author pov
disibukkan dengan aktivitas sekolah adalah hal yang kerap kali lisa lakukan, nyaris setiap hari.
entah itu mulai dari membantu pengawas perpustakaan menyusun buku, membantu guru mengoreksi nilai, membantu murid lain belajar di ruangan yang khusus, dan banyak lagi hal membantu lainnya yang sering lisa lakukan.
seperti sekarang. ia bukan sedang kebagian tugas, namun memang karena lisa sudah terbiasa menghabiskan waktu istirahat untuk hal yang jauh lebih berguna, ketimbang hanya duduk di kantin lalu bersenda gurau tak jelas.
tepat saat satu tangan lisa ingin menggapai buku yang cukup tebal pada rak paling atas, dua tangan milik jennie tiba-tiba saja melingkar pada leher lisa.
dan setelahnya gadis berpipi mandu itu menyembulkan wajah tepat di samping wajah lisa.
"hai, sayang lagi apa?" suara jennie menyapa.
sudut bibir lisa tersenyum dengan samar, dia kemudian berbalik menatap eksistensi jennie yang tengah menampilkan senyuman tipis pada hadapan lisa.
"aku mau baca buku, kamu ngapain ke sini?"
"kangen, makanya aku ke sini."
"ngga jadi makan di kantin?"
"ngga."
"kenapa? katanya perut kamu laper."
sebelum jennie ingin membalas, lisa lebih dulu membawa tubuh jennie untuk duduk pada bangku khusus untuk pembaca. dan setelah itu, mereka sama-sama mendudukan diri dengan bersebelahan di sana.
"laper aku udah ilang, ke ganti sama rasa kangen buat kamu." ucap jennie.
"bisa gitu?"
"bisa dong."
lisa terkekeh kecil merasa lucu, ia lalu mengusap kepala jennie sebentar dengan tersenyum. sampai lisa mengalihkan pandangan, menatapi cover buku yang ada pada atas meja.
ketika atensi lisa sedang sibuk dengan kegiatannya yang mulai membuka tiap halaman buku, jennie mendekatkan tubuhnya. tanpa permisi memeluk dengan erat pinggang milik lisa, lalu menumpukan juga dagunya pada bahu kanan lisa di sana.
"sayang."
suara jennie memanggil, begitu pelan nyaris berbisik. namun lisa seolah hanya terpusat pada dunianya sendiri, dan jennie tetap menampilkan senyum walau tak ada mendapat sahutan.
berhubung seragam sekolah mereka yang memang berlengan pendek, satu tangan jennie lalu sengaja terangkat untuk mengelus lengan lisa dan membentuk garis-garis yang asal di sana.
hingga kemudian perlakuan jennie itu berhasil membuat lisa menoleh.
"kenapa?" tanya lisa.
"aku juga pengen diperhatiin, kaya kamu merhatiin buku itu."
"yaudah iya, ini aku perhatiin kamu."
jennie tersenyum senang ketika melihat lisa yang langsung menurut, gadis tinggi itu menutup bukunya dan beralih memandangi jennie.
satu tangan jennie di bawah sana juga masih setia memeluk pinggang lisa dan lisa sepertinya tak ada merasa risih sama sekali, bahkan lisa juga balas tersenyum pada jennie.
"temen kamu udah pada tau kalo kita pacaran?" jennie membuka suara dengan bertanya.
"iya, udah."
"mereka ga marah?"
"ngapain mereka harus marah?" lisa balik bertanya.
"ya kan aku—"
"jennie, dengerin."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE - JENLISA ✔
General Fiction❝ Jangan panggil gue Jennie Ruby Jane, kalo gue ngga bisa naklukin seorang Lalisa Manoban. ❞