aku tuhan' doa win dalam hatinya tak henti henti. Tanpa aba aba Win menghentikan langkahnya dan berbaik kebelakang membuat orang yang mengikutinya kaget dan "Mmmph" pria dengan pakaian serba hitam dengan jas selututnya membungkam Win dengan saputangan berwarna hitam pula, Win berusaha berontak ia sudah kehilangan oksigen, ketika ada kesempatan Win berusaha mengambil oksigen sebanyak banyaknya namun semakin ia berusaha bernafas badannya semakin melemah lalu kehilangan kesadarannya.

Win terbangun di ruangan yang terlihat asing baginya cat berwarna abu abu dengan tema klasik, lukisan lukisan antic memenuhi seluruh ruangan tersebut. Win yang belum sepenuhnya sadar baru menyadari kedua tangannya diborgol seperti seorang tahanan ditambah lehernya yang ikut terborgol juga layaknya seekor anjing yang di kekang majikannya. Win berusaha melepaskan borgol di tanggannya lalu dilehernya namun semakin Win berusaha lepas rantai tersebut semakin mencekiknya dan hampir membunuhnya 'Tuhan apa yang sedang terjadi? Dimana aku?' kata kata itu tentunya hanya bergumam di lubuk hatinya. (tok tok tok) Langkah kaki terdengar dari balik pintu dimana Win dikurung (cklek) gagang pintu berputar kebawah bersamaan dengan pintu yang terbuka. Terlihat seorang pria berwajah tampan dengan tatapan yang tak dapat di artikan, pria tersebut tak hentinya menatap Win dengan tajam. Dengan kedua tangan yang masih tersembunyi dibalik kantung celananya pria tersebut berjalan menghampiri Win bersamaan dengan Win yang terus mundur menghindari pria yang sudah mendekatinya.

"Halo NongWin" Suara pria tersebut bergema, dengan pakaian rapi serba hitam harusnya terlihat menawan, tetapi dimata Win dia lebih terlihat menyeramkan ditambah senyum psikopatnya.

"D...ddarimana kau tahu namaku?" Win terbata bata, tentang ekspresi dan keadaan Win saat ini kalian pasti tahu keadaannya. Wajah pucat, keringat dingin bercucuran,tangannya bergetar dan suasana hati yang kacau.

"Metawin Opas-iamkajorn Thanat Opas-iamkajorn ohh sungguh keluarga yang manis bukan?" Pria itu setengah berjongkok meraih wajah Win dengan tangannya dan mengusap ngusap wajah Win menyingkap kan rambutnya. Walau tangannya mengusap wajah Win dengan lembut tapi Win tahu itu bukanlah rasa kasih sayang tetapi lebih ke keinginan membunuh Win saat itu juga.

"Bbb...bagaimana kau tahu ayahku? Kau siapa?"

"Hmmm bagaimana aku tidak tahu pembunuh kelas kakap seperti ayahmu?!" pria yang tadinya membelai pipi win dengan lembut berubah menjadi genggaman kasar dikedua pipi win. (deggg) Win seperti terjatuh dari ketinggian mendengar pria tersebut bilang bahwa ayahnya seorang pembunuh, namun Win berusaha tidak mempercayainya

"Kau berbohong ayahku bukan pembunuh!!!" Win berteriak di hadapan wajah pria tersebut(Plakkkkk)satu tamparan yang sangat kuat mendarat di pipi Win membuat ujung bibir Win sedikit berdarah

"Maaf tapi aku tidak suka di teriaki" dengan wajah tak berdosa pria itu melihat lihat telapak tangannya sendiri

"Apa maumu? Siapakau?"

"Sepertinyakau lupa padaku Nong Win (Nong panggilan di thai kepada orang yang umurnyalebih kecil), apa kau melupakanku? Kau tidak ingat dua hari yang lalu kitapernah bertemu? Hah??" pria tersebut menampilkan mimik wajah seakan akan sedangsedih.Win berusahamengingat ngingat dimana ia pernah bertemu dengan pria jahat tersebut.

*Flashback 

Win berjalan keluar dari sebuah apotik dengan sekantung plastic obat di tangannya, sedangkan matanya tertuju pada plastic obat obatan tersebut sehingga tidak memperhatikan jalan. (brukkk) Win menabrak seseorang didepannya membuat obat obatannya jatuh berantakan

"Maafkan aku Phi aku tidak memperhatikan jalanku (Phi panggilan untuk kakak di thai)" Win sibuk memungut obat obatan yang tergeletak. Pria tersebut terus memandangi wajah Win seperti mengingat sesuatu.

"Phi.... Phi kha apa kau baik baik saja?" Win mengibas ngibaskan tangannya di depan wajah pria tersebut membuat si pria tersadar

"Aku baik baik saja"

"Kalau begitu aku pergi duluan"

"Euhh tunggu, kamu sangat cantik apa aku boleh tahu namamu?" Alibi pria tersebut

"Metawin panggil saja Win, lalu nama Phi?"

"Ohh namaku Bright"

"Ohh P'Bright kalau begitu sampai jumpa" Win melambaikan tangannya dan berbalik meninggalkan Bright lalu dibalas senyuman oleh Bright. Ketika Win semakin menjauh senyum Bright perlahan memudar lalu menjadi tatapan menyeramkan.Sejak saat itu Bright memanggil anak buahnya untuk mengawasi Win untuk memastikan apakah Win targetnya atau bukan karena wajah Win sangat mirip dengan wajah seseorang yang sudah lama ia cari...

"Bright? Apakau Bright? Apa maumu?" Win sudah mengingat kejadian tempo hari ketika ia pulang dari apotik

"Ohh kau 

sangat pintar Win sama seperti ayahmu""Tolong hentikan ini, apapun masalahmu dengan ayahku itu semua sudah berakhir! Ayahku sudah meninggal" win menangis mengingat kembali Alm.Ayahnya.

"Karena ayahmu sudah mati!! Jadi kaulah yang harus menggantikannya" Bright mendaratkantamparan tamparan kecil di pipi Win

"Apa yang ayahku lakukan padamu?!"

"Apa kau benar benar ingin tahu apa yang ayahmu lakukan??? Hmm?" Bright mengangkat dagu Win sehingga sejajar dengan wajah Bright

"Ayahmu telah membunuh orang yang sangat aku sayangi!!" mata Bright memerah rahangnya mengeras bibirnya bergetar menahan amarahnya, bahkan satu tetes air mata jatuh dari ujung matanya dan langsung diseka oleh tangannya sendiri.

"Kau berbohong!! Ayahku tidak akan pernah melakukan hal seperti itu!" Win berusaha tidak mempercayai kata kata Bright

"Kau sama saja seperti Ayahmu!! Kau selalu mengelak seperti dia! Kau tidak pernah menerima bahwa kau keluarga pembunuh!! Ha ha ha lucu sekali" Bright dengan senyuman kesalnya.

"Lalu apa kau akan membunuhku?"

"Tentu saja tidak Nong Win, tapi aku akan membuat hidupmu terasa mati setiap detiknya!" Bright berdiri dan beranjak meninggalkan ruangan meninggalkan win sendirian.Badan Win lemas terkulai hatinya kacau Win menangis sejadi jadinya ia bukan membayangkan apa yang akan terjadi padanya, namun yang terjadi pada ibunya saat ia tidak ada nanti. Ibunya adalah hidupnya dialah yang membuat Win tetap bertahan hidup sampai saat ini........




Gimana gimana seru gak? maaf kalo sedikit ngaco:( komen sama vote dong biar mimin makin semangat up nya:)

One Paid Two || BrightWin || BWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang