9

499 58 0
                                    

"Tuan ada surat undangan untukmu" Alex memberikan sebuah surat

berwarna cokelat terikat pita berwarna abu. Bright mengambil surat dan segera

membacanya

"Aku sibuk akhir akhir ini

sepertinya aku tidak bisa datang" Bright melemparkan surat undangan tersebut ke

meje di depannya.

"Keluarga Phunsawat adalah keluarga

terpandang tuan, ini akan menjadi kesempatan bagus" Alex

"Kesempatan apa maksudmu?" Bright

"Kesempatan untuk mempublikasikan

status Tuan dengan Win seperti rencana kita sebelumnya" Alex

Bright memiringkan kepalanya sambil

tersenyum dan mengangguk angguk kecil

"Apa kau yakin mereka (musuh Bright)

juga datang kesana" Bright

"Aku sudah memeriksa ini sebelumnya

tuan, dan mereka juga pasti diundang" Alex

Bright mengambil kembali surat itu

dan membacanya kembali, seperti sedang mencari sesuatu pada undangan itu

"Ahh itu akhir minggu ini, tapi

tangan Win sedang terluka bagaimana aku bisa mengenalkannya pada orang orang? Aku

tidak ingin dianggap tidak bisa menjaga pasangan hingga membuatnya terluka"

Bright

"Apa kau peduli tentang hal itu

tuan?, tujuan kita hanya untuk mempublikasikannya" Alex

"Euhh persetan dengan semua itu"

Bright

Bright tampak berfikir keras dengan

tatapan kosongnya(Hayo mikirin Win ya??), namun tak lama ia menggelengkan

kepalanya kasar dan merubahnya menjadi senyuman licik.

.

.

Bright berdiri di pintu kamar

melihat ke arah Win, begitupun Win yang berada di ujung kamar langsung melihat ke

arah Bright. Win melihat kiri kanan memsatikan Bright benar benar

memperhatikannya atau bukan

"Kenapa Phi berdiri disana?" Win

memberanikan diri bertanya, Win sudah membuang jauh jauh kebenciannya pada

orang yang sedang menyiksanya itu, ia hanya sedang menunggu kematian yang akan

datang kapan saja padanya ia sudah memberikan dan mengabdikan seluruh hidupnya

pada Bright.

"Ini kamarku, aku bebas berdiri

dimanapun" jawab Bright ketus lalu berjalan masuk dan duduk di ujung kasur

sambil membuka kancing lengan kemejanya lalu melipatnya. Sedangkan Win

memperhatikan Bright "Dia sangat tampan, tapi kenapa sangat jahat?" dalam hati

Win ia duduk dengan menekuk dua kakinya dan memeluknya,sedangkan dagunya bersarang di lututnya. Matanya tidak

One Paid Two || BrightWin || BWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang