author pov
jika lisa terus melempar senyuman sepanjang langkah kaki mereka yang berjalan beriringan, maka jennie sebaliknya.
gadis berpipi mandu itu dengan wajah datar yang khas, kedua tangannya juga bersedekap di dada, dan hanya mengikuti langkah kaki lisa yang sedang berjalan, menuju perpustakaan.
lisa melirik jennie dengan ujung mata, ketika netra obsidiannya melihat eksistensi jennie yang tengah menampilkan raut wajah datar tanpa senyum, gadis tinggi itu tetap tersenyum dengan tipis.
"muka lo kalo datar kaya gitu terus, anak kecil yang liat juga bakal nangis jen." lisa membuka suara, sedikit terkekeh.
"bodo amat, dari pada lo. senyum mulu, sok kenal sama orang."
"senyum sama orang yang ngga dikenal jauh lebih baik, ketimbang ngerengut sama orang yang ngga dikenal."
"lo nyindir gue?"
"ngga, cuma ngasih tau."
bagi lisa, jennie itu walaupun kadang sering berbuat nakal padanya. namun kata lucu, adalah satu kata yang pas untuk jennie ketika gadis itu sedang merasa kesal atau pun jengkel, seperti sekarang.
tak dapat lisa mengelak, dua minggu lebih sudah keduanya berteman dan saling bersama nyaris setiap hari. tentu saja kedekatan itu kini telah membuat lisa bisa lebih memahami tentang jennie.
ya walaupun, gadis itu lebih banyak liar.
tapi setidaknya hal-hal kecil seperti; jennie yang tidak terlalu suka tersenyum, jennie pemarah, dan jennie yang sangat agresif, sudah bisa lisa mengerti sedikit demi sedikit.
lalu sejenak lisa menghembuskan nafas, jarak menuju perpustakaan yang letaknya ada di lantai tiga masih lumayan jauh. dan jennie, gadis itu sebenarnya tak ada niat ingin kesana jika tidak karena lisa.
"lisa."
"apa?"
"lo kan pinter nih, gue mau nanya deh."
"nanya apa?"
dengan kedua langkah kaki yang masih berjalan beriringan di sepanjang koridor.
hanya pada lisa, jennie akan melempar senyum. dan seperti sudah menjadi kebiasaan, jennie akan selalu menatap raut wajah gadis tinggi itu dari samping, sembari ia membuka suara dengan bertanya.
"gue pernah baca di salah satu artikel, katanya seks itu bermanfaat banget buat kesehatan tubuh seseorang, emang bener ya?"
sebelum ingin membalas, lisa mengulum bibir sebentar lalu balik menatap jennie dengan tersenyum. karena lisa tahu, pertanyaan ini sepertinya hanyalah sebuah jebakan semata.
"iya bener, apalagi kalo untuk nurunin berat badan, seks itu bermanfaat banget."
"sumpah? bisa buat nurunin berat badan?"
lisa tersenyum dengan mengangguk guna menjawab iya. setelahnya gadis tinggi itu juga sengaja memberhentikan langkah kakinya.
jennie pun ikut berhenti, dengan kedua netra tajam yang tak pernah lepas dalam menatapi lisa, apalagi ketika gadis tinggi itu melanjutkan kalimat dan menjelaskan secara rinci pada hadapan jennie.
"iya, seks itu termasuk olahraga yang bisa buat nurunin berat badan. karena ketika dua orang ngelakuin hubungan intim selama 20 menit, ada sekitar 96 kalori yang ada di tubuh mereka itu bakal kebakar."
"dan lagi, orang yang ngelakuin hubungan intim itu punya tingkat imunitas yang lebih tinggi. apalagi buat mereka yang sering ngelakuinnya dua kali seminggu, bisa bantu nurunin tekanan darah sama ngurangin rasa stres yang ada di otak." lanjut lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE - JENLISA ✔
General Fiction❝ Jangan panggil gue Jennie Ruby Jane, kalo gue ngga bisa naklukin seorang Lalisa Manoban. ❞